Mohon tunggu...
Rega Septiana Rahmatya
Rega Septiana Rahmatya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka membahas polemik politik dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

BRICS dan Peran Indonesia

11 Januari 2025   21:01 Diperbarui: 11 Januari 2025   21:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemunculan BRICS pada tatanan global politik memberikan dampak yang cukup serius. BRICS sendiri merupakan sebuah aliansi yang berisi oleh negara-negara besar, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. BRICS hadir untuk membantu negara berkembang mewujudkan mimpi besar mereka dalam menyeimbangkan dominasi negara maju pada tatanan global. Jim O'Niell seorang ekonom Inggris merupakan pencetus pertama dari BRIC ini sebelum berubah menjadi BRICS ketika Afrika Selatan masuk bergabung. Dasar dari berdirinya aliansi ini adalah kesamaan kepentingan dalam menciptakan dunia yang multipolar, di mana suara negara berkembang tidak lagi terkesampingkan.  Hadirnya BRICS ini jelas seperti menantang Barat yang merupakan pihak satu satunya yang akan merugi.


Seperti yang kita tahu Dollar Amerika Serikat ( AS) saat ini sangat mendominasi pada tatanan global. Sistem yang berbasis dolar sering kali memberikan keuntungan besar bagi Amerika Serikat, seperti dalam bentuk "privilege exorbitant," di mana AS dapat mencetak uang tanpa konsekuensi ekonomi yang sama seperti negara lain. Untuk mengurangi dominasi ini, BRICS muncul dengan logika yang sederhana namu revolusioner, yaitu mengambil langkah yang cukup besar dengan menciptakan Mata Uang baru. Mata uang BRICS ini bukan mata uang yang sebenarnya tetapi dalam bentuk aset nyata , seperti komoditas atau cadangan emas. Dengan ini mereka bisa mengurangi pengaruh dari Dollar dalam perdagangan global. Tapi hingga saat ini belum terdengar kabar terbaru dalam penindak lanjutannya. Jika perencanaan ini benar-benar terlaksanakan, maka tatanan global akan mengalami perubahan yang cukup signifikan.


Bertujuan mewujudkan mimpi-mimpi besar, tentu saja berarti mimpi tersebut susah atau sulit untuk diwujudkan. Langkah besar BRICS dalam membuat mata uang baru ini tentu saja tidak dapat dijamin keberhasilannya dan merupakan langkah yang cukup krusial. Oleh karena itu, dibutuhkan kepercayaan yang cukup besar bagi negara-negara anggota. Jika Indonesia ingin mengambil peran dalam rencana ini, menurut saya harus dipikir kembali secara matang meskipun BRICS ini menawarkan potensi yang sangat besar. Dengan polemik-polemik ekonomi yang terjadi di Indonesia tentu saja pemerintah harus berpikir dengan baik lagi untuk bergabung dengan BRICS, karena BRICS sendiri ini masih sangat kompleks dan penuh tantangan sehingga membutuhkan analisis yang lebih mendalam dan rencana yang strategis. Ketidakpastian dari BRICS ini juga harus menjadi pertimbangan kembali pemerintah, karena berarti Indonesia harus siap dengan dampak yang akan terjadi jika rencana BRICS ini mengalami kegagalan. Ilmu dari para ahli ekomom juga sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ini, tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga jangka panjang nya.


Kesimpulannya, meskipun BRICS menawarkan peluang strategis, keputusan untuk bergabung harus diambil dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Indonesia perlu memastikan bahwa langkah ini benar-benar sejalan dengan visi pembangunan nasional dan tidak hanya mengikuti tren global tanpa persiapan yang matang. Pemerintah harus mengutamakan kepentingan rakyat dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun