Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Diary

Petualangan Rasa di Sorong: Nasi Tuna dan Senja yang Memikat

31 Oktober 2024   11:08 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:23 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah sore yang hangat di Marina Restoran, Sorong, Papua Barat Daya, langit mulai berpadu dalam nuansa jingga dan ungu yang memikat. Awan-awan berarak lembut, seolah menari mengikuti irama angin laut. Saya duduk di teras restoran dengan pemandangan laut yang memukau, tidak sabar untuk menikmati hidangan yang terkenal di sini: nasi dada tuna.

Sambil menunggu pesanan, saya memandangi cakrawala. Sorong, yang dikenal sebagai gerbang menuju Raja Ampat, adalah kota yang kaya akan keindahan alam dan budaya. Dalam benak saya, terbayang kekayaan bawah laut yang tersembunyi di Raja Ampat, pulau-pulau indah yang dihiasi terumbu karang berwarna-warni. Banyak pelancong datang ke sini untuk menyelam, tetapi saya lebih tertarik pada pengalaman kuliner yang ditawarkan.

Pesanan saya datang: sepiring nasi dada tuna yang disajikan dengan sayuran segar dan sambal khas. Aroma lezatnya membuat perut saya keroncongan. Dengan sendok di tangan, saya merasakan setiap suapan nasi yang lembut berpadu sempurna dengan tuna yang empuk dan bumbu yang menggugah selera. Sambil menikmati hidangan, saya kembali menatap langit, yang semakin merona indah. Warna-warna cerah berangsur-angsur memudar, digantikan oleh nuansa lembut malam yang mulai menyelimuti.

Di seberang laut, saya bisa melihat pulau-pulau kecil yang menjadi bagian dari Raja Ampat, tempat di mana air jernih dan biota laut yang kaya berpadu. Setiap tahun, ribuan wisatawan datang ke sana untuk menyelam dan menjelajahi keindahan alamnya. Saya bertekad untuk menjelajahi pulau-pulau itu esok hari, merasakan keajaiban yang telah diceritakan orang-orang selama ini.

Saat matahari semakin tenggelam, langit memancarkan warna yang semakin dramatis. Saya merasa seolah-olah sedang berada di lukisan yang hidup. Saya mengangkat gelas, bersulang kepada keindahan sore itu, kepada makanan yang luar biasa, dan kepada petualangan yang masih menunggu di depan. Dalam hati, saya tahu bahwa Sorong dan Raja Ampat bukan hanya sekadar destinasi, tetapi sebuah pengalaman yang akan selalu saya kenang.

Sore itu, di Marina Restoran, di bawah cahaya senja yang menakjubkan, saya menemukan lebih dari sekadar makanan enak. Saya menemukan ketenangan, keindahan, dan harapan akan petualangan yang belum selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun