Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendalami Novel "Refrain" Karya Winna Efendi

22 Februari 2018   16:45 Diperbarui: 22 Februari 2018   16:50 3811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.", tulis Winna Efendi untuk mengawali prolog dalam Refrain: Ketika Cinta Selalu Pulang.

Novel yang pernah diangkat ke layar lebar dengan judul sama ini adalah karya ketiga Winna Efendi yang diterbitkan pada September 2009. Winna Efendi lahir pada 6 Januari 1986 dan telah berkeliling Eropa saat usianya 11 tahun. Karya-karya Winna banyak dipengaruhi oleh penulis Roald Dahl, Sarah Dessen, dan Sophie Kinsella. Dikenal sebagai penulis yang banyak memiliki wawasan seputar mancanegara dan lika-liku kehidupan anak muda, penulis yang menetap di Jakarta ini pun mampu menghadirkan cerita-cerita yang menarik para pembacanya.

Karya novel Winna yang sudah bisa dinikmati pembaca: Kenangan Abu-Abu (2008), Ai (2009), Refrain (2009), Glam Girls Unbelievable (2009), Remember When (2011), Unforgettable (2012), Truth or Dare (2012), Draft 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu (2012), Melbourne: Rewind (2013), Tomodachi (2014), Happily Ever After (2014), Girl Meets Boy (2015). Diantara novel tersebut, 2 novel sudah diangkat ke layar lebar, yaitu Refraindan Remember When.

Disamping novel-novel tersebut, Winna juga berkontribusi pada novel edisi pertama The Journeys (2011), sebuah antologi kisah perjalanan 12 penulis dari Gagas Media.

Berikut sejumlah penghargaan yang pernah diraihnya, yaitu :

- Long list Khatulistiwa Award untuk Penulis Muda Berbakat (2009)

- Short List Anugerah Pembaca Indonesia cover fiksi favorit untuk Refrain (2009)

- Long list Anugerah Pembaca Indonesia novel fiksi favorit untuk Refrain (2009)

Berbeda dengan karya sebelumnya yang berlatarkan Jepang, Refrain menyorot cerita mengenai kehidupan remaja SMA di Indonesia. Refrain berfokus pada tiga tokoh utama; Niki, Nata dan Annalise yang bersekolah di SMU Harapan, Jakarta. 

Winna yang novel-novelnya terinspirasi oleh kenangan masa kecilnya, persahabatan, dan hidupmengulas mengenai keseharian remaja yang melibatkan indah dan sakitnya jatuh cinta, mempertahankan persahabatan, masalah dalam keluarga, kekhawatiran mengenai masa depan, pencarian jati diri, dan perseteruan dengan teman di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan kisah persahabatan ketiga tokoh utama yang terancam hancur karena cinta segitiga di antara mereka, Annalise yang merasa tidak disayang oleh Mamanya, Nata yang memutuskan untuk menempuh pendidikan musik di luar negeri, perseteruan Niki dengan Helena, temannya di sekolah, dan masih banyak lagi.

Winna merunut cerita-cerita dan peristiwa di dalam Refrain dengan rapi dan teratur dengan alur maju. Mulai dari saat Niki dan Nata masih SMP dan berjanji jika mereka jatuh cinta maka mereka harus saling cerita, pertemuan Niki dan Nata dengan Annalise, Nata yang lama-kelamaan jatuh cinta pada Niki, Annalise yang diam-diam menyukai Nata, Niki yang berpacaran dengan Oliver, Helena yang merebut Oliver, Annalise yang kemudian berpacaran dengan kakak NataDanny, Nata yang melanjutkan pendidikannya di luar negeri, hingga epilog dimana Niki dan Nata yang bertemu kembali di Indonesia saat mereka telah dewasa.

Dalam Refrain, terdapat tiga tokoh utama yang menggerakkan roda cerita. Di antaranya adalah; Niki, Nata, Annalise.

Niki adalah sahabat Nata sejak kecil. Dulunya, Niki sangat tomboy dan bandel hingga kemudian saat SMA berubah menjadi gadis yang sangat memperhatikan penampilan, centil, dan menjadi anggota cheer leaders. Hal ini dibuktikan dalam kutipan berikut:

 "...Padahal, dari dulu Niki kan pendek, kecil, dan pakai kawat gigi. Pokoknya boyish abis. Rambutnya juga biasa dibiarkan pendek dan menjuntai hingga leher, lebih banyak terkena matahari sehingga ujungnya pecah-pecah.".Hal ini dijelaskan pula dalam "Niki yang dikenalnya dulu adalah anak perempuan bandel yang tidak gentar memanjat pohon jambu di halaman rumahnya. Anak kecil yang cekikikan sambil mengebut dengan sepeda gunungnya, juga tak ragu bermandi hujan dan air banjir yang becek." dan "...Akhir-akhir ini, Niki jadi gemar dandan. Dia jadi salah satu anggota cheers, jadi tergila-gila dengan warna pink, selalu diet dengan hanya mengonsumsi makanan rendah kalori, dan jadi... centil."

Niki sangat bahagia ketika Annalise pindah ke sekolahnya dan segera mengajaknya masuk ke lingkaran persahabatan mereka. Niki yang saat itu menjadi cheer leadersdalam turnamen basket team sekolahnya melawan team SMU Pelita, menarik perhatian kapten teambasket SMU Pelita yang bernama Oliver. Singkat cerita, mereka berpacaran hingga hubungan keduanya berakhir setelah Oliver membohongi Niki dan malah berpasangan dengan Helena di acara prom nightsekolahnya.

Nata adalah laki-laki pendiam yang mahir bermain gitar. Kecintaannya pada musik membuat Nata seringkali menciptakan lagu sendiri dan diterima di universitas musik di Amerika atas rekomendasi guru musiknya. Hal ini diperkuat oleh kutipan: "Dia selalu berkata bahwa lagu-lagu Nata harus didengarkan oleh semua orang, ada dalam setiap CD player dan dikumandangkan di stasiun radio terkenal." 

Nata adalah sosok yang terlihat cuek, namun sebenarnya peduli, seperti yang diceritakan oleh Annalise: "Justru hal itu yang bikin Nata menarik. Hal-hal kecil kayak kebiasaannya ngomel panjang-pendek kalau ngerasa direpotin walau akhirnya dia lakukan juga. Sering kali Nata terkesan cuek, padahal dia sebenernya peduli".Menurut Niki, Nata terlihat dewasa namun sebenarnya ia masih kekanak-kanakan: "Dia kan jutek, nyolot, dan sok dewasa. Sikapnya aja yang keliatan cool, tapi sebenernya dia kayak anak kecil."

Nata diam-diam menyukai Niki namun takut hal itu akan merusak persahabatannya. Saat Niki berpacaran dengan Oliver, Nata tentu saja tidak menyukai fakta itu. Contohnya, saat Nata mengintip Oliver yang datang ke rumah Niki; "Oliver membukakan pintu mobil untuk Niki, lalu berjalan memutar ke arah pintunya sendiri. Nata melihat sebuket mawar merah dalam genggamannya. Cih. Hanya playboy yang membawa bunga untuk cewek, hatinya tidak tahan untuk tidak berdesis sinis."

 Annalise, perempuan berdarah Russia-Amerika-Indonesia yang merupakan putri dari seorang model senior internasional bernama Vidia Rossa Roberts seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut; "... mamanya adalah Vidia Rossa Roberts, model senior yang masih sering muncul di vogue walau usianya sudah hampir empat puluh. Model berdarah Russia-Amerika-Indonesia yang namanya sudah malang-melintang di dunia fashion..."Niki yang tergila-gila dengan Vidia Rossa lantas sangat antusias berkenalan dengan Annalise. Nata pertama kali bertemu Annalise di UKS saat menunggu Niki selesai latihan cheer leaders. 

Dari situlah, Annalise masuk dalam lingkaran persahabatan Niki dan Nata. Annalise sangat mencintai fotografi seperti yang diutarakan dalam kutipan berikut; "Aku suka konsep fotografi---seakan-akan momen yang ditangkap lensa akan tetap di sana untuk selamanya."Memiliki Mama yang super sibuk membuat Annalise jarang bertemu dengan Mamanya yang sibuk bekerja di luar negeri. Hal ini dijelaskan dalam cerita Annalise pada Niki dan Nata;  "Mama memang jarang pulang. Sibuk dengan jadwal fashion show yang padat,belum lagi ngurusin butiknya yang baru. Aku sih, udah terbiasa kalau Mama pergi berbulan-bulan lamanya, kadang hanya kembali beberapa hari, terus langsung pergi lagi."Namun sebenarnya, Annalise merasa sedih saat ditinggal oleh Mamanya hingga berbulan-bulan lamanya seperti yang dijelaskan dalam; "Sebenarnya, Annalise sedikit berbohong. Dia tidak pernah benar-benar terbiasa dengan kepergian Mama. Setiap kali Mama pergi untuk jangka waktu lama dan tidak menghubunginya, Annalise merasa sedih..."Sedangkan Ayah Annalise bercerai dengan Mamanya lima tahun yang lalu seperti yang diceritakan oleh Annalise; "Orangtuaku bercerai waktu aku masih kecil. Sekarang, Papa udah menikah lagi dan tinggal di Bali."

Dalam penguraian cerita di novel Refrain,Winna menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan berikut; "...Annalise terdiam sejenak, ragu untuk menanyakan pertanyaan Nata yang membebani pikirannya belakangan ini. Dia takut mendengar jawabannya, tapi lebih takut lagi menemukan Mama mendadak pergi seperti yang sering dilakukannya..."Winna mengemukakan isi hati dan pemikiran dari setiap tokoh yang ambil bagian.

Seperti karya-karya lain dari Winna Efendi, sang penulis terinspirasi dari kenangan masa kecilnya, persahabatan, dan hidup. Bisa jadi, Refrainterinspirasi dari kisah masa SMA Winna Efendi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun