Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

"Perbedaan antara sesuatu yang tidak mungkin dan yang mungkin, terletak pada cara berpikir seseorang" -Haryanto Kandani-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jenderal yang Setia: Prabowo Subianto dan Perjalanan Panjang Menuju Kursi Presiden

18 Oktober 2024   12:47 Diperbarui: 18 Oktober 2024   12:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Liputan 6.com

Seorang Jenderal yang Tidak Pernah Menyerah

"Jika kegagalan adalah batu sandungan, maka kesetiaan adalah jembatan yang membuat kita terus melangkah," kata-kata ini seolah menggambarkan perjalanan panjang seorang Prabowo Subianto. Dari seorang jenderal militer yang dipaksa meninggalkan dunia kemiliteran hingga kini menjadi presiden terpilih Republik Indonesia. Di usianya yang ke-73 tahun, Prabowo membuktikan bahwa kesetiaan dan pengabdian kepada bangsa tak pernah mengenal kata akhir.

Karier Militer yang Berakhir di Tengah Kontroversi

Sumber gambar: JPNN.com
Sumber gambar: JPNN.com

Prabowo Subianto, putra dari ekonom terkemuka Sumitro Djojohadikusumo, memasuki dunia militer dengan ambisi besar. Kariernya terus menanjak hingga ia meraih pangkat Letnan Jenderal. Namun, pada tahun 1998, di tengah gejolak politik dan krisis moneter yang melanda Indonesia, Prabowo harus menghadapi titik terendah dalam karier militernya. Ia diberhentikan dari dinas militer di bawah tuduhan pelanggaran terkait operasi yang dijalankan selama masa Reformasi. Keputusan ini mencoreng reputasi militernya, tetapi tidak mematahkan semangatnya untuk tetap mengabdi kepada bangsa.

Pemecatan itu menjadi salah satu babak yang paling dikenang dalam perjalanan Prabowo. Namun, bukannya mundur dari panggung publik, ia justru menemukan cara baru untuk melanjutkan pengabdian kepada Indonesia. Prabowo memilih jalur politik sebagai arena barunya.

Isu HAM yang Selalu Menyertai

Seiring dengan perjalanan politiknya, Prabowo tak luput dari sorotan tajam terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM). Namanya sering dikaitkan dengan kasus pelanggaran HAM yang terjadi selama masa kerusuhan 1998. Tuduhan penculikan aktivis dan dugaan keterlibatan dalam kekerasan membuat namanya tidak pernah lepas dari perbincangan publik. Meski begitu, hingga saat ini Prabowo terus membantah terlibat secara langsung dalam kasus-kasus tersebut, bahkan ia selalu menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.

Isu ini terus muncul dalam setiap kali ia mencalonkan diri sebagai presiden, menjadi salah satu faktor yang membuatnya sulit untuk meraih kemenangan dalam pemilu-pemilu sebelumnya. Namun, dukungan yang besar dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa banyak orang masih percaya pada kesetiaan dan kemampuannya memimpin negeri ini.

 Perjuangan Politik yang Tidak Kenal Lelah

Setelah meninggalkan dunia militer, Prabowo beralih ke politik. Sejak 2004, ia telah berulang kali mencalonkan diri baik sebagai calon wakil presiden maupun calon presiden. Perjalanan politiknya penuh dengan kegagalan—dari kalah di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati Soekarnoputri, hingga kekalahan di dua pilpres berturut-turut pada 2014 dan 2019 melawan Joko Widodo. Namun, setiap kegagalan bukanlah akhir, melainkan menjadi pemacu baginya untuk terus berjuang.

Meski berkali-kali gagal, Prabowo tetap setia pada mimpinya untuk memimpin Indonesia. Dukungan dari partai dan rakyat yang loyal terus membawanya ke panggung politik, menunjukkan bahwa ketekunan dan kesetiaan selalu memiliki tempat dalam perjalanan hidup seseorang.

Akhirnya Menjadi Presiden di Usia 73 Tahun

Usaha kerasnya akhirnya terbayar pada tahun 2024. Di usianya yang ke-73 tahun, Prabowo Subianto berhasil memenangkan Pilpres dan menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia. Ini bukan sekadar kemenangan pribadi, tetapi simbol dari pengabdian dan kesetiaannya yang tak kenal lelah untuk melayani negara. Melalui kepemimpinannya yang baru ini, Prabowo diharapkan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan visi dan strategi yang telah ia persiapkan selama bertahun-tahun.

Bagi Prabowo, usia tidak pernah menjadi penghalang. Sebaliknya, ia menunjukkan bahwa pengalaman dan kegigihan yang ia miliki justru memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang siap membawa perubahan.

Ucapan Selamat—Sebuah Era Baru untuk Indonesia

Pada tanggal 20 Oktober 2024, Indonesia menyambut babak baru dalam sejarah kepemimpinannya. Prabowo Subianto, seorang jenderal yang pernah dipecat, kini diakui sebagai Presiden Republik Indonesia. Perjuangannya menginspirasi banyak orang bahwa kegigihan dan kesetiaan pada negeri tak akan pernah sia-sia.

Selamat atas pelantikan Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Semoga kepemimpinan Anda membawa Indonesia menuju kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Bangsa ini menantikan langkah-langkah besar yang akan Anda tempuh, untuk Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat.

---

Artikel ini diakhiri dengan harapan besar, seperti halnya perjalanan panjang Prabowo Subianto yang akhirnya mencapai puncak. Sang Jenderal yang Setia kini bersiap membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan semangat pengabdian yang tak pernah pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun