(Brebes, 5 Juli 2020) -- Mahasiswa asal Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Reginapta Nitya Prasetyani, ikut mendampingi Gerakan Melawan Corona yang sebelumnya telah dilakukan oleh perangkat desa Songgom.
"Gerakan Pendampingan ini difokuskan pada penguatan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19 dan dampak psikologisnya. Gerakan ini dilakukan dengan metode edukasi baik secara langsung maupun melalui media daring, dengan mengikuti aturan protokol kesehatan" ujar Regina, Sabtu (20/6/2020).
Gerakan pendampingan ini lahir dari hasil pengamatan terhadap masyarakat desa Songgom yang masih sering beraktivitas di luar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker maupun menjaga jarak fisik. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan didampingi oleh dr. R. Prihandjojo Andri Putranto selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Kegiatan KKN ini meliputi kegiatan pembuatan masker kain, pembagian new normal kit (berisi masker, sabun cuci tangan, dan handsanitizer), dan psikoedukasi dampak COVID-19 melalui media sosial seperti instagram dan whatsapp.
Kegiatan pembuatan masker dilakukan bersama ibu-ibu kader Posyandu Desa Songgom selama 5 hari. Masker dibuat dalam dua jenis, yaitu untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. Masker yang sudah jadi kemudian dibagikan kepada masyarakat desa Songgom. Selain pembagian masker, dilakukan juga sosialisasi singkat mengenai COVID-19, cara penularannya, dan cara pencegahannya di posyandu Desa Songgom pada hari Selasa (16/6/2020). Setelah kegiatan sosialisasi, ibu-ibu diberikan pertanyaan seputar COVID-19 dan akan mendapat new normal kit jika berhasil menjawab dengan benar.
Selain berfokus pada penguatan pemahaman mengenai COVID-19, kegiatan KKN ini juga berfokus pada pemahaman dampak psikologis dari COVID-19. Mempertimbangkan rentang kegiatan yang berakhir sekitar 45 hari, maka kegiatan dilakukan dalam bentuk psikoedukasi melalui media daring, bersama teman-teman Karang Taruna Tunas Karya Desa Songgom. Psikoedukasi ini ditujukan untuk remaja dan dewasa awal karena menurut penelitian Profiling Risiko Psikologis Pandemic Covid-19 di Indonesia yang dilakukan oleh Hakim (2020) menunjukkan bahwa kelompok usia remaja dan dewasa awal termasuk rentan terkena dampak psikologis dari Covid-19.
Psikoedukasi dilakukan melalui media daring dengan berbagai bentuk, seperti podcast, artikel, infografis, serta poster. Psikoedukasi mengenai dampak covid-19 mengambil beberapa tema, seperti "Bahagia di Kosan Aja!", profiling risiko psikologis pandemi di Indonesia, keadaan emosi selama pandemi Covid-19, cara menjaga kesehatan mental pada saat pandemi covid-19, third quarter phenomenon, persiapan mental menghadapi era new normal, dan menjaga well being selama masa pandemi. Selain itu, diberikan juga beberapa tips seperti cara belajar efektif dan meditasi untuk menghindari stres.
Hasil dari kegiatan KKN ini dapat dilihat dari sebagian besar masyarakat Dusun Bajangan, Desa Songgom yang mulai mengenakan masker ketika keluar rumah, meskipun masih belum semuanya melakukan. Selain itu, pada saat mengobrol juga dapat dilihat bahwa orang-orang mulai melakukan physical distancing dengan tidak berdiri atau duduk terlalu dekat dengan orang lain. Untuk psikoedukasi sendiri dapat dianggap cukup efektif untuk memberikan pemahaman, meskipun hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.
Meskipun kegiatan KKN ini dilakukan dalam waktu singkat, diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat Desa Songgom memiliki pemahaman mengenai COVID-19 dan dampak psikologisnya. Sehingga dapat mencegah penyebaran COVID-19 dan terhindar dari gangguan psikologis akibat COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H