Noi: "Kenapa Erik meninggalkan saya begitu saja? Apakah dia benar-benar menghilang... atau hanya mencoba kabur dari saya?"
Ree terdiam. Ia tahu, dalam pekerjaannya, ia harus tetap netral dan profesional. Tapi ada sesuatu dalam tatapan Noi yang membuatnya ingin menghibur wanita itu, meskipun hatinya tahu ia tidak boleh terlalu terlibat.
Ree: (dengan suara tenang) "Kadang, kita tidak bisa mengerti alasan seseorang pergi, bahkan jika kita sangat mencintainya. Tapi percayalah, saya akan melakukan yang terbaik untuk menemukan jawabannya."
Noi mengangguk, tapi senyumnya tampak getir. Ada sesuatu yang dalam di balik tatapannya, seolah ia ingin Ree memahami lebih dari sekadar kata-katanya. Tapi Ree menolak untuk terjebak dalam perasaan itu. Baginya, profesionalisme adalah segalanya, bahkan ketika hati mulai terlibat.
---
Adegan 4: Panggilan Tak Terduga
Saat Ree kembali ke kantornya malam itu, ia menerima panggilan tak terduga dari nomor yang tidak dikenal. Suara di ujung telepon terdengar misterius, dan kali ini, suaranya jauh lebih tenang dari sebelumnya.
Suara Misterius: "Berhenti mencari Erik, Detektif. Ini adalah peringatan terakhir."
Ree menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Ia tahu, ancaman seperti ini hanya berarti satu hal: ia sudah terlalu dekat dengan kebenaran.
Ree: "Jika Anda tahu di mana Erik, maka tunjukkan diri Anda. Jangan sembunyi di balik telepon."
Suara itu tertawa pelan, lalu terdiam. Setelah beberapa detik, panggilan itu terputus, meninggalkan Ree dengan firasat buruk. Kasus ini bukan sekadar mencari orang hilang; ada lebih dari sekadar cinta yang tak terbalas atau rahasia yang disembunyikan.