Berawal dari keinginan untuk mempunyai sistem hidroponik di perkarangan rumah, akhirnya saya yang tidak ingin repot ini membeli satu sistem hidroponik DFT (Deep Flow Technique )/ sistem air tergenang di dalam pipa. Tidak begitu besar, panjangnya 1 meter dan mempunyai 4 tingkatan dan saya rasa cukup untuk ukuran rumah tangga.Â
Sistem ini saya tempatkan pada perkarangan belakang rumah, dimana ia akan terkena cahaya matahari langsung lebih kurang 6 jam di pagi hari, karena dikelilingi bangunan yang menjulang tinggi. Bukan tempat yang tepat, namun di sinilah sistem ini tidak akan terkena air hujan secara langsung karena terdapat atap teras bangunan yang akan melindunginya serta dekat dengan saluran listrik yang berguna untuk menghidupkan pompa air nantinya.
sayuran daun dan memiliki PPM (Part Per Million / satuan yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan) yang hampir sama.Â
Awal bercocok tanam menggunakan sistem ini, saya menanam dua jenis sawi dan dua jenis bayam, dari bayam brazil, pakcoy, samhong king, dan bayam hijau, mengingat tanaman ini  sama-sama tanamanTanaman ini pun berhasil dibudidaya hingga panen, meskipun benih samhong king hanya beberapa saja yang sprout dan pakcoynya kutilang. Hasil yang diperoleh lumayan dan bisa berbagi ke tetangga, meskipun tanaman tidak tumbuh sempurna dan tanaman di sisi kanan sistem berukuran lebih besar dibandingkan dengan tanaman di sisi kiri sistem, karena sisi kiri sistem ini berada dekat dengan dinding bangunan, sehingga lebih sedikit memperoleh cahaya matahari.
Setelah beberapa kali panen, saya mulai berinovasi dengan menanam tomat pada empat lubang tanam saluran teratas sistem ini dan pada saluran ke dua, tiga dan empat saya tanami sayuran hijau seperti biasa. Sebenarnya ini bentuk coba-coba saya, mengingat sayuran buah dan sayuran daun memiliki nutrisi yang berbeda.Â
Berdasarkan berbagai sumber yang saya baca, tanaman sayuran buah seperti tomat akan diberi nutrisi sayuran daun terlebih dahulu di awal masa tanam, lalu di masa pembuahan nutrisi diganti dengan nutrisi tanaman buah. Namun, disini saya tidak memakai nutrisi buah karena terdapat tanaman sayuran daun pada sistem ini.
Tomat yang saya tanam merupakan jenis tomat mawar, alasan saya menanam jenis tomat ini, karena bentuknya yang cantik seperti bunga. Awal tanam, tanaman tomat saya begitu subur.Â
Hari demi hari mulai menjalar ke penyangga dengan kondisi daun yang hijau lebat. Karena tak kunjung berbuah, saya memutuskan untuk memotong tunas batang/ tunas air yang muncul di pertemuan antara batang utama dan cabang, serta memangkas daun-daun yang sudah tua dan bagian atas tanaman (tunas terminal).Â
Hal ini sangat sering saya lakukan karena tunas-tunas baru bermunculan sangat cepat. Seiring dengan itu, tanaman daun pun sudah panen dan berganti dengan tanaman daun yang baru.
Hanya beberapa minggu pemangkasan, tanaman tomat saya mulai berbuah lebat. Namun, masalah baru pun muncul. Akar tanaman tomat mulai menutupi sistem hidroponik ini, sehingga tanaman sayuran di saluran 2, 3, dan 4 mulai kekurangan nutrisi. Untuk mengatasinya, saya memotong akar tanaman tomat dan meninggalkan sekitar 5 cm. Sebenarnya cukup was-was melakukan ini, karena takut tanaman tomat tiba-tiba mati. Namun ternyata, tanaman tomat bisa tetap tumbuh dengan baik.
Sejauh ini tidak terdapat masalah lagi, setidaknya kebutuhan akan sayuran buah dan sayuran daun dapat terpenuhi dengan satu sistem hidroponik ini. Yang terpenting rajin untuk memangkas tunas tanaman tomat dan melakukan pengecekan terhadap saluran agar tidak tersumbat oleh akar. Suatu saat mungkin dapat dicoba dengan tanaman sayuran buah lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H