Mohon tunggu...
regina fausta
regina fausta Mohon Tunggu... Editor - halo

welcome!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keserakahan Penjajah

4 November 2018   17:39 Diperbarui: 6 November 2018   21:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: idsejarah.net

 

Hari silih berganti, sang mentari tak pernah lelah untuk kembali menyinari dunia yang dipenuhi dengan ketidakadilan. Kehidupan masa laluku memang sudah cukup lama berlalu, meski begitu peristiwa-peristiwa yang aku dan teman-temanku alami pada saat itu, masih terus menghantuiku sampai detik ini. Peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu, sekarang sudah menjelma menjadi sebuah sejarah yang akan selalu diberitakan dan sebagai rakyat Indonesia sudah seharusnya bagi kami untuk menceritakan pengalaman yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa itu dimulai sejak tanggal 8 Desember 1941, hari dimana terjadinya Perang Pasifik. Dengan kekuatan angkatan perang yang Jepang miliki, mereka berhasil menjatuhkan Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di Asia Tenggara. Dengan kemenangannya di Perang Pasifik, bangsa Jepang mulai melakukan serangan-serangan terhadap Indonesia. Dari menduduki Tarakan sampai Palembang pada bulan Februari. Tidak berhenti sampai disitu saja, para pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa yang membuat Pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati.

Sejak bangsa Jepang menginjakkan kaki mereka di tanah air kami, kehidupan kami pada saat itu sudah tidak sama lagi. Serangan yang diluncurkan Jepang untuk menguasai Indonesia, membuat kami sengsara. Karena keserakahan mereka, serangan tersebut memakan banyak sekali korban jiwa termasuk teman-temanku. Dan untuk kesekian kalinya, aku kembali teringat adik-ku. Sampai sekarang-pun aku masih mengingat dengan jelas hari itu- hari dimana ia terakhir kali menghembuskan nafas terakhirnya.

Pada tanggal 5 Maret 1942, terjadilah serangan oleh bangsa Jepang yang ditujukan oleh bangsa Belanda di Batavia. Terdengarnya suara keras yang disebabkan oleh tembakan-tembakan yang diluncurkan oleh Jepang membuat daerah kami menjadi rusuh. Orang-orang berlarian pergi menjauhi tempat perperangan tersebut hanya untuk menyelamatkan keluarga mereka. Aku dan keluargaku ikut pergi menjauhi tempat terjadinya baku tembakan tersebut.

Ketika kami sedang berlari, aku mendapati suara teriakan seseorang diikuti dengan suara orang jatuh yang begitu keras. "ARGHH," teriak Sam.

Aku pun menyempatkan diri untuk sekedar menengok ke arah datangnya suara tersebut dan ketika aku memutar kepalaku, dunia-ku seakan runtuh. Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat saat itu. Katakanlah untuk sesaat aku hanya berdiri memandang orang yang kusayangi terbaring dengan darah merah mewarnai baju putihnya. Setelah beberapa saat, reflek aku berlari ke arahnya dan lansung membantunya.

"Sam, bertahanlah," ujarku panik. Aku merobek sedikit rok panjang-ku kemudian melilitkan sobekan tersebut ke tubuh Sam yang terkena peluru.

"Kak Sha, cepatlah pergi dari sini! Disini tidak aman untuk-mu," ucapnya menyuruhku pergi. Tetapi aku tetap bersikeras untuk membantunya berdiri dan berjalan ke arah gang kecil yang terlihat aman.

"Bertahanlah sebentar lagi, Sam," ujarku seraya mendudukan-nya. Setelah itu aku berniat berdiri untuk mencari beberapa peralatan yang dapat mengobati adikku. Tetapi belum sempat aku melangkahkan kaki-ku, ada tangan yang menarik-ku sehingga aku tidak bisa berjalan lebih jauh lagi.

"Kak Sha! Percayalah padaku, kau benar-benar harus pergi sekarang juga. Sudah tidak ada waktu lagi bagimu untuk mencarikan-ku obat," ucapnya diiringi dengan beberapa rintihan kesakitan.

"Aku tidak mungkin meninggalkan-mu sendiri disini. Aku tidak mau!"

"Kak Sha! Aku sudah tidak kuat untuk berjalan lagi. Aku ingin Kak Sha berjanji untuk selamat dari para pasukan tersebut. Aku hanya ingin Kak Sha selamat dan berjuang demi bangsa ini!"

"TIDAK!!! Aku tidak mau, kita seharusnya berjuang bersama-sama."

"Pergilah sekarang juga!! Aku tidak terima penolakan darimu karena jika kita hanya berada disini, kita hanya akan mati," ujarnya sambil mendorong badan-ku untuk menjahuinya. Sehingga aku benar-benar tidak punya pilihan lain selain menuruti ucapan Sam. Aku pergi meninggalkannya sendirian hanya untuk menyelamatkan diriku sendiri. Aku merasa dipermainkan oleh bangsa Jepang. Aku benci, karena keserakahan mereka akhirnya adik-ku mati.

Setelah kejadian tersebut, 3 hari setelahnya, pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang mengambil alih seluruh wilayah Indonesia. Dimana Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang. Pada saat itu kekuasaan Jepang di Indonesia di bagi menjadi 3 wilayah kekuasaan yaitu di pulau Jawa, Madura, Sumatera dan Melayu di pimpin oleh Rikugun. Aku tinggal di daerah Jawa sehingga aku dipimpin oleh Rikugun. Sementara teman-temanku yang berada di daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, dan Irian, mereka di pimpin di bawah kekuasaan Kaigun.

Beberapa kali, pasukan Jepang selalu berusaha untuk memikat hati kami. Aku sangat mengerti kenapa mereka melakukan semua itu. Kebaikan yang mereka lakukan semata-mata hanya untuk mendapat bantuan dari bangsa kami. Mereka berusaha menarik simpati dari kami dengan membentuk beberapa organisasi resmi yaitu Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Aku pribadi sangat menyukai organisasi Putera yang di pimpin oleh "Empat Serangkai". Pada masa itu, nama keempat serangkai tersebut sangat terkenal di sebabkan oleh rasa nasionalisme mereka yang sangat tinggi. Keberadaan mereka seakan menjadi bumerang bagi Jepang membuat banyak rakyat Indonesia mendukung mereka. Jepang tentu tidak diam saja, mereka membuat propaganda yaitu Nippon Tiga A- anti Sekutu. Dimana sebenarnya anti Sekutu sama halnya dengan anti imperialisme dan Jepang sendiri adalah negara imperialisme.

Keberadaan Jepang di tanah air kami memberikan dampak buruk bagi rakyat. Karena mereka, kami para rakyat Indonesia harus bekerja seharian penuh. Dengan adanya romusha yaitu kerja paksa maka banyak sekali rakyat Indonesia yang menderita kelaparan. Kerja paksa juga menyebabkan banyak teman-temanku yang tergeletak di tanah pada saat bekerja dan tidak ada satupun dari orang Jepang yang membantu mereka. Mereka hanya akan di biarkan disana sampai mereka menghembuskan nafas terakhir mereka.

Sumber: Dictio Community
Sumber: Dictio Community
Waktu demi waktu berlalu, kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada Sekutu. Bangsa kami pun mengambil celah dari kejadian itu untuk merdeka sendiri, sehingga pada 17 Agustus 1945, Indonesia dinyatakan merdeka.

Sampai hari ini, aku masih membenci atas perlakuan bangsa Jepang yang mengambil nyawa adik-ku dan teman-temanku. Tetapi dengan datangnya mereka ke Indonesia juga memberi beberapa dampak positif yaitu dalam bidang politik, mereka memperbolehkan rakyat untuk berorganisasi. Dan kita di perbolehkan untuk menggunakan Bahasa Indonesia juga bahkan mereka menyediakan pendidikan untuk para pemuda Indonesia.

Sekarang aku masih hidup dan tinggal di Indonesia yang telah merdeka. Walaupun kehidupan masa laluku sangatlah buruk karena di penuhi oleh ketidakadilan dan pengorbanan. Sekarang aku dapat menikmati indahnya sinar matahari di pagi hari. Dengan melihat bangsa Indonesia yang kini sudah damai. Kini aku bisa merasa lega karena akhirnya semua jerih payah para pahlawan dan rakyat Indonesia sudah terbayarkan. Sekarang lihatlah, bangsa Indonesia sudah merdeka.

Terima kasih para pahlawan Indonesia dan juga teruntuk adik-ku, terima kasih sudah menyelamatkanku. Sekarang lihatlah, Indonesia sudah lebih baik karena adanya orang-orang seperti kalian yang selalu berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Sumber:

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun