Di Indonesia minyak sawit menjadi primadona para ibu rumah tangga, karena umumnya hidangan keluarga menggunakan teknik menggoreng dan menumis. Minyak kelapa sawit lebih pupuler karena harganya yang jauh lebih terjangkau dibanding minyak lain yang dapat digunakan untuk menggoreng seperti minyak kelapa. Selain itu juga mudah untuk didapatkan, terdapat di warung-warung kecil dari mulai yang dikemas dengan merek atau pun dalam bentuk curah lihat artikel ini dan artikel ini.Â
Minyak sawit yang digunakan menggoreng satu kali dengan metode deep frying dapat mengubah kualitasnya warna, bau, nutrisi serta kemampuan mempertahankan rasa makanan dan kerenyahan makanan. Banyak orang tidak menyadari jika minyak sawit yang telah digunakan yang biasa dikenal dengan minyak jelantah itu tergolong limbah berbahaya B3 lihat artikel ini. Perubahan-perubahan fisik minyak sawit menjadi jelantah ditandai dengan perubahan warna menjadi lebih gelap, membentuk endapan dan aroma bau yang dapat dikenali, hal ini disebabkan telah melalui reaksi kimia yaitu: hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi yang menghasilkan komponen volatil dan non volatil. Hasil reaksi tersebut diamati dan hasilnya seperti tabel di bawah ini:
Jadi jelas, minyak jelantah tidak dapat direkomendasikan untuk digunakan kembali demi alasan kesehatan. Lalu bagaimana pemanfaatannya, mengingat bahwa jelantah adalah limbah B3 yang dapat mencemari tanah, air dan biota laut?Â
Dalam rangka pemanfaatan limbah jelantah yang terdapat di rumah masing-masing, Prodi Geologi dari Universitas Trisakti Bekerjasama dengan Baraka Worksoap UMKM di bawah binaan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pemanfaatan minyak jelantah, untuk dapat dibersihkan dan dijernihkan lalu kemudian diproses menjadi sabun cuci serbaguna dan lilin dengan aneka bentuk dan warna. Sepanjang 2022-2023 beberapa kegiatan dilakukan bersama, di wilayah Bandung dan sekitarnya baru menjangkau sosialisasi di desa Buahbatu Kabupaten Bandung dan SMAN 23 Bandung. Namun kegiatan ini direncanakan untuk dapat menjangkau banyak tempat dan dijadikan titik-titik pengepul minyak jelantah yang akan dimanfaatkan bukan hanya untuk sabun cuci serbaguna, namun juga menjadi biodiesel.
Prodi Geologi Usakti menghasilkan penelitian yang dapat menjernihkan minyak jelantah dengan tingkat kejernihan warna dan penekanan aroma yang cukup signifikan. Namun tetap tidak disarankan untuk dapat dikonsumsi kembali. Dari penelitian ini pun mereka membuat sebuah aplikasi berbasis android yang dinamakan Melinda (Minyak Jelantah Indonesia) sebagai platform para pengepul minyak jelantah untuk disalurkan menjadi biodiesel, selain itu terdapat fitur program pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun cuci serbaguna dan juga lilin.
Baraka Worksoap adalah sebuah UMKM yang menjadi wadah dalam menkampanyekan gaya hidup minim sampah melalui penggunaan sabun-sabun natural atau organik yang dibuat dengan cara artisan. UMKM ini telah mendapat pendampingan dari FISS Unpas serta DISDAGIN Kota Bandung untuk mendapatkan sertifikat halal MUI pada tahun 2021 terhadap 11 produk sabun natural, termasuk sabun minyak jelantah yang disosialisasikan.
Kolaborasi antar perguruan tinggi dan UMKM dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat mendapat antusias yang baik dari para peserta yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan. Tempat pertama di Bandung yang dikunjungi adalah Desa Buahbatu, Kabupaten Bandung pada Bulan Juli 2022. Pesertanya beragam mulai dari para mahasiswa dari UIN Gunung Jati yang kebetulan sedang mengadakan KKN di desa tersebut, ibu-ibu penggerak, pengepul minyak jelantah di sekitar desa, perangkat desa dan masyarakat umum. Lalu berlanjut di SMAN 23 Bandung pada Bulan Februari 2023, yang pesertanya adalah anggota OSIS dan beberapa pengurus ekskul. Dalam kegiatan tersebut, para peserta diajak untuk mempraktikan bagaimana caranya menjernihkan dan membersihkan minyak jelantah dengan menggunakan bentonite clay atau mineral lempung, memanfaatkannya menjadi sabun cuci serbaguna dan juga lilin, sampai melihat kekuatan sabun yang dihasilkan untuk dapat digunakan mencuci tangan dan peralatan makan. Respon para peserta beragam, ada yang akan menjadikan hasil pelatihan ini menjadi ide bisnis mereka, menjadi pengepul untuk membuat sabun sendiri atau untuk membagikan kembali informasi dan ilmu yang didapatkan kepada yang lainnya.