Malam itu, Museum Artefak Kota menjadi pusat perhatian. Alarm berbunyi memecah keheningan, dan para penjaga panik melihat kaca etalase yang pecah. Di dalamnya, tempat Patung Kura-Kura Emas dari Kerajaan Nusantara biasa dipajang, kini kosong.
"Segera panggil Detektif Ree!" seru Kepala Keamanan Museum.
Detektif Ree tiba beberapa menit kemudian. Seorang pria bertubuh ramping dengan tatapan tajam, mengenakan jaket panjang yang terlihat usang. Ia terkenal dengan keahliannya dalam mengungkap kasus, meskipun ia dikenal pendiam dan menyimpan banyak luka batin.
"Berikan saya waktu dan ruang," katanya singkat.
---
Bab 1: Jejak yang Hilang
Ree memulai dengan memeriksa area sekitar etalase. Tidak ada tanda perusakan di pintu masuk atau jendela, yang berarti pelaku kemungkinan besar menggunakan akses resmi. Di lantai, ia menemukan pecahan kaca yang anehnya tersusun rapi, seolah pelaku sengaja menghindari meninggalkan jejak.
Kemudian, Ree menemukan seutas tali kecil dengan ujung yang terpotong kasar. Ia mengambilnya dengan hati-hati menggunakan sarung tangan. "Apa ini bagian dari rencana mereka?" gumamnya.
Ree meminta daftar orang yang memiliki akses ke museum malam itu. Ada tiga nama:
1. Diana, kurator museum, yang dikenal sangat mencintai pekerjaannya.