Mohon tunggu...
REGITA ALLYSA P
REGITA ALLYSA P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, nama aku gitaπŸ˜‡ πŸŽ§πŸ§πŸŽ€. ⊹ β‚ŠΛšβ™‘

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penipuan Pembelian Baju Hari Raya terhadap Seorang Mahasiswa Rantau Bandung dan Seorang Influencer

15 Februari 2024   15:58 Diperbarui: 15 Februari 2024   20:56 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak terasa, hanya tinggal menghitung beberapa hari lagi, seluruh umat islam di dunia akan menyambut bulan suci Ramadhan. Tidak sedikit masyarakat Indonesia sudah mulai mencari-cari pakaian yang akan mereka kenakan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, dengan alasan harga yang masih terjangkau dan juga beberapa orang yang tidak ingin berebut dengan pelanggan lain, karena pastinya pusat perbelanjaan akan penuh ketika memasuki bulan Ramadhan. Namun, tak sedikit orang lebih memilih membeli pakaian lebarannya melalui Online Shop,Β dengan alasan lebih praktis dan harga yang terjangkau. Dibalik itu, terdapat beberapa kasus penipuan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang tentunya menyebabkan kerugian finansial maupun emosional bagi para korbannya.Β 

Seperti yang terjadi pada Senin, (12/02/2024), seorang mahasiswa dari salah satu universitas di Bandung bernama Octa mengalami penipuan saat hendak membeli pakaian lebaran. Ia mengatakan bahwa saat dirinya hendak mencari beberapa referensi pakaian lebaran, ia menemukan satu akun di instagram yang menjual beberapa pakaian muslim yang cocok dengan seleranya, ketika sedang menghubungi admin dari olshop tersebut pun tidak ada keanehan yang terjadi. Sampai pada akhirnya ia pun sepakat untuk mebeli baju lebaran yang sudah ia pilih di akun tersebut dan mengirimkan uang pembayarannya sebesar Rp. 800.000 melalui transfer bank kepada admin penjualnya. Setelah melakukan pembayaran, admin tersebut kembali menghubungi Octa dengan mengatakan bahwa Octa akan mendapatkan membership dengan berbagai keuntungan yang akan didapat namun Octa harus mengirimkan uang kembali sebesar 300 ribu rupiah kepada penjual, setelah admin tersebut mengatakan hal seperti itu Octa merasa bahwa dirinya tertipu, karena beberapa hal yang mencurigakan dan juga ada beberapa vidio yang ia tonton diplatform media sosial mengenai ciri-ciri penipuan-penipuan pada online shop.Β 

Setelah menyadari hal tersebut, Octa mencari nama asli admin itu dengan melacak menggunakan nomor telepon menggunakan aplikasi Get Contact. Sesuai dengan dugaannya, benar saja akun tersebut merupakan akun penipu karena terdapat beberapa orang yang menamai kontaknya dengan "Penipu" atau "Tukang Tipu". Mahasiswa yang kini tengah merantau itu mengaku teledor, karena seharunya dari awal ketika ia ingin membeli pakaian itu ia periksa dulu akun instagramnya dan juga kontak dari sang penjual. Namun, karena tergiur dengan model pakaian yang bagus dan harga yang cukup terjangkau, ia tergesa ingin membelinya dan akhirnya terkena jebakan oleh oknum penipuan tersebut.Β 

Setelah mencari tau mengenai akun media sosial oknum peipuan itu, ternyata ada beberapa orang juga yang terkena jebakan oknum. Salah satu influenser Indonesia diplatform TikTok dengan nama akun @erikarichardo ternyata juga mengalami hal serupa, dia menceritakan kronologinya pada laman media sosialnya bahwa ia baru saja terkena kasus penipuan yang serupa dengan kasus yang dialami oleh Octa. Erica bercerita bahwa ia ingin membeli pakaian untuk merayakan hari raya imlek, namun ketika ia mencari dibeberapa offline maupun online store tidak ada pakaian yang sesuai dengan apa yang dia inginkan. Hingga ketika ia sedang membuka akun media sosialnya, muncul beberapa rekomendasi dari instagram (instagram ads) yang memperlihatkan berbagai pakaian untuk imlek dan ia pun menghubungi salah satunya.Β 

Awal mulanya Erika tidak merasa curiga dengan akun instagram tersebut, karena respon dari sang penjual pun baik dan tidak ada yang mencurigakan. Singkat cerita, Erika memesan 2 buah pakaian yang menarik untuknya dan kemudian ia melanjutkan pembayaran kepada pihak toko tersebut sebesar 1,6 juta rupiah. Namun tiba- tiba, admin tersebut mengatakan bahwa Erika telah mengaktifasi membership dengan membayar sebesar 1,6 juta tersebut, maka dengan itu jika Erika ingin melanjutkan proses pengiriman dengan membership, ia harus mengirimkan uang lagi sebesar 1 juta rupiah untuk fee membershipnya. Setelah berbicara seperi itu, sebenarnya Erika sudah mengetahui bahwa online shop tersebut menipu dirinya, setelah itu dia mencari nama pemilik akun olshop tersebut dengan menggunakan aplikasi yang serupa dengan kejadian Octa sebelumnya, dan ditemukanlah nama "Ade billy kaic" dan "mamat".

Setelah mengetahui nama dari pemilik nomor telepon itu, ia mencoba menghubungi adminnya kembali dengan cara membujuk agak pesanan yang sudah terlanjur ia pesan dapat dibatalkan, dengan alasan ia tidak mempunyai cukup uang untuk membayar fee membership tersebut. Dan lagi, akun adminnya tetap mengatakan bahwa influenser tersebut tetap harus membayar uang sebesar 1 juta rupiah agar uang bisa dikembalikan dan untuk aktifasi membership. Erika juga sempat memberi tahu mengenai akun instagram yang menipunya itu, yaitu dengan nama instagram @aylin_fashion.id

Dari 2 kasus yang sudah saya ceritakan kita dapat menarik beberapa pelajaran, bahwa kita harus lebih cermat dalam memilih online shop untuk berbelanja. Kita tidak boleh melihat hanya karena barang yang diperlihatkan bagus dan harga yang ditawarkan terjangkau, tetapi lihat terlebih dahulu latar belakang dari toko tersebut seperti, jumlah pengikut pada akun mereka asli atau tidak, cek pula nomor teleponnya terlebih dahulu. Karena sekarang banyak sekali kasus penipuan yang tidak hanya menipu targetnya melalui telepon saja, tetapi juga penipuan berkedok penjualan barang ataupun pakaian melalui berbagai macam platform media sosial.Β 

Di era modern ini, sudah banyak tersedia banyak aplikasi yang memungkinkan kita untuk menilai kepercayaan toko, sebelum kita memutuskan untuk membeli kebutuhan dari toko mereka. Selain itu, sudah banyak pula platform e-commerce yang telah terbukti dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, disarankan untuk membeli kebutuhan kita dari toko online yang sudah terpercaya. Pada artikel ini saya juga akan berbagi sedikit informasi mengenai beberapa tips untuk menghindari penipuan oleh akun penjualan palsu di Instagram:

1. Periksa Reputasi Akun: Sebelum melakukan transaksi, periksa reputasi akun penjual. Tinjau jumlah pengikut, interaksi, dan ulasan dari pelanggan sebelumnya.

2. Lakukan Riset: Lakukan riset tentang produk yang ingin dibeli. Bandingkan harga, kualitas, dan ulasan dari beberapa penjual sebelum membuat keputusan.

3. Waspadai Harga Terlalu Murah: Jika harga terlalu murah untuk produk yang sejenis, itu bisa menjadi tanda peringatan. Penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan mungkin menandakan penipuan.

4. Konfirmasi Identitas: Jika memungkinkan, konfirmasi identitas penjual dengan mencari tahu lebih lanjut tentang mereka melalui profil sosial mereka atau situs web resmi mereka.

5.Β Gunakan Fitur Pesan Aman di Instagram: Instagram memiliki fitur pesan yang aman yang memungkinkan Anda untuk berkomunikasi dengan penjual tanpa harus memberikan informasi pribadi Anda. Gunakan fitur ini untuk memastikan keamanan transaksi Anda.

6. Waspadai Tautan Eksternal: Hindari mengklik tautan eksternal yang dikirimkan melalui pesan langsung di Instagram. Ini bisa menjadi upaya phishing untuk mencuri informasi pribadi Anda.

Itulah beberapa tips yang dapat saya share, agar kalian dapat lebih berhati-hati dalam membeli suatu produk pada platform media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun