Mohon tunggu...
regina fausta
regina fausta Mohon Tunggu... Editor - halo

welcome!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta

31 Maret 2019   16:47 Diperbarui: 1 April 2019   19:59 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Soekarno menyatakan pernyataan tersebut, pada tengah hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada para pemuda-pemuda dan kawan-kawannya. Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Achmad Subardjo yang mewakili golongan tua dengan Wikana yang menjadi wakil dari  golongan muda. Dari perundingan antara kedua orang itu, terjadilah kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan beliau bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.

Setelah terjadi kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno dan Hatta yang berada di Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.

Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada pukul 17.30 WIB. Sehingga, pada tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi Indonesia pun dibacakan oleh Ir. Soekarno. 


Di dalam Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta terdapat dua kamar tidur di samping kiri dan kanannya. Kamar tidur itulah yang menjadi tempat beristirahat kedua pemimpin Indonesia. Selain itu, ketika pertama kali kita menginjakkan kaki disana kita dapat melihat bahwa rumah tersebut bewarna hijau dan ada sedikit biru muda. Lalu, disana juga terpajang foto Soekarno dan Hatta. Tidak lupa juga, foto sang pemilik rumah yakni Tuan Djiauw Kie Siong. Di ruang tengah juga terdapat beberapa kursi kecil dan juga terdapat dua rak tinggi yang berisi foto-foto sang Calon Presiden tahun ini yaitu Prabowo dan Jokowi.

Dokpri
Dokpri

Setelah, saya berkunjung ke Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok. Saya berpikir bahwa ini adalah suatu pengalaman yang sangat menyenangkan. Saya terkesan akan bagaimana para pejuang Indonesia berjuang begitu keras untuk kemerdekaan Indonesia ini. Sampai-sampai para golongan muda berani melakukan suatu tindakan 'penculikan" terhadap Soekarno dan Hatta.

521442-5ca20a6597159464982dca83.jpg
521442-5ca20a6597159464982dca83.jpg
Selain itu, saya juga mengagumi seorang tokoh yang selalu dilupakan oleh masyarakat Indonesia yaitu Tuan Djiauw Kie Siong yang meminjamkan rumahnya sebagai tempat perumusan teks proklamasi. Maka dari itu, saya sangat berterima kasih kepada Tuan Djiauw Kie Siong sudah membantu dalam kemerdekaan Indonesia ini.

Sebagai siswa, terlebih lagi kita adalah Warga Negara Indonesia, kita sudah sepatutnya menghargai jasa para pahlawan. Mereka telah berjuang, berusaha sekuat tenaga mereka, agar Indonesia dapat berdiri sendiri. Tanpa perjuangan para pahlawan, kita tidak akan bisa hidup senyaman ini. Melainkan kita akan melihat banyak saudara-saudara kita terbunuh, di paksa bekerja tanpa ampun oleh para penjajah. Kita adalah generasi penerus bangsa Indonesia yang akan membantu agar bangsa Indonesia terus berada di puncak kejayaan.

Kita harus berjuang demi bangsa Indonesia seperti yang sudah dilakukan oleh para pahlawan kita. Bukan dengan cara membunuh, bukan pertumpahan darah, bukan dengan menjajah bangsa lain. Itu adalah tindakan-tindakan yang tidak benar. Karena itu, sebagai generasi muda, kita dapat membantu memajukan Indonesia dengan cara belajar giat, menyebarkan sejarah Indonesia, mengapresiasi perjuangan para pahlawan, dan berkunjung ke tempat-tempat bersejarah seperti museum. Dan bukan hanya itu, kita sebagai WNI sudah seharusnya kita bersikap baik agar membuat harum nama Indonesia. Seperti para pahlawan yang terus maju, tidak peduli apapun, kita juga harus pantang menyerah menghadapi masalah yang akan terjadi di masa depan.

Dengan adanya pengalaman ini, saya ingin mengajak kalian untuk berkunjung ke tempat bersejarah. Tidak harus datang ke Rengasdengklok jika kalian tidak tinggal di daerah dekat sini, tetapi saya sarankan agar kalian mengunjungi tempat-tempat bersejarah lainnya yang letaknya dekat dengan tempat tinggal kalian.

Jika kalian tinggal dekat daerah Rengasdengklok, saya ingin menghimbau agar kalian mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta. Karena, dari sini kita dapat menambah wawasan kita tentang perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya. Selain itu, kita juga jadi lebih menghargai jasa para pahlawan. Karena, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ternyata tidak semudah yang kita pikirkan. Butuh usaha keras, kerja sama, pertumpahan darah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun