Mohon tunggu...
Regina Caroline Lamanusu
Regina Caroline Lamanusu Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi Teknik Elektro

Saya Mahasiswa Semester 2 dari Prodi Teknik Elektro Mahasiswa Univeristas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Panel Surya dalam Revolusi Industri 5.0

2 Mei 2024   19:50 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:56 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panel surya adalah komponen kunci dalam proses memaksimalkan perluasan sumber energi terbarukan dalam kerangka revolusi industri kelima karena kemampuannya untuk menghasilkan listrik. Tenaga surya tidak hanya dapat digunakan di darat, tetapi juga dapat digunakan di sejumlah lokasi dan dalam berbagai skala. Hasilnya, energi surya sangat serbaguna. Sebagai hasil dari desain modular yang dimiliki oleh sistem produksi tenaga surya, sistem ini dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai macam klien, termasuk klien di sektor komersial, pemerintah, dan industri. Hal ini membuka banyak peluang bagi produsen tenaga surya. Selain itu, penggunaan panel surya memiliki kemampuan untuk memberikan kontribusi terhadap penghapusan kemiskinan dan pengembangan kesetaraan sosial di dunia. 

Istilah “Masyarakat 5.0” mengacu pada gagasan Jepang yang mewakili fase berikutnya dari evolusi masyarakat manusia. Integrasi teknologi mutakhir, termasuk big data, robotika, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT), untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat biasanya dikaitkan dengan periode Society 5.0. Meskipun istilah “revolusi industri 5.0” masih dalam tahap awal dan masih menjadi bahan diskusi, istilah ini secara umum mengacu pada kemajuan teknologi yang sedang berlangsung yang meningkatkan otomatisasi dan digitalisasi di berbagai industri dan sektor industri. (Hamu, et al., 2023)

Dalam revolusi industri 5.0, panel surya dapat membantu mengurangi biaya, mereduksi dampak lingkungan, dan meningkatkan efisiensi dengan teknologi yang lebih baik, pengelolaan yang efisien, dan pengoperasian yang baik. Dengan teknologi Internet of Things (IoT), panel surya dapat dikendalikan dan diawasi secara otomatis, sehingga mempermudah pengoperasian dan pengelolaan serta memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi. Melalui penggunaan panel surya, negara-negara berkembang memiliki kemampuan untuk membangun masa depan yang tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih terang benderang. Di sisi lain, panel surya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi tingkat pengangguran yang lazim terjadi di banyak negara berkembang merupakan tujuan yang dapat direalisasikan melalui studi dan penemuan teknologi yang menggunakan panel surya.

Urgensi Panel Surya

Salah satu masalah yang harus mampu diselesaikan di era Society 5.0 adalah penyesuaian terhadap perubahan iklim. Untuk memberikan kualitas hidup yang terbaik bagi manusia, Society 5.0 juga harus mengatasi masalah lingkungan dan bahaya yang ada sekarang dan yang mungkin akan muncul. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup adalah menggunakan energi terbarukan sebagai pengganti energi tak terbarukan, ini dapat mengurangi emisi gas karbon dan materi lain yang berasal dari energi fossil yang merugikan sekitar.

Sumber energi terbarukan sebagian besar berasal dari sumber daya alam termasuk biomassa, panas bumi, angin, matahari, dan energi gelombang. Ada tiga kategori untuk sumber energi: “baik,” “dapat ditoleransi untuk saat ini,” dan “buruk”. Florian T. Petrescu dalam (Afandi & Wibawa, 2022) menyatakan bahwa penggunaan fusi nuklir dalam pembangkit listrik merupakan alternatif yang memungkinkannya berfungsi pada kapasitas “baik”, seperti panel surya dan angin, dapat memenuhi produksi reguler (energi yang dihasilkan berjalan pada kapasitas optimal), tetapi juga dapat berfungsi secara progresif ketika output dari sumber-sumber energi ini melambat atau berhenti.

Panel surya yang menggunakan energi surya tepat jika digunakan di Indonesia mengingat Indonesia berlokasi tepat di garis khatulistiwa. Jika daratan seluas 2 juta km2 menghasilkan 4,8 kWh/m2 setiap hari, artinya ada 112.00 GWp yang didistribusikan. Adapun kelebihan panel surya dibandingkan energi fosil, yakni mudah didapat sebab asalnya dari matahari, cocok di berbagai kondisi geografis, pengoperasiannya mudah, energi dapat disimpan dalam baterai, dan tentunya ramah lingkungan. (Hasrul, 2021)

Berdasarkan hal tersebut, panel surya dapat dianggap mampu menyelesaikan permasalahan pemanasan global yang disebabkan pemakaian bahan bakar fossil. Dalam konteks ini, penggunaan panel surya sebagai sumber energi terbarukan sangat relevan. Panel surya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca saat menghasilkan listrik, sehingga tidak menyumbang langsung terhadap pemanasan global. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, penggunaan panel surya dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara keseluruhan.

Tantangan Pemakaian Panel Surya

Sangat penting untuk diingat bahwa penerapan teknologi panel surya di negara-negara berkembang tidak terlepas dari berbagai kendala, seperti cuaca buruk, seperti angin, hujan, dan tempat yang terlalu panas, dapat merusak panel surya atau kapasitas panel surya terbatas untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan listrik, dapat diperlukan lebih banyak panel surya, yang dapat meningkatkan biaya dan memerlukan ruang yang lebih besar.

Kemudian, dari segi ekonomi juga melahirkan tantangan baru, yakni harganya yang tidak murah. Hal ini dikarenakan panel surya mayoritasnya memakai material silikon kristal. Bahan tersebut memang paling efisien dari bahan lain, sehingga 80% pasar global menjual silikon kristal (Sa'diah & Sudarti, 2022). Tingginya biaya yang diperlukan dalam membuat panel surya menjadi tantangan tersendiri untuk menciptakannya dalam jumlah banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun