Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Karir dan Kebebasan Lebih Penting? Perspektif di Balik Turunnya Angka Pernikahan

11 November 2024   14:54 Diperbarui: 11 November 2024   14:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Milenial dan Gen Z tumbuh di era yang menawarkan lebih banyak pilihan dalam gaya hidup. Di masa lalu, pernikahan dianggap sebagai tahap yang harus dilalui setiap orang dalam hidupnya, namun sekarang perspektif itu berubah. Generasi ini lebih terbuka dengan konsep kebahagiaan yang tidak selalu terkait dengan pernikahan. Mereka menemukan kebahagiaan dalam mengejar hobi, berkontribusi pada komunitas, atau bahkan dalam perjalanan solo yang memberikan pengalaman berharga. Gaya hidup ini memberikan kepuasan tersendiri yang sebelumnya mungkin tidak pernah dibayangkan oleh generasi sebelumnya.

5. Pergeseran Nilai Sosial

Jika dahulu pernikahan merupakan salah satu nilai sosial yang sangat dijunjung tinggi, kini nilai tersebut mengalami perubahan. Keluarga dan masyarakat mulai menerima bahwa kebahagiaan individu tidak selalu berasal dari pernikahan. Banyak yang menghargai pencapaian pribadi dan memberikan dukungan kepada mereka yang memilih untuk tidak menikah atau menunda pernikahan. Ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dalam masyarakat yang lebih menghormati pilihan hidup individu.

Dampak Sosial dari Penurunan Angka Pernikahan

Penurunan angka perkawinan tentunya membawa dampak sosial yang cukup signifikan. Salah satunya adalah penurunan angka kelahiran yang berdampak pada struktur demografis. Di beberapa negara, hal ini memicu kekhawatiran tentang regenerasi penduduk di masa depan. Selain itu, masyarakat akan menyaksikan bentuk-bentuk keluarga baru, seperti keluarga dengan orang tua tunggal, pasangan tanpa anak, atau bahkan gaya hidup sendiri yang mulai dianggap sebagai hal biasa.

Namun, ada sisi positif dari fenomena ini. Penurunan angka perkawinan juga membuat banyak orang semakin fokus pada pengembangan diri dan peningkatan kualitas hidup, yang pada akhirnya juga berdampak positif pada kontribusi mereka dalam pekerjaan dan komunitas. Dengan kebebasan untuk memilih jalur hidup sendiri, individu memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang lebih luas pada masyarakat di sekitarnya.

Kesimpulan

Penurunan angka perkawinan bukanlah sekadar tren sementara, melainkan bagian dari perubahan pola pikir generasi baru. Prioritas yang berubah, kebebasan pribadi yang tinggi, dan tantangan ekonomi adalah faktor-faktor utama yang memengaruhi keputusan ini. Meski begitu, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih jalan hidup yang paling membahagiakan bagi mereka.

Bagaimana dengan pandangan Anda? Apakah Anda merasa bahwa karir dan kebebasan lebih penting daripada pernikahan, ataukah pernikahan tetap memiliki tempat yang istimewa dalam hidup Anda? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan mari kita berdiskusi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun