Mohon tunggu...
REGINA ANDIKA
REGINA ANDIKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Profesi Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Telesurvei untuk Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

16 Agustus 2021   10:47 Diperbarui: 16 Agustus 2021   10:57 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prevalensi Gigi Berlubang berdasarkan survei yang dilakukan di wilayah Kramat Jati (Dokpri)

Kesehatan gigi dan mulut berperan penting terhadap kesehatan secara umum dan kualitas hidup seseorang. Gigi dan gusi yang tidak terawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan, serta dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. 

Melihat tren COVID-19 yang belum akan hilang dalam waktu dekat, pelayanan dan perawatan gigi dan mulut perlu berinovasi untuk melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan risiko infeksi silang sekecil mungkin, yaitu lebih fokus pada tindakan pencegahan dan non-aerosol.

Sesuai dengan tujuan ketiga Sustainable Development Goals (SDG), yaitu memastikan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat di semua kalangan usia, maka program kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah hal yang penting untuk dilakukan.

Dalam merencanakan suatu program kesehatan, diperlukan data status kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Akan tetapi, kondisi pandemi menyebabkan survei secara langsung sulit dilakukan karena risiko penularan COVID-19 yang tinggi. 

Telesurvei, yang merupakan bagian dari teledentistry, merupakan suatu inovasi survei kesehatan gigi dan mulut jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telepon seluler dan berbagai aplikasi di dalamnya untuk memudahkan proses penjaringan status kesehatan gigi masyarakat secara daring. 

Pada bulan Juli-Agustus 2021, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan (IKGMP) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Puskesmas Kelurahan Batu Ampar dalam melakukan telesurvei di salah satu sekolah menengah di Kelurahan Batu Ampar. 

Telesurvei dilakukan untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut siswa-siswi di sekolah tersebut, sehingga dapat direncanakan program kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan temuan dari telesurvei.

Hal pertama yang dilakukan adalah sosialisasi secara daring kepada guru dan juga siswa-siswi sekolah menengah tersebut mengenai kegiatan telesurvei yang akan dilakukan. Mulai dari pengertian, manfaat, dan cara melakukan telesurvei. 

Pengumpulan data melalui telesurvei dilakukan dengan pengisian kuesioner dan juga foto gigi dari 5 sisi. Foto gigi dikumpulkan setelah diperlihatkan video cara melakukan pengambilan foto gigi yang baik dan benar baik yang diambil diri sendiri atau dibantu orang lain.

Setelah dilakukan pengumpulan data, data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik untuk menjadi dasar dalam perencanaan program kesehatan di sekolah menengah tersebut. 

Hasil telesurvei menunjukkan bahwa dari 203 siswa-siswi yang mengirimkan foto, 55,7% mengalami gigi berlubang. Kemudian, dari 225 siswa-siswi yang mengisi kuesioner, 55% pernah mengalami gusi berdarah, 44,8% pernah mengalami sariawan, 42,6% mengalami bau mulut, dan 30,1% memiliki risiko tinggi terjadi gigi berlubang karena pola makan dan minum yang tidak seimbang. Dari masalah gigi dan mulut yang dikeluhkan, sebanyak 81,8% responden mengaku bahwa hal itu berdampak pada kualitas hidupnya.

Berdasarkan hasil telesurvei di atas, kami melakukan program dengan nama "Program Kesehatan Gigi dan Mulut (PKGM) #DiRumahAja" yang terdiri dari edukasi pola makan dan minum yang baik, gigi berlubang, gusi berdarah, sariawan, dan juga bau mulut untuk meningkatkan kesadaran siswa-siswi mengenai berbagai kondisi gigi dan mulut. 

Selain edukasi, kami juga mengirimkan alat pelapis gigi berfluorida untuk anak-anak dengan jumlah gigi berlubang lebih atau sama dengan 4 gigi. Alat pelapis gigi berfluorida ini diharapkan dapat mencegah anak dengan risiko tinggi gigi berlubang untuk memiliki gigi berlubang yang baru. Tidak hanya itu, kami juga mengirimkan alat bantu kebersihan gigi yaitu benang gigi stik untuk anak-anak yang pernah mengalami gusi berdarah dengan harapan dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulut mereka.

Kami juga mengirimkan poster dan video secara personal mengenai petunjuk penggunaan alat pelapis gigi berfluorida dan benang gigi stik kepada anak-anak yang menerima intervensi program. Setelah itu, dilakukan evaluasi dengan meminta mereka mengirimkan video penggunaan alat dan juga pengisian kuesioner pasca program. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa 31 dari 51 siswa yang awalnya menyikat gigi 1 kali sehari atau kurang, mengalami perubahan perilaku menjadi menyikat gigi 2 kali sehari setelah mengikuti PKGM #DiRumahAja. Selain itu, siswa-siswi secara umum merasa puas dengan PKGM #DiRumahAja dan akan tetap melakukan segala hal dan informasi yang telah diberikan bahkan setelah program selesai.

Telesurvei memang tidak luput dari berbagai limitasi, salah satunya yaitu pemeriksaan gigi yang sangat bergantung pada kualitas foto. Keberhasilan telesurvei juga bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah ketersediaan perangkat, infrastruktur seperti akses internet, kualitas foto, pelatihan dan keterampilan dari responden. 

Namun terlepas dari limitasi tersebut, pada pandemi COVID-19 saat ini, metode telesurvei dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat melalui pelaksanaan program berbasis bukti atau Evidence Based Dentistry (EBD).

Referensi:

  • https://www.worldometers.info/coronavirus
  • Brian Z, Weintraub JA. Peer Reviewed: Oral Health and COVID-19: Increasing the Need for Prevention and Access. Preventing chronic disease. 2020;17.
  • Ghai S. Teledentistry during COVID-19 pandemic. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews. 2020 Sep 1;14(5):933-5.
  • https://sdgs.un.org/goals

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun