Terakhir, terdapat organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Dasar dari perjuangan organisasi ini adalah agama Islam dan kebangsaan dengan sifat nonkooperatif. Muhammadiyah sendiri berdiri di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial, menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir-batin.Â
Dalam pergerakkan sosialnya, organisasi ini sangat mendukung perjuangan kemerdekaan. Selain itu, peran organisasi ini menumbuhkann kesadaran bangsa tentang pentingnya kemajuan dalam pendidikan dan kemerdekaan sangat besar.
Sebagai kesimpulan, setiap dari ketiga organisasi yang ada pada periode awal perkembangan sama-sama memiliki semangat dalam mendukung kemerdekaan dari aspek pendidikan, budaya, dan ekonomi. Namun, masih ada beberapa kekurangan yang membuat organisasi-organisasi tersebut tidak berjalan dengan baik.Â
Dari organisasi Budi Utomo, karena bersikap impulsif dengan mengkampanyekan pembentukan milisi, banyak pihak yang menuduh Budi Utomo diatur oleh pemerintah sehingga ini membuktikan mereka mulai kehilangan kepercayaan dari pendukung mereka. Lalu dari Sarekat Islam, akibat perbedaan cara pandang dan kurangnya perhatian kepada setiap anggota membuat mereka menjadi terpecah.Â
Selain itu, Sarekat Islam lebih berpusat pada agama Islam padahal Indonesia tentunya memiliki lebih dari 1 agama, sama halnya seperti Muhammadiyah. Hal seperti ini juga berkemungkinan untuk memecahkan hubungan antara rakyat Indonesia yang berbeda agama.Â
Terakhir, Muhammadiyah bertujuan mencapai kebahagian lahir-batin yang di mana merupakan hal yang kurang realistis karena tidak mungkin rakyat pada masa itu bisa mencapai bahagia lahir-batin ketika mereka masih disulitkan dengan masalah penjajahan. Namun, tujuan tersebut cukup bagus untuk mengembangkan semangat berjuang di antara para rakyat yang sudah semakin membara semangat nasionalismenya.Â
Melalui kelahiran berbagai organisasi masyarakat Indonesia di periode awal perkembangan ini, masyarakat Indonesia menjadi semakin lebih banyak mendapatkan akses pendidikan dan pergerakan.Â
Mereka juga semakin terfasilitasi kebutuhannya untuk berorganisasi, menyampaikan ide-ide kebangkitannya, dan wadah organisasi yang memenuhi kebutuhan mereka untuk berkembang dan menyebarkan semangat nasionalismenya. walaupun memiliki banyak keterbatasan di masa awal kebangkitan nasional tersebut, kita tentu saja patut bersyukur atas awalan yang baik ini. Indonesia dan kebangkitannya adalah sebuah proses yang panjang dan penuh perjuangan masyarakat awam.
Ditulis oleh Leticia Fredella
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H