Mohon tunggu...
Rega V Agustin
Rega V Agustin Mohon Tunggu... -

Ketika kegagalan datang jadikan itu sebagai fase istirahat untuk mencapai puncak kesuksesan.Kesuksesan tidak hanya dapat diraih dengan usaha dan do'a kita namun itu semua atas kehendak-Nya,jangan futur menjadikan kita terpuruk.Lihatlah ke atas untuk memberikan motivasi dan lihatlah ke bawah agar kita tak henti bersyukur atas segala karunia-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rantai Komunikasi Organisasi

13 April 2016   11:50 Diperbarui: 4 April 2017   16:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kamu jumpai bahwasanya anggapan organisasi itu membuatmu sibuk lalu melupakan hak dirimu sendiri. Lalu sikapmu bagaimana? Benarkah demikian?

Mari dijawab dalam benak masing-masing. Persepsi ini muncul di kala semester pertama kuliah. Ya sebenarnya adalah hal yang wajar karena beberapa orang mempunyai basic study oriented. Namun bagi beberapa orang tidak, karena sudah terbiasa dengan memanage waktu.

Untuk apa kamu berorganisasi? Ini adalah pertanyaan dasar namun penting.

Ingin punya keluarga, pengalaman, memanage diri dan meningkatkan skill dibeberapa bidang. Tidak ada alasan yang salah untuk semua jawaban. Semua bisa didapat asalkan kita mau berusaha. Leburkan kata senioritas biar tidak ada jenjang. Disiplin dan saling menghormati tidak dbentuk dari persepsi itu. Bukan berarti orang yang berada diawal dalam organisasi dia lebih paham. Sama-sama belajar bukan? Satu hal yang tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan keluarga ditanah rantau menjadi penguat untuk bertahan. Jadi teman-teman itu yang dianggap keluarga. Maka dari itu bangunlah sikap saling peduli antara kita, meski berbeda angkatan namun kita tetap satu tujuan dalam organisasi. Jangan sungkan untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. Seseorang pernah ada yang berkata organisasi itu dianalogikan keluarga karena disana ada unsur kakak dan adik. Kakak yang selalu ingin dituruti titahnya karena lebih dahulu paham kondisi dan adik yang bosan terkadang untuk diatur.

Dinamika keluarga timbul, lalu bagaimana mengatasi itu semua? Komunikasi. Komunikasi merupakan masalah klasik yang selalu menjadi boomerang. Hati-hati dan waspada terhadap “komunikasi