Mohon tunggu...
Ragen nur hidayah
Ragen nur hidayah Mohon Tunggu... Dokter - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keganasan PKI pada 30 September

1 Oktober 2024   12:37 Diperbarui: 1 Oktober 2024   12:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adanya upaya kelompok tertentu yang ingin mengubah dasar negara Indonesia, Pancasila menjadi Nasional, Agama dan Komunis (Nasakom), mendapatkan tantangan dan perlawanan dari sebagian tokoh nasionalis, kaum agama, Adat untuk memberikan perlawnan terhada ide Nasakom yang dikembangkan oleh Ir. soekarno, dan kawan-kawan. Ide tersebut, mendapat lawan dari kelompok agama, dan tokoh-tokoh adat. Puncak pergerakan PKI di Indonesia ditandai dengan meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan peristiwa G30-SPKI, adalah sebuah peristiwa yang terjadi di tengah malam pada tanggal  30 September  1965 sampai pada awal bulan selanjutnya ( 1 Oktober ) tahun  1965 . Ketika terjadi peristiwa G-30-SPKI itu, sejumlah tujuh perwira tinggi  militer Indonesia  beserta beberapa orang lainnya terbunuh dalam suatu upaya  kudeta  militer. Dalam dokumen pemerintah, gerakan ini disebut sebagai Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI). Istilah lain yang juga digunakan untuk peristiwa itu, adalah Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu), atau Gerakan Satu Oktober (Gestok), .

Partai Komunis Indonesia  (PKI) merupakan Partai Komunis terbesar di seluruh dunia, di luar  Tiongkok  dan  Uni Soviet . Sampai pada tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan buruh buruh yang berjumlah 3,5 juta anggota dan pergerakan para petani anggota  Barisan Tani Indonesia  yang berjumlah 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita ( Gerwani ), organisasi penulis dan seniman serta pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan. Kemudian Ir. Sukarno mendirikan konstitusi di bawah dekret presiden -- sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Dia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jenderal militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem " Demokrasi Terpimpin ". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin", Sukarno dengan hangat dan menganggap bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang disebut  NASAKOM , seperti dikutip dari Wikipedia Indonesia, (2021).

Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal mengatasi masalah-masalah politik dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun,  cadangan devisa  menurun, inflasi terus menurun, serta korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
[1/10 11.51] Ragen.: Angkatan Kelima Pada saat kunjungan Mentri Luar Negeri Indonesia, ketika dibajat oleh Subandrio ketika ke Tiongkok, maka Perdana Tiongkok (Tiongkok) pada saat itu, Menteri Zhou Enlai menjanjikan, 100.000 pucuk senjata jenis chung, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno, tetapi pihak Mentri Zhou Enlai, belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya peristiwa G30S. Pada awal tahun 1965, Bung Karno atas saran dari PKI, berdasarkan tawaran perdana menteri RRC, mempunyai gagasan tentang Angkatan Kelima yang berdiri sendiri dan terlepas dari ABRI. Akan tetapi, petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan hal itu akan menimbulkan suasana curiga-mencurigai antara militer dan pihak yang berfaham PKI.
[1/10 11.52] Ragen.: :

Berawal dari tahun 1963, kepemimpinan PKI semakin lama semakin berusaha memicu bentrokan-bentrokan antara aktivisme massanya dengan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara dengan slogan "kepentingan bersama", polisi dan "rakyat". Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan "Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi". Di bulan Agustus 1964, Aidit peringatan semua anggota PKI membersihkan diri dari "Sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk menjadikan "massa tentara" sebagai subjek karya-karya mereka, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, (2021). Di akhir tahun 1964 dan permulaan tahun 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas Hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dengan polisi dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapa pun (milik negara = milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana di sana rakyat dan partai komunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat.

saya menyimpulkan cerita ini berdasarkan vidio yang sudah saya lihat


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun