Mohon tunggu...
Regita Andhini
Regita Andhini Mohon Tunggu... -

Ordinary Woman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengeja Embun Desember

6 Januari 2014   07:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengeja Embun Desember

[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="Mengeja Embun Desember"][/caption] By Telaga Sastra Saat Embun Pagi Desember tuliskan Pagi Aku mengejanya sebagai Rindu Begitupun saat Perak Matahari membawamu pergi Aku membacanya seumpama hampa Akupun tak pernah tahu saat kapan aku bisa mengeja Rindu Akupun tak lagi bisa mengingat saat kapan hati ini menjadi hampa Pernah ku mengutuk pagi saat ia bawa Matahari tuk bawamu pergi Pernah pula ku mengutuk matahari telah tega bawamu sirna Kinipun aku tahu embun hanya datang di pagi hari Begitupun Rindu yang engkau ajarkan aku untuk mengejanya Serupa angin ia hanya datang untuk baluti rasa sepiku Selindap pagi yang mengendap pergi ikuti langkah matahari Ia menjauh saat kumulai bisa menuliskan embun sebagai Rindu Ia menjauh saat hangat matahari membelainya Pagi tetaplah pagi, begitupun saat embun telah pergi Tak beda Rindu, ia tetaplah Rindu meski aku mengejanya serupa hampa Saat embun guratkan pagi Kini aku mengejanya sebagai Hampa Begitupun saat perak sinar matahari tersenyum aku mengejanya serupa nestapa Nusa Indah, 27122013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun