Mohon tunggu...
Suseno Widodo
Suseno Widodo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

suka membaca dan sedikit menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berita Bola Semrawut atau Sepakbola Semrawut?

25 Juni 2013   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:26 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tulisan rekan-rekan kompasianer sepanjang siang dan sore hari ini membuat saya tergelitik untuk menuliskannya. Langsung tancap brew!

Pertamax, tulisan om Zein@, tentang suporter korban politisasi sepakbola. Intinya bahwa suporter klub di Indonesia fanatismenya berlebihan dan sering destruktif.

Kedua, artikel dari mas brew mahfruhin@ yang mempertanyakan apakah menpora memahami persoalan koq ikut campur tangan dalam rivalitas jakmania dan bobotoh  yang menyebabkan kerusuhan.

Ketiga, tulisan pesa-pesa@ yang berjudul 'walau berstatus terhukum, rumaropen masih aktif di bench persiwa', intinya bahwa sanksi 1 tahun dari PSSI buat PR tokh bisa dilanggar, begitu pula sanksi 20 tahun buat Abdul Harus juga bisa dilanggar.

Keempat, tulisan yang muncul hampir bersamaan dari rekan hery@ berjudul ' PR mangkir dari hukuman komdis...' dan intinya juga sama seperti point pertamax.

Kelima, berikutnya badrol@ menulis soal liga laki, intinya liga laki tidak perlu pakai hukuman dan statuta, tokh sepakbola hanya sekedar hiburan.

Keenam, tulisan bro rahman@ berjudul 'pemain profesional (katanye) main di amatir', intinya bahwa BLAI sebagai operator liga amatir  telah memberlakukan peraturan baru dimana pemain dari liga profesional bisa main di liga amatir.

Ketujuh, tulisan berikutnya dari senior kompasianer Om Zein@, intinya (maaf kalau salah)  membahas statement menpora soal Perda yang mengatur larangan keterlibatan pejabat daerah dalam sepakbola profesional, karena saat ini masih ada pejabat daerah yang masuk manajemen klub dan dikhawatirkan melakukan politisasi di sepakbola.

Kedelapan, berikutnya aderagata@, yang mencoba mengingatkan kembali kasus 'BESAR' tapi tenggelam ketika Indonesia kalah 0-3 lawan Malay di final AFF 2010.

Kesembilan, tulisan sowan@ yang terkait dengan mafia politik yaitu dukungan buat capres 2014.

Setelah membaca 9 tulisan  tsb (maaf saya batasi sampai 9 saja sebagai angka tertinggi) dalam durasi waktu sekitar 10 - 11 jam hari ini, maka suasana saya antara bingung dan prihatin (biar kayak pak Beye). Bingung karena itu berita nya yang semrawut alias acak-adut atau prihatin karena sepakbola   sekarang koq jadi semrawut ... hehehe..... saya tidak tahu bagaimana dengan pendapat temen-temen....

Mohon maaf, tanpa ijin terlebih dulu dari para penulis.

Salam olahraga!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun