Mohon tunggu...
Regina Asteria Riyanto
Regina Asteria Riyanto Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Aedes Aegypti, Nyamuk Pembawa Virus Dengue

11 Juli 2020   14:26 Diperbarui: 11 Juli 2020   14:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Aedes aegypti biasa dikenal dengan nyamuk demam berdarah. Nyamuk ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit demam berdarah yang diakibatkan dari virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti betina. 

Memiliki ukuran yang kecil, tubuh berwarna hitam dengan belang putih, dan pada umumnya aktif di siang hari menjadi ciri khas dari nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, ciri-ciri lainnya adalah nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat yang berair bersih sebagai tempat bertelur namun, tidak jarang tempat yang kotor atau kumuh dapat menjadi sarang berkembangnya nyamuk seperti di tumpukan sampah, barang-barang bekas dan tempat yang gelap.

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti diawali dengan terbentuknya telur yang selanjutnya berkembang menjadi jentik-jentik. Setelah kurang lebih 5 -- 7 hari terbentuklah kepompong dan menjadi nyamuk selama kurang lebih 1 -- 2 hari. Perkembangan nyamuk Aedes aegypti dari telur sampai menjadi nyamuk dapat berlangsung kurang lebih 7-14 hari. 

Jumlah nyamuk jantan dan betina pada umumnya sama banyaknya namun yang membedakan adalah pada nyamuk betina umurnya lebih panjang dari nyamuk jantan karena membutuhkan waktu untuk menghisap darah untuk pertumbuhan telur.

Dalam memperbanyak diri pada tubuh nyamuk Aedes aegypti, virus Dengue membutuhkan waktu 8-11 hari sehingga cukup untuk menyebabkan infeksi pada manusia. 

Virus Dengue yang telah menginfeksi nyamuk Aedes aegypti tidak dapat hilang atau dapat dikatakan nyamuk tersebut akan tetap terinfeksi virus Dengue dan dapat terus menularkannya ke manusia. 

Prosesnya di awali dengan nyamuk Aedes aegypti yang belum terinfeksi menggigit manusia yang sudah terinfeksi virus dan untuk beberapa hari, virus akan menyebar ke kelenjar saliva nyamuk. Selanjutnya, nyamuk yang sudah terinfeksi virus akan menginfeksikan ke manusia lain dengan menggigitnya sehingga terjadilah penyebaran virus Dengue.

Virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyerang bagian pembuluh darah dan akan mempengaruhi kerja dari imunitas tubuh manusia untuk melawan virus tersebut. Namun, berhasil atau tidaknya dalam melawan virus Dengue dapat dipengaruhi oleh tingkat kekebalan tubuh dari masing-masing individu. 

Jika kekebalan tubuhnya kuat maka virus akan sulit menginfeksi tubuh. Sedangkan, jika kekebalan tubuhnya lemah maka virus akan dengan mudah menyerang, berkembang biak, dan menyebarkan infeksi. 

Hal tersebut yang menyebabkan kondisi orang yang terinfeksi virus Dengue menjadi sangat lemah tubuhnya, di mana dengan kondisi awal tubuh yang tidak baik dan ditambah terinfeksi virus dapat menimbulkan beberapa gejala yang mengakibatkan penderita mengalami penyakti DBD.

Dalam mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Dengue, dapat dilihat dari gejala yang biasa timbul seperti demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius, kepala terasa berat dan nyeri, nyeri di sendi, otot, dan tulang sampai ke bagian belakang mata. Selain itu, nafsu makan menurun, mual dan muntah, ruam kemerahan setelah demam sampai timbulnya bercak-bercak dikulit dan penurunan trombosit. 

Pada saat demam sudah turun, merupakan fase kritis atau harus diperhatikan di mana gejala dari penyakit DBD akan semakin meningkat atau menjadi parah. 

Jika sudah parah, akan timbul pendarahan pada hidung (mimisan), gusi atau di bawah kulit, muntah dan feses yang berwarna hitam, batuk berdarah, tekanan darah menurun, denyut nadi melemah sampai pada sesak nafas. Jika hal tersebut sudah terjadi, dibutuhkan penanganan yang lebih cepat dan tepat, sebelum akhirnya terlambat atau berakhir pada kematian.

Sebelum penyebaran penyakit DBD semakin meluas, terlebih dahulu dapat dilakukan pengendalian dan pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai langkah awal. 

Program 3M merupakan salah satu program yang dibuat oleh pemerintah dan sudah dilaksakan sampai sekarang. Program ini bertujuan untuk mencegah penyakit DBD dengan menguras, menutup, dan mengubur. 

Program ini tidaklah sulit sehingga dapat dilakukan dimasing-masing tempat tinggal dan dapat dikatakan efektif sebagai langkah pencegahan. Selain itu, adanya penerapan fogging yang juga telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun, penerapan fogging ini tidak dapat dikatakan efektif. 

Fogging hanya akan membunuh nyamuk yang sudah dewasa dan tidak dapat membasmi larva yang sedang berkembang. Selain itu, kandungan kimia dari fogging dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi dan mengganggu makhluk hidup lainnya (serangga) yang ada disekitar. 

Asap dari fogging juga mengganggu kesehatan dari manusia karena sifatnya yang beracun sehingga berdampak negatif bagi kesehatan seperti iritasi kulit dan mata, rasa pahit pada bibir dan lidah sampai pada gangguan pernapasan, saraf, reproduksi, sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kanker.

Kesadaran setiap orang untuk menjaga kondisi lingkungan agar tetap bersih, menjaga kesehatan tubuh juga menjadi cara untuk mencegah menyebarnya penyakit DBD. Selain itu dengan mengatur cahaya yang cukup di rumah, memasang kawat anti nyamuk, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan tidak menggantungkan pakaian yang sudah terpakai juga dapat mencegah penyebaran penyakit DBD. 

Bila mengalami gejala penyakit DBD, segera periksakan ke dokter sebelum terlambat. Namun jika sudah terinfeksi penyakit DBD, dapat diobati dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi, istirahat yang cukup, mengonsumsi obat dianjurkan oleh dokter. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun