Mohon tunggu...
Regina Ayu
Regina Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

I'm an explorer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Malam Tirakatan, Berorientasi ke Mana?

13 Oktober 2020   17:05 Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:21 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Tirakatan merupakan tradisi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya yang dilakukan pada malam tanggal tujuh belas Agustus. Masyarakat Yogyakarta di daerah perkotaan maupun pedesaan melaksanakan tradisi ini di tiap-tiap RT, desa, atau kampung. 

Tradisi ini telah dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta  sejak setelah kemerdekaan, sebagai ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah dicapai. 

Tirakatan dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dengan cara yang berbeda -- beda, dan dilatarbelakangi oleh faktor paham keagamaan yang juga menjadi yang memengaruhi pelaksanaan tradisi malam tirakatan karena terkait dengan adanya agama dan tradisi. Selain itu, Tirakatan juga bisa dilihat sebagai suatu cerminan modernitas, agama, dan budaya nenek moyang.

Melihat tradisi malam tirakatan dalam kerangka modernitas karena tradisi tirakatan ini di bawa dalam momen peringatan HUT kemerdekaan, disamping juga di adakan dibawah institusi pemerintahan. 

Sedangkan tradisi malam tirakatan ini dalam kerangka agama bisa dilihat dalam pelaksanaan tradisi ini dimana paham keagamaan sangat mempengaruhi terhadap pelaksanaan tradisi malam tirakatan. 

Dalam kerangka budaya nenek moyang, tradisi malam tirakatan ini memang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa. Perilaku tirakat di gunakan oleh orang Jawa sebagai upaya untuk menenangkan diri dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini dapat meneguhkan bahwa masyarakat memang kita tidak bisa melepaskan diri dari ketiga jaringan makna tersebut.

Dalam dimensi Hofstede, Malam Tirakatan memiliki orientasi jangka pendek, di mana kebudayaan ini dilakukan sejak lama sebagai tradisi masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya. 

Selain itu, kebudayaan ini dilakukan sebagai penghormatan terhadap leluhur yang diyakini bisa memberikan rahmat kepada masyarakat, sejak adanya kemerdekaan hingga saat ini. 

Malam Tirakatan kemudian bisa dilihat bahwa kebudayaan ini memiliki orientasi sikap terhadap waktu, yaitu orientasi masa lalu, karena penghormatannya terhadap peristiwa masa lalu sangat tinggi, seperti kemerdekaan, hingga menghargai keberadaan budaya nenek moyang di tengah -- tengah masyarakat.

Malam Tirakatan menjadi budaya yang cukup melekat di masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sebagai tradisi yang terus dilakukan setiap tahunnya, serta menjadi bentuk syukur atas kemerdekaan Indonesia dengan mengedepankan sisi keagamaan. 

Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan Tirakatan di Indonesia menunjukkan adanya orientasi jangka pendek dan orientasi masa lalu dalam komunikasi antarbudaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun