Dalam era digital, media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, Facebook, X, dan TikTok memberikan kita kesempatan untuk berinteraksi, berbagi momen, dan bebas mengekspresikan diri. Namun, ada sisi gelap yang semakin mengkhawatirkan di balik keuntungan ini, yaitu cyberbullying.
Salah satu dampak negatif penggunaan media sosial adalah peningkatan kemungkinan terjadinya cyberbullying. Menurut Williard, cyberbullying dapat berupa flaming, harassment, denigration, impersonation, cuting dan trickery, exclusion, dan cyberstalking. Fenomena ini semakin meningkat seiring dengan marak dan luasnya penggunaan media sosial saat ini.
Cyberbullying merupakan jenis kekerasan non-fisik yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan mental seseorang. Karena dipermalukan di media sosial dan diketahui oleh banyak orang meninggalkan jejak digital. Sangat penting bagi pengguna media sosial agar bijak menggunakan media sosial mereka dengan menghindari cyberbullying, baik sebagai pelaku maupun korban.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kim, Georgiades, Comeau, Vitoroulis, dan Boyle, terdapat dampak negatif bagi kesehatan mental, pada korban cyberbullying. Dampak cyberbullying dapat mengalami efek jangka panjang. Kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan melukai diri sendiri dan bahkan bunuh diri.
Dampak pada Kesehatan Mental
Korban cyberbullying dapat mengalami stres yang signifikan. Selalu merasa cemas dan takut mendapatkan serangan baru. Dampak lainnya, korban akan mengalami masalah tidur seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.
Serangan negatif dan terus-menerus di media sosial dapat membuat korban merasa tidak berharga. Cyberbullying seringkali menyebabkan depresi jangka panjang. Korban mungkin mengalami perasaan isolasi dan kesepian, merasa tidak ada tempat yang aman bagi mereka.
Korban sering menghindari interaksi sosial. Mereka akan merasa takut berinteraksi dengan orang lain, terutama secara online. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan sosial dan membuat mereka merasa terasing.
Risiko bunuh diri adalah salah satu dampak yang paling serius. Korban merasa tidak ada cara untuk keluar dari situasi yang dihadapi, dan memiliki pemikiran bunuh diri yang sangat berbahaya.
Cara Cyberbullying Mempengaruhi Kesehatan Mental
Cyberbullying, yang terdiri dari kata-kata kasar, makian, hasutan, dan berbagai tindakan yang mempermalukan seseorang melalui media, dapat menyebabkan kecemasan. Kesehatan mental korban akan terganggu jika kecemasan tidak diatasi dan perilaku bullying terus-menerus terjadi.
Contoh Kasus CyberbullyingÂ
Brandy Vela, remaja usia 18 tahun yang menjadi korban cyberbullying harassment, dengan dikirimi teks kasar oleh perundungnya. Ia tidak tahan dan merasa tertekan karena dibully terus-menerus melalui pesan-pesan kasar di ponselnya
Sebelum bunuh diri, Brandy sempat memberi tahu keluarganya bahwa ia ingin mati. Ia menembak dirinya sendiri di dalam kamarnya. Keluarganya meminta dia untuk tidak mengakhiri nyawanya, namun gadis itu terus mengarahkan pistolnya ke dada.
Kasus ini menjadi contoh bahwa cyberbullying dapat sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bunuh diri.
Penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak, agar terhindar dari masalah. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita bisa menciptakan lingkungan media sosial yang lebih aman dan mendukung bagi semua pengguna.
Ketikan mengalami cyberbullying, sangat penting untuk meminta dukungan dan bantuan. Korban harus sadar bahwa mereka tidak sendirian dan ada sumber daya yang dapat membantu mereka untuk mengatasi keadaan ini, sehingga perasaan cemas dan takut tidak ditanggung sendiri oleh korban. Orang tua, teman, dan psikolog dapat membantu mengatasi cyberbullying.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H