Mohon tunggu...
REGA PERMANA
REGA PERMANA Mohon Tunggu... Dosen - regapermana

Inspired by Nature

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Faktor Alam dalam Kerusakan Ekosistem Pesisir

30 Januari 2021   18:06 Diperbarui: 30 Januari 2021   18:14 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusakan Ekosistem Mangrove (Sumber: Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan)

Ekosistem pesisir memiliki sumber daya hayati yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat pesisir dan hal ini berimbas pada kesejahteraan masyarakat pesisir. 

Beberapa ekosistem dengan produktivitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi seperti padang lamun, estuaria, terumbu karang, hutan bakau (mangrove), umumnya berada di wilayah pesisir di Indonesia, sehngga memiliki potensi untuk dikembangkan secara besar baik dari segi ekologi maupun ekonominya.

 Tingginya produktivitas dan keanekaragaman hayati di wilayah ini juga bersandingan dengan tinginya kerentanan kawasan pesisir terhadap pengaruh lingkungan dan manusia (anthropogenic), karena adanya hubungan atau interaksi yang sangat kuat atas ekosistem baik di hulu maupun di daerah laut.

Terdapatnya berbagai kegiatan yang berpusay di daerah pesisir, seperti pembangunan, pariwisata, kegiatan perikanan dan lain-lain, mengakibatkan daerah ini sangat rentan terhadap pencemaran dan degradasi lingkungan.

Kerusakan ekosistem pesisir dapat secara alami maupun perbuatan tangan manusia (antropogenik). Untuk kerusakan ekosistem secara alami tersebut umumnya disebabkan oleh banyak factor alam, antara lain:

  • Gempa bumi (earthquake)
    Gempa bumi adalah peristiwa dimana adanya guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi dalam jumlah besar dari dalam bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Pada daerah daratan (hulu) gempa bumi diakibatkan oleh aktivitas magma atau sering disebut gempa bumi vulkanik dan untuk daerah laut (hilir) yaitu gempa bumi tektonik ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar dapat mengakibatkan tsunami.
  • Tsunami
    Tsunami merupakan gelombang tinggi yang terjadi akibat adanya energy yang terlepas akibat gempa, aktivitas vulkanik maupun jatuhnya meteor. Tsunami ini sering memakan korban dan menimbulkan kerusakan parah di daerah pesisir. Daerah-daerah yang akan terkena dampak yaitu ekosistem terumbu karang, mangrove, lamun, permukiman masyarakat pesisir dan banyak lagi daerah-daerah pesisir yang terkena dampak dari tsunami. Keberadaan ekosistem ini juga dapat membantu meredam energy tsunami sehingga dapat meminimalisir dampak dari tsunami.
  • El Nino.
    El Nino adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik sekitar khatulistiwa bagian tengah dan timur. Naiknya suhu di Samudera Pasifik ini mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya. Pada saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia, namun akibat El Nino ini hujan banyak turun di Samudera Pasifik sedangkan di Australia dan Indonesia menjadi kering.
  • Banjir
    Banjir dapat terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah La Nina. La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana.
  • Pemanasan global
    Pemanasan global atau global warming akan berakibat pada pencairan es di kutub utara dan selatan dan mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
  • Predator
    Predator ini akan berpengaruh terhadap rantai makanan pada ekosistem pesisir. Bila predator membludak, sedangkan sumber makanan tidak seimbang dengan jumlah predator maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan di ekosistem pesisir tersebut.
  • Serangan hama atau invasive spesies
    Serangan hama di daerah mangrove biasanya berasal dari serangga seperti ulat kantong (Acanthopsyche sp), ulat bulu, ulat pucuk tunas (Capua endoeypa), ulat daun (Dasyehira sp), belalang, laba- laba dan ketam (Sesarma spp). Selain dari serangga hama lainnya adalah mamalia, mamalia termasuk hama yang dapat merusak tanaman mangrove diantaranya kera, kerbau, sapi, dan kambing. Serangan hama ini memakan daun yang masih muda hingga habis dan akhirnya tumbuhan mangrove akan mati dan tidak dapat beregenerasi.
  • Badai dan erosi (pengikisan tanah atau sedimen).
    Kedua hal ini lebih mempengaruhi kerusakan alam pada daerah hulu atau daratan.

Dampak ekologis akibat degradasi lingkungan pada ekosistem di daerah pesisir adalah menurunnya populasi berbagai spesies flora dan fauna ) yang berasosiasi dengan ekosistem pesisir bahkan sampai hilang (punah), dimana dalam proyeksi waktu yang lebih panjang akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem pesisir. 

Salah satu kerugian dari kerusakan ekosistem pesisir diantaranya adalah memperburuk kualitas habitat perikanan, menyebabkan penurunan stok ikan serta mengurangi fungsi ekologis, fisik, estetika lingkungan pesisir.  

Hal ini juga dapat mengurangi nilai manfaat ekonomi, sosial dan kemasyarakatan dari kawasan  pesisir bahkan dapat hilang. Jika bentuk pengelolaan yang diterapkan antara ekosistem dengan masyarakat sekitar kawasan tidak menyeimbangkan aspek social ekonomi dan lingkungan, kerusakan akan menjadi lebih parah dan sulit untuk dipulihkan. Sehingga sangat diperlukan uluran tangan manusia untuk mengrehabilitasi pengelolaan ekosistem pesisir yang sudah rusak akibat bencana alam.

Referensi:

Suwedi, N. (2011). Teknologi penanggulangan dan pengendalian kerusakan lingkungan pesisir, pantai dan laut untuk mendukung pengembangan pariwisata. Jurnal Teknologi Lingkungan, 7(2). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun