Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lembah Tidar: Paku Bumi Jawa dan Pusat Energi Spiritual yang Menjaga Keseimbangan Alam Semesta

29 Oktober 2024   05:57 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedekatan masyarakat Jawa dengan Lembah Tidar mencerminkan kepercayaan akan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Melalui sikap hormat dan rasa khidmat, Lembah Tidar dihargai sebagai bagian dari "tata nilai" yang mengajarkan manusia untuk menjaga keseimbangan alam. 

Tradisi spiritual ini diwariskan agar orang-orang tetap menghormati dan merawat tanah tempat mereka berpijak, serta menghargai kekuatan alam yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.

Menjaga Warisan Paku Bumi Jawa

Hingga kini, Lembah Tidar masih menyimpan misteri yang tidak terpecahkan. Baik sebagai lokasi Akademi Militer maupun pusat spiritual, Lembah Tidar tetap dihormati sebagai paku bumi yang menyatukan alam fisik dan gaib di Pulau Jawa. 

Kisah-kisah mistis yang mengelilingi tempat ini menjadi pengingat akan kepercayaan dan kearifan lokal yang menghargai hubungan harmonis antara manusia, leluhur, dan alam.

Bagi sebagian orang, tempat ini mungkin hanyalah kawasan hijau di tengah Magelang. Namun, bagi mereka yang memahami nilai spiritual, Lembah Tidar adalah jantung spiritual Pulau Jawa, sebuah tempat yang terus memancarkan energi dan menjaga keseimbangan. 

Aura mistis yang menyelimuti lembah ini seolah berkata bahwa "paku bumi" akan terus menjaga tanah Jawa, selama manusia tetap menghormati dan menjaga alam semesta dengan segenap jiwa dan raga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun