Namun, penting dipahami bahwa kenaikan harga rokok saja tidak cukup efektif tanpa adanya program pendukung, seperti kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok. Negara-negara maju, seperti Australia dan Singapura, telah membuktikan bahwa kombinasi antara cukai tinggi, aturan ketat, serta kampanye anti-rokok yang kuat efektif dalam menekan jumlah perokok secara signifikan.
Jalan Tengah: Pendekatan Berbasis Edukasi dan Kebijakan Komprehensif.
Dari paparan data di atas, tampak jelas bahwa menaikkan cukai rokok memang berdampak pada peningkatan harga, namun dampaknya terhadap penurunan jumlah perokok masih minim, terutama di kalangan ekonomi rendah dan anak muda. Solusi yang lebih komprehensif diperlukan untuk benar-benar mencapai target kesehatan masyarakat. Selain cukai tinggi, perlu adanya upaya lain, seperti pengaturan ketat terkait pemasaran dan distribusi produk rokok, serta edukasi masyarakat mengenai risiko kesehatan jangka panjang.
Program pendidikan anti-rokok di sekolah, serta dukungan untuk layanan berhenti merokok, bisa menjadi strategi pelengkap yang efektif. Pemerintah juga perlu mendorong penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan untuk membantu perokok berhenti, seperti terapi penggantian nikotin (NRT) atau penggunaan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko bagi mereka yang sulit berhenti total.
Kesimpulan
Kenaikan cukai rokok adalah langkah penting, namun langkah ini belum cukup kuat untuk menekan konsumsi tembakau secara signifikan. Pendekatan yang lebih luas diperlukan, dengan fokus pada edukasi, pengendalian akses, serta kampanye kesadaran publik yang terus-menerus. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif, Indonesia dapat benar-benar melihat perubahan dalam pola konsumsi rokok, sekaligus melindungi kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H