Mohon tunggu...
Regina Virza Rachmawati
Regina Virza Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I dream, believe and make it happen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mimpi dan Harapan, Karya Regina VR. Membuat Cerita Pendek di SMA Negeri 3 Pangkalan Bun

6 Agustus 2023   23:24 Diperbarui: 20 Januari 2024   21:06 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Regina's Nomo Camera 

Mimpi dan Harapan


           Seorang anak bernama Afrin Bahera Ceyda, ia biasa dipanggil dengan sebutan Ceyda. Dia sekarang sudah duduk di bangku SMP kelas 3 di SMP Negeri 1 Arut Selatan. Sudah dekat waktu untuk Ceyda dan teman-temannya untuk melakukan Ujian Akhir Sekolah atau biasa yang di sebut UAS dan Ujian Nasional atau yang sering disebut dengan UN. Ceyda merasa bahagia karena ia masih bisa bersama teman-teman sekelasnya selama 3 tahun hingga mereka akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional bersama-sama.

            Teng... Teng... Teng... Teng. “Hore... Waktunya makan”, teriakkan teman sekelas Ceyda.

            Setiap jam istirahat Ceyda dan teman-temannya selalu makan mie ayam di kantin sekolah langganannya. “Mas aku satu mangkok ya, porsi biasa”, kata Ceyda ke Mas Dede penjual mie ayam langganan di kantin sekolahnya. Mas Dede menjawab “Iya mba” sambil membuat hidangan mie ayam yang dipesan. Setelah selesai makan, Ceyda dan teman-temannya berjalan menuju taman tempat biasa mereka sering duduk bersama. Tempat tersebut tepatnya di belakang kelas mereka. Setelah Ceyda dan teman-temannya duduk bersampingan, mereka pun mulai berbincang-bincang. Esita yang memulai pembicaraan, Esita mengatakan “Teman-teman gimana rencana kalian, SMA apa yang akan kalian pilih?”. “Aku, SMA 3 dong. Kamu?”,  jawab Ceyda. Esita membalas Ceyda “Aku juga dong. Yang lain kalian gimana?”. “Aku juga”, teriak Fanny, Gala, Hafeeza, Indah, Jeje, Kadek, dan Leony secara bergantian. Ceyda sangat terkejut karena ia tidak pernah menduga bahwa ternyata teman-temannya pun memilih sekolah yang sama dengannya. Ceyda merasa bahagia sekali, “Allhamdulillah, teman-teman. Ternyata kita akan bersama lagi nantinya, aku harap kita semua nanti lulus ya”, tegas Ceyda. “Aamiin Ya Allah”, “Amin, semoga Tuhan memberkati”, “Svaha”,  jawab teman-teman Ceyda bersamaan. Ceyda tersenyum bahagia mendengar jawaban teman-temannya yang berbea keyakinan tetapi saling menghargai satu sama lain.

            Malam hari telah tiba, Ceyda duduk di teras depan rumahnya. Ceyda duduk di teras depan tempat ia biasa memikirkan sesuatu. Ceyda sekarang sedang berpikir tentang sesuatu yang dibicarakan bersama teman-temannya di sekolah tadi. Ia memikirkan apa yang di bicarakan Esita tadi sewaktu jam istirahat dan memikirkan bagaimana agar Ceyda dapat mewujudkan keinginannya. Ia ingin mendaftar di sekolah yang sangat Ceyda imipikan yang sama dengan teman-temannya yaitu SMA Negeri 3 Pangkalan Bun. Ceyda ingin sekali menjadi siswa di sekolah tersebut, karena SMA tersebut terkenal dengan sekolahnya yang unggulan, terakreditasi Nasional, Adiwiyata Mandiri, dan memiliki siswa yang pintar. Ceyda ingin sekali sekolah di sana karena ia ingin bersaing dengan mereka yang pintar. Ayah dan ibunya pun sangat menginginkan anaknya sekolah di SMA unggulan tersebut.

            Hari demi hari telah terlewati, Ceyda dan teman-temannya tidak menyangka bahwa besok mereka akan melakukan Ujian Akhir Sekolah. Setelah Ujian Akhir Sekolah berjalan lancar mereka mendengar pengumuman bahwa Ujian Akhir Sekolah akan diadakan 2 minggu kemudian. Sehingga tiba saatnya untuk Ceyda dan teman-temannya melaksanakan Ujian Akhir Nasional. Mereka benar-benar merasa sangat gugup. Hari pertama dimulai, Ceyda dan teman-temannya di bagikan soal dan lembar jawaban. Ujian Akhir Nasional tahun ini terdiri dari 5 paket. Setiap ruangan terdiri dari 20 orang, sedangkan jumlah teman sekelas Ceyda adalah 30 orang. Jadi mereka di bagi mejadi 2 kelas. Yang urutan 1-20 di ruangan 01 sedangkan urutan 21-30 berada di ruangan 02. Pengawas Ujian Akhir Nasional kali ini berbeda karena bukan guru dari sekolah mereka tapi dari sekolah lain. “Sunguh berbeda keadaannya” tegas Ceyda. Berbeda dengan Ujian Akhir Sekolah waktu minggu kemarin, pengawas mereka masih guru mereka sendiri. Sungguh membuat jantung Ceyda berdegup kencang. Ketika melihat soal dan lembar jawaban di hadapan Ceyda, ada hal aneh yang terjadi yaitu ternyata ia tidak merasa gugup sedikit pun karena ia yakin bisa menjawab semua soal tersebut disebabkan saat malam hari Ceyda telah belajar dengan sungguh-sungguh untuk persiapan Ujian Akhir Nasional hari ini.

            UAN telah selesai dan UAS pun telah selesai. Namun, Ceyda dan teman-temannya masih tampak gugup karena mereka sedang menunggu pengumuman hasil UAN. Sambil menunggu Ceyda mendapatkan informasi dari salah satu temannya bahwa pendaftaran untuk sekolah SMA Negeri 3 Pangkalan Bun telah di buka hari ini bagi siswa tahun ajaran baru. Keesokan harinya Ceyda dan teman-temannya mendapatkan formulir pendaftaran SMA Negeri 3 Pangkalan Bun untuk siswayang ingin medaftar dan mereka pun segera mengisi formulir tersebut bersama-sama. Setelah itu berhari-hari, Ceyda dan teman-temannya berusaha mengumpulkan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan. Ketika tiba hari, hari untuk mengumpulkan formulir, mereka pun bersama-sama pergi ke SMA Negeri 3 Pangkalan Bun. Keesokan harinya Ceyda dan teman-temannya mengikuti tes bersama-sama walaupun mereka ada yang berpisah ruangan. Tesnya terdri atas berbagai macam yaitu; seperti wawancara bahasa Inggris, tes Psikotes, tes untuk membaca, tes minat dan bakat, dan masih banyak lagi.

            Setelah berhari-hari menunggu ternyata Ceyda mendapatkan jawaban dari hasil Ujian Akhir Sekolanya. Ceyda datag ke sekolah setelah mendapatkan informasi bahwa hari ini hasil Ujian Akhir Nasional akan diumumkan oleh Kepala Sekolah. Perasaan Ceyda dan teman-temannya ada bahagia, gugup, dan takut. Setelah tiba di gerbang sekolah, Ceyda melangkah demi langkah secara perlahandengan perasaan yang berdegup kencang. Ceyda dan teman-temannya menunggu di depan ruang guru. Tiba-tiba terlihat tampak Kepala Sekolah keluar dari ruangannya dengan membawa kertas. Setelah melihat sekelilingnya ternyata bukan hanya Ceyda yang sedang gugup dan takut tapi semua siswa-siswi kelas 3 yang ada di SMP Negeri 1 Arut Selatan juga merasakan apa yang Ceyda rasakan saat ini. Tampak terlihat dari ruang Kepala Sekolah, Kepala Sekolah yang sedang berjalan menuju sumber suara kemudian memegang mikrofon yang telah siap untuk berbicara. Jantung Ceyda semakin berdegup kencang. Hingga tiba saatnya Kepala Sekolah berbicara. Beliau mengatakan salam lalu berkata, “SMP Negeri 1 Arut Selatan adalah sekolah yang saya banggakan, kali ini mendapatkan persentase kelulusan yang tercatat sejumlah seratus persen”. Siswa-siswi mengucapkan syukur dan bersorak senang. Ceyda merasa sangat bahagia. Tiba di rumah Ceyda mengucapkan “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ayah, Ibu, Adik, Ceyda lulus. Alhamdulillah”. “Waalaikumsalam. Alhamdulillah nak, ternyata doa ayah dan ibu dikabulkan oleh Allah”, tegas Ibu. Ceyda memeluk Ibu lalu Ayah dan adiknya dengan wajah tersenyum bahagia.

