Mohon tunggu...
REGA PERMANA
REGA PERMANA Mohon Tunggu... Dosen - regapermana

Inspired by Nature

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Potensi Laut Indonesia Sebagai Sumber Senyawa Antikanker: Bad News for Multiple Myeloma

30 Desember 2020   12:09 Diperbarui: 30 Desember 2020   12:16 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanker merupakan penyakit pembunuh manusia nomor satu di dunia. Di Indonesia, departemen kesehatan mengatakan bahwa setaiap tahunnya penderita kanker bertambah 100 per 100.000 orang yang diagnose. Di Amerika, satu dari empat penyebab kematian adalah kanker. Salah satu sel kanker yang banyak memakan korban adalah sel myeloma. Sel myeloma merupakan sel kanker limfosit B yang berasal dari tikus (Mus musculus). Sel myeloma dikenal juga dengan sebutan multiple myeloma. Sel -- sel myeloma ini berduplikasi tanpa adanya perintah yang jelas, membentuk tumor yang terakumulasi di bagian -- bagian berbeda pada tubuh, khususnya di sumsum tulang. Tumor ini mengsekresi bahan -- bahan kimia yang menstimulasi sel-sel sumsum tulang lain (osteoclast) untuk menyingkirkan kalsium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi lebih lemah, rapuh dan lebih mudah patah.

Pada kondisi normal, plasma sel memproduksi antibody atau immunoglobulin yang membantu melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Saat sel myeloma ini hadir, type immunoglobulin abnormal diproduksi. Jenis ini disebut paraprotein, monoclonal immunoglobulin, myeloma protein atau secara sederhana disebut Protein M. protein ini dapat terdeteksi di darah dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Sel myeloma tumbuh dengan cara mendesak sumsum tulang dan menghalanginya untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit) dalam jumlah yang normal. Sel myeloma juga dapat mengganggu produksi antibody. Ini menyebabkan penderita kanker myeloma gampang terkena infeksi dan gampang berdarah, seperti mimisan, juga memar.

Sebanyak 93% penderita kanker myeloma berusia diatas 50 dan lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Kanker myeloma jarang ditemukan pada orang dibawah 40 tahun, namun telah dilaporkan bahwa anak-anak dan remaja bisa terkena kanker myeloma. Sebenarnya kanker myeloma adalah jenis penyakit kanker yang jarang ditemukan. Hanya sekitar 1% dari semua kasus kanker merupakan kanker myeloma. Pada tahun 2001 sebanyak 1115 orang difonis menderita kanker myeloma di Australia.

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas, bukan merupakan penyakit genetic dan tidak menular. Ada beberapa factor yang dapat memicu terjadinya penyakit kanker myeloma ini diantaranya adalah pemaparan radiasi dengan intensitas tinggi dan pemaparan terhadap bahan -- bahan kimia industry secara kontinyu. Gejala -- gejala yang timbul akibat kanker myeloma bergantung pada seberapa jauh perkembangan sel tersebut. Pada fase awal, mungkin tidak ditemukan gejala yang jelas dan baru dapat terlihat melalui test darah secara rutin. Gejala -- gejala umum bagi penderita kanker myeloma antara lain, sakit tulang, anemia, infeksi berulang, peningkatan pendarahan dan bengkak.

Berbagai upaya untuk menanggulangi penyakit ini telah dikembang seperti kemoterapi, cortico-steroids, interferon, blood stem cell transplantation, thalidomide, radiotherapy dan bisphosphonates namun tak ada metode yang dapat memberikan hasil maksimal tanpa efek samping dan harga yang terjangkau. Salah satu metode yang belum sepenuhnya dikembangkan adalah melalui pencarian bahan senyawa aktif anti-kanker dari bahan-bahan alam.

Bahan-bahan alam menyimpan banyak potensi yang dapat dikembangkan sebagai sumber obat-obatan baru. Senyawa-senyawa aktif yang memiliki aktivitas farmakologis dapat dijadikan kandidiat pembuatan obat baru yang dapat mengatasi permasalahan di dunia kesehatan. organism hayati laut merupakan sumber yang potensional untuk dikembangkan. Salah satu organism laut yang menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah heman multiseluler paling sederhana dari phylum Porifera yaitu sponge.

Spons merupakan salah satu jenis invertebrata laut, berbentuk seperti tabung dengan dinding tipis, masif dan tidak teratur. Hewan ini bersifat filter-feeder. Ukuran dari spons juga beragaram, seperti spons Petrosia sp.  yang berukuran mulai dari sebesar jarum pentul, sampai kejenis yang ukuran garis tengahnya mencapai 0.9 m dan tebalnya 30cm. Genus Petrosia sp.  memiliki tujuh spesies dengan karakteristik tubuh yang besar, tebal, kokoh, dan berbentuk pipa. Warna yang dimiliki pun beraneka ragam yaitu kuning hingga cokelat (Petrosia alfiani), merah kecoklatan hingga hitam (Petrosia hoeksemai), cokelat keemasan (Petrosia lignosa), coklat kehitaman (Petrosia nigrians), coklat keabuan hingga cokelat gelap (Petrosia plana), kuning kehijauan hingga menjadi cokelat (Petrosia carcicata), dan coklat tua hingga hitam (Petrosia strongylata). Jenis spons ini biasa ditemukan di perairan dangkal hingga kedalam 45m. Spons ini juga dapat hidup di habitat berkarang baik karang hidup maupun karang mati, habitat rubble, dan habiat berpasir.

Spons tumbuh melekat di terumbu karang dan dasar laut. Binatang lunak yang telah diketahui  mempunyai variasi warna, bentuk, dan  ukuran  ini tidak dapat berpindah-pindah seperti halnya ikan dan binatang laut lainnya yang hidupnya dapat berpindah-pindah. Oleh karena itu, untuk dapat mempertahankan diri dari predator, spons memiliki senjata perisai berupa senyawa kimia membentuk metabolit sekunder, yang ditakuti dan dihindari predator karena beracun. Sesuai dengan fungsinya untuk melindungi diri dari predator, senyawa ini bersifat toksik dan berkhasiat juga sebagai antikanker, dan antibiotik.

Akibat sifat toksik spons yang berhasiat untuk melawan kanker, maka sekarang spons merupakan salah satu  biota laut yang sedang marak untuk diteliti lebih lanjut. Telah diketahui pula bahwa isolasi senyawa spons yang sudah diteliti mengandung senyawa bioaktif yang beragam, seperti insectidal, antibacterial, antimalarial, anti inflammasi, dan sitotoksiti. Selain itu, telah dilaksanakan suatu penelitian awal oleh Alam dan rekan-rekan kerjanya untuk melihat senyawa toksik apa saja yang terdapat dalam spons dengan menggunakan "Brine Shrimp Lethality Test". Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dua jenis senyawa yang terdapat dalam spons berpontesi untuk menjadi skrining obat antikanker. Senyawa pertama yang ditemukan diketahui mampu untuk menyeleksi inhibit pertumbuhan beberapa jaringan kanker pada beberapa manusia. Dan untuk senyawa kedua yang ditemukan dalam  hasil penelitiannya, diketahui pula bahwa sitotoksitas senyawa kedua ini mampu melawan sel Hela, myeloma dan Raji.

Setalah dilakukan identifikasi diketahui bahwa kedua senyawa yang memiliki aktivitas antikanker terhadap sel myeloma ada Manzamine A dan 8-OH Manzamine A. Manzamines adalah senyawa golongan alkaloid yang hanya ditemukan di dalam spons. Manzamines memperlihatkan arsitektur molekul kompleks yang mengandung -carboline bagian dan sistem polisiklik yang tidak biasa. Manzamines telah ditemukan di 17 berbeda spesies yang mewakili 5 keluarga spons laut di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Toksisitas dari manzamines sangat mengesankan dan beragam. Mereka memiliki aktivitas antitumor, antimikroba, antiparasit dan antikanker. Keberadaan manzamines di beberapa spesies spons dengan distribusi geografis yang luas, memunculkan asumsi bahwa manzamine bisa jadi berasal dari mikroba namun sampai sekarang, tidak ada bakteri yang terisolasi atau bukti lain yang telah mendukung hipotesis ini.

Struktur Manzamine A (Kiri) dan 8-OH Manzamine A (Sumber: Majalah Farmasi Indonesia)
Struktur Manzamine A (Kiri) dan 8-OH Manzamine A (Sumber: Majalah Farmasi Indonesia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun