Dan butir yang terakhir berbunyi kewajiban ini merupakan jihad bagi setiap muslim yang berada di radius 94 kilometer, sedangkan mereka yang berada jauh diluar radius harus membantu secara material kepada mereka yang berjuang.
Butir butir tersebut mampu membuat sebagian umat muslim terutama para santri bergerak untuk jihad melawan penjajah. Sehingga pada tanggal 22 Oktober KH Hasyim Asy'ari berhasil mengumpulkan beberapa pentolan Kyai dan melakukan pertemuan di Kantor PBNU, Bubutan, Surabaya. Setelah melakukan pertemuan tersebut mereka mulai bergerak melawan penjajah.Â
Perlawan mereka kemudian menyebar ke berbagai daerah dengan gigih tanpa ada rasa takut sedikit pun. Mereka meyakini bahwa ini merupakan perang suci yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi Indonesia dari jajahan Belanda. Mereka juga berperan dalam Pertempuran 10 November yang terjadi di Surabaya.Â
Berkat perlawanan yang mereka lakukan ini, dikeluarkannya Keppres No. 22 Th 2015 yang menetapkan bahwa 22 Oktober diperingati sebagi Hari Santri Nasional. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengenang dan menghormati kaum santri, dan jamaah NU yang ikut andil dan memiliki pengaruh besar untuk melawan penjajah.
Setelah kita tahu bahwa umat muslim terutama para santri memiliki peran besar terhadap kemerdekaan Indonesia, tentu ada pelajaran yang dapat kita ambil. Kita patut mencontoh sikap KH HAsyim Asy'ari yang haus akan ilmu, dan perjuangan beliau yang begitu gigih melawan penjajah.Â
Kita sebagai generasi muda kita patut meneladani apa yang dilakukan beliau dan para santri walaupun bukan dengan cara berperang. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, yaitu menghadapi paham yang menggangu eksistensi dan ideologi negara yang sudah ditetapkan. Selain harus menguasai ilmu agama, santri juga dapat ikut andil dalam  memajukan Indonesia dan menajalankan perannya diberbagai sektor pemerintahan. Â
Mengingat bahwa santri bukan hanya yang bersarung, tertutup, dan berada di pondok pesantren, tetapi mereka yang ingin belajar karena sejatinya santri erat kaitannya dengan pelajar. Pada dasarnya santri mempunyai 4 prinsip yaitu, mengamalkan ajaran ayat suci Al Quran, membangun karakter yang berbudi pekerti, mengasah keahlian dengan ilmu pengetahuan, dan mengembangkan kearifan serta kebijaksanaan. Sebagai seorang santri harus pintar memilah apa yang baik sehingga dapat diserap dan diamalkan bukan malah menjerumuskan kita kedalam hal yang melanggar norma. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H