Dalam perjalanan hidup, tentu kita membutuhkan motivasi terkuat dari sosok yang paling dekat dan penuh kasih sayang, ialah orang tua. Bagi anak, orang tua bukan hanya jadi sumber cinta dan dukungan, tetapi juga menjadi isnpirasi besar untuk seorang anak mengejar impian mereka. Pengorbanan dan dedikasi orang tua sering kali menjadi alasan utama untuk seorang anak berjuang keras mencapai cita-cita bahkan rela menghadapi tantangan sulit.
Sherlyana Hardiyandeffi Putri (20), seorang Taruna Tingkat III di Akademi Angkatan Udara (AUU), adalah sosok muda yang memancarkan semangat dan ketangguhannya untuk mencapai mimpinya. Perjalanan Sherlyana untuk sampai pada posisinya saat ini tidaklah mudah. bermula dari cita-citanya yang ingin menjadi seorang polisi dan bersiap untuk bergabung dengan Akademi Kepolisian (Akpol) tapi gagal.
"Emang dari awal aku ga minat kuliah ya, sadar diri aja karena bukan dari keluarga kaya jadi kalo aku kuliah, aku mikirnya bakal nyusahin mama. Kuliah bayarnya mahal meskipun waktu itu sempet dapet beasiswa FK UNHAN tapi aku tolak. Sama aku tolak SNMPTN FK UGM saking pengennya Akpol". Ucap Sherlyana.
Sebagai anak pertama, ia menyaksikan langsung bagaimana perjuangan ibunya dalam bekerja keras untuk menghidup keluarganya.
"Keluargaku broken home. Aku tinggal sama mama," ungkapnya
Dengan tekadnya, ia termotivasi untuk tidak ingin merepotkan sang ibu. Hal ini menjadi dorongan untuk dirinya agar terus berjuang mencari jalan terbaik bagi masa depannya. Kegagalannya masuk Akpol karena kurangnya tinggi badan Sherlyana, membuatnya tidak menyerah dan mencoba berbagai jalan lain, termasuk AAU.
"Aku akhirnya coba daftar Akademi Angkatan Laut (AAL) lewat Pangkalan Angkatan Laut Semarang (Lanal Semarang) abis itu sempet daftar juga ke Akademi Angkatan Udara (AUU) lewat Pangkalan Angkatan Udara Adisutjipto (Lanud Adisutjipto)". cerita Sherlyana.
Dengan hasil yang memuaskan di kedua tes tersebut Sherlyana memilih untuk bergabung dengan Angkatan Udara (AU). Keberhasilan ini ia capai tanpa dukungan latar belakang militer di keluarganya, hanya dengan bermodal tekad dan doa dari sang ibu.
Hal yang memotivasi dirinya untuk terus berjuang setelah kegagalannya adalah sang ibu. Bagi Sherlyana, ia harus sukses dengan setidaknya bisa lebih baik dari sang ibu yang telah berjuang keras untuk ia dan adiknya.
Â
 "Motivasi ku cuman mama. Aku harus sukses minimal aku lebih diatas mamaku," katanya.
Menurut Sherlyana, bergabung dengan militer tidak hanya menjadi kesempatan berharga untuk menggapai mimpinya, tetapi juga memastikan dirinya tidak memberatkan sang ibu dalam hal biaya pendidikan. Dengan ini, motivasinya terus berkembang, ia ingin sukses dengan memiliki posisi yang dihormati agar suaranya dapat di dengar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H