            Dua minggu kemudian, Ceyda mendapatkan informasi dari salah satu temannya bahwa hari ini ada pengumuman hasil tes pendaftaran siswa baru SMA Negeri 3 Pangkalan Bun. Ceyda langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap bersama teman-temannya. “Mau kemana nak, padahal kamu sekarang sedang libur?”, tanya Ibu. “Ceyda mau ke sekolah, Bu. Aku mendapatkan informasi dari teman-temanku bahwa hari ini akan ada pengumuman hasl tes sekolah impianku. Jadi aku akan berangkat bersama teman-temanku, Bu”, jawab Ceyda menjelaskan kepada Ibu. “Kalau begitu hati-hati ya nak, Ibu hari ini merasa kurang enak badan”, lanjut Ibu. “Kok bisa Bu? Ibu sakit apa?”, tanya Ceyda dengan penuh kekhawatiran. “Ibu tidak sakit nak”, jawab Ibu. “Alhamdulillah Ibu tidak sakit, kalau begitu aku pergi dulu ya bu. Assalamualaikum”, ucap Ceyda. “Waalaikumsalam, nak” jawab Ayah dan Ibu. Setiba di sekolah Ceyda telah melihat teman-temannya sedang duduk di tempat biasa mereka berkumpul yaitu di belakang kelas. “Hai teman, bagaimana? Yang pergi melihat pegumuman siapa? Aku kok hanya lihat dua motor. Padahal kita disini ada banyak orang”, ucap Ceyda kepada teman-temannya. “Iya nih, kita lagi kekurangan motor. Yang pergi cuma Mada dan Fanny. Biar adil mereka saja yang punya motor yang pergi supaya nanti gak ada yang iri”, tegas Andin. “Oke deh”, jawab Ceyda.

            Setelah 5 menit berlalu, tibatiba Fanny dan Mada datang dengan muka yang sedih. ‘Teman-teman, aku punya kabar buruk. Diantara kita semua ada dua orang yang tidak lulus”, ucap Fanny. “Siapa Fan?”, jawab Gala penasaran. “Itu...itu...Ceyda dan Jeje”, jawab Mada dengan nada yang agak takut. Tanpa berkata-kata Ceyda langsung meneteskan air mata dan langsung berlari pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Ceyda langsung mengatakan “Ibu, Ayah aku tidak lulus”, ucap Ceyda sambil memeluk Ibu. “Teman kamu yang tidak lulus siapa nak?”, tanya Ayah. “Aku dan Jeje, Yah”, jawab Ceyda sambil menangis. Satu minggu kemudian Ceyda mendapatkan kabar baik. Ternyata Ceyda lulus melalui jalur Zonasi dan ia diberitahukan agar segera mendaftar ulang. Tibanya di SMA Negeri 3 Pangkalan Bun, Ceyda melihat Jeje yang sedang mendaftar ulang. Ceyda dan Jeje hanya tersenyum sambil menatap satu sama lain. “Mulai sekarang sekolah ini menjadi sekolahku”, kata Ceyda tersenyum sambil menggumam sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun