Mohon tunggu...
Regina Farah Hidayah
Regina Farah Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya mahasiswa Prodi Psikologi di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mempertahankan Rasa Nasionalisme pada Generasi Muda Indonesia di Era Globalisasi

16 Juni 2022   08:27 Diperbarui: 23 Juni 2022   19:31 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya, nasionalisme dapat diartikan sebagai paham yang membangun dan menopang kedaulatan suatu negara, atau sebagai pemahaman (pengajaran) tentang pentingnya mencintai bangsa dan negara sendiri. Dalam konteks ini, nasionalisme mencakup gagasan dan konsep yang sangat luas karena nasionalisme dapat dipandang sebagai jiwa negara Indonesia, yang akan tetap terikat selamanya bagi Bangsa Indonesia. 

Berdasarkan pendapat (Susanto, dkk, 2018), nasionalisme dapat diartikan sebagai penciptaan gagasan identitas bersama untuk sekelompok masyarakat melalui suatu pandangan guna mewujudkan dan menegakkan kedaulatan pada suatu negara. Maka dapat dikatakan, nasionalisme adalah bentuk kecintaan masyarakat terhadap bangsanya sendiri. Penanaman benih- benih nasionalisme sejatinya sudah disemaikan oleh para pejuang dan pahlawan dibangsa kita sedari masa kekuasaan kolonial. 

Sejarahlah yang menjadi saksi bagaimana nasionalisme sangat diperjuangkan oleh bangsa Indonesia yang teguh akan mengupayakan kemerdekaan akibat dari penderitaan yang sudah lama dialami rakyatnya selama puluhan tahun. Bermula dari perkembangan nasionalisme indis yang kemudian merangsang jiwa nasionalisme rakyat Indonesia untuk bertumbuh pula. Lahirnya politik etis adalah bukti nyata gagasan nasionalisme yang dirumuskan para intelektual muda saat itu dan selanjutnya mereka menjadi tokoh pergerakan serta sebuah dinamika sejarah nasionalisme Indonesia. 

Bukti dari nasionalisme juga tercermin dari peristiwa-peristiwa penting di negara kita seperti proklamasi kemerdekaan yang dilakukan oleh Presiden Soerkarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 serta dibentuknya Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan saluran perkembangan dan transformasi nasionalisme untuk tanah air. Kelahiran nasionalisme memiliki sejarah yang panjang dan tidak mudah, tetapi hal ini dapat teratasi sebab persatuan dan solidaritas masyarakat Indonesia yang memiliki rasa senasib dan sepenanggungan akibat sejarah penjajahan yang kelam dan menyengsarakan kemudian membentuk sebuah rasa kebersamaan antar masyarakatnya. 

Bahkan, masa-masa setelah dideklarasikannnya kemerdekaan bukanlah hal yang mudah bagi masyarakat Indonesia karena seluruh lapisan masyarakat harus bekerjasama unruk mempertahankan kemerdekaan yang telah susah payah diraih oleh para perjuang, Karena itulah, masyarakat pada saat itu memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi. Nasionalisme pada masyarakat Indonesia muncul dari latar belakang budaya yang berbeda yang bahkan tidak mengenal satu sama lain. Dalam (Wulandari, dkk., 2021) dikatakan bahwasannya nasionalisme 

Indonesia terkonstruksi dari adanya khayalan akan berdirinya bangsa yang bebas dari kolonialisme, yaitu suatu bangsa yang disatukan, salah satu komponen nasionalisme Indonesia adalah visi bangsa yang bebas dari kolonialisme, yaitu bangsa yang bersatu, yang salah satu komponennya adalah media komunikasi nasional yaitu bahasa Indonesia. Namun, (Hendrastomo, 2015) percaya bahwa bahasa bukan lagi satu-satunya faktor yang berkontribusi pada pengembangan rasa identitas nasional. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa masyarakat yang semakin berkembang telah menciptakan isu-isu baru yang harus ditangani.

Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama antara seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan nasionalisme ini dan menanamkannya dalam jiwa sebagai bentuk rasa kecintaan atas bangsa Indonesia. Dalam hal ini, yang memegang peran penting dalam pertahanan dan penegakkan nasionalisme adalah generasi muda yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang. Jika generasi muda dapat memegang kuat prinsip nasionalisme untuk melakukan yang terbaik bagi negaranya, maka nantinya Indonesia akan menjadi negara yang maju dengan tetap memegang erat pancasila dalam segala aspek kehidupannya. 

Namun yang terjadi sekarang ini, semangat nasionalisme semakin menurun pada generasi muda akibat globalisasi. Mereka mulai kehilangan rasa kebanggaan akan bangsanya sendiri yang dapat kita lihat dari semakin banyaknya anak muda yang menganggap budaya barat lebih populer dan menarik daripada budaya mereka. Sudah menjadi hal yang lumrah bagi anak muda untuk mengikuti budaya barat ketimbang budaya sendiri. Hal ini terlihat dari cara mereka bertindak, berpakaian, berbicara, dan menjalani kehidupan.Arus globalisasi merasuk begitu singkatnya ke dalam kebudayaan masyarakat Indonesia terlebih pada kalangan muda karena adanya internet yang merupakan salah satu produk yang terbentuk akibat fenomena globalisasi. 

Teknologi internet adalah inovasi dalam bidang teknologi yang kini berkembang secara cepat dan luas dan dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun. Dengan adanya internet, seluruh warga dunia dapat mencari informasi tentang apapun yang mereka ingin ketahui dan tentunya teknologi ini merupakan teknologi yang sangat bermanfaat apabila digunakan secara baik dan benar. Begitu pula dengan generasi muda, bagi mereka internet merupakan makanan sehari-hari yang akan sulit untuk ditinggalkan karena sudah tertanam dan menjadi kebiasaan. 

Namun jika kita berkaca pada realita yang kini kita hadapi, generasi muda mulai kehilangan kepribadian diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan rasa nasionalisme yang harusnya mereka miliki kini mulai terkikis. Hal ini ditunjukkan oleh semakinmaraknya remaja-remaja di Indonesia yang berpakaian dan meniru budaya populer dunia seperti kebarat-baratan atau budaya korea yang sedang ramai digemari beberapa tahun belakangan.Era Globalisasi seperti sekarang ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia, terutama generasi muda yang cenderung mudah terbawa arus dan terbuka pada pandangan baru. Globalisasi sendiri adalah proses penyesuaian internasional sehingga menyebabkan adanya pertukaran produk, pemikiran, dan kebudayaan lainnya. 

Diaspora globalisasi kemudian menjadi tantangan bagi negara kita karena pada dasarnya proses globalisasi ini adalah proses transformasi dimensi-dimensi sosial pada kehidupan manusia yang perlahan tapi pasti akan menggerus batas-batas identitas negara menuju uniformitas tingkat global. Maka sebagai bentuk preventif, ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan identitas bangsa dan rasa nasionalisme bagi generasi muda di Era Globalisasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun