Mohon tunggu...
Regina DewiFortuna
Regina DewiFortuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

bermensch di Era Media Sosial : Topeng atau Kenyataan?

6 Januari 2025   10:41 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Media sosial memberikan ruang bagi pengguna untuk menyusun versi ideal dari diri mereka. Menurut Kadri & Fachruddin (2024), filter

foto, edit video, dan pilihan konten yang diposting adalah alat utama untuk membangun citra diri yang sering kali jauh dari kenyataan.

2.Perbandingan Sosial yang Tidak Sehat

Nietzsche mengkritik moral “rata-rata” dalam masyarakat yang cenderung menekan individu. Di media sosial, perbandingan diri

dengan orang lain menjadi salah satu sumber kecemasan. Bukannya menjadi unggul, pengguna malah terjebak dalam siklus

perbandingan yang merugikan kesehatan mental.

3.Validasi dari Pengakuan Publik

Like, komentar, dan jumlah followers menjadi mata uang sosial. Nilai seseorang sering kali diukur berdasarkan pengakuan ini yang

sebenarnya bisa menjauhkan mereka dari tujuan autentik menjadi “Ubermensch”.


Ubermensch di Dunia Digital

Nietzsche menggambarkan Ubermensch sebagai manusia yang menciptakan nilai-nilai sendiri. Di era digital:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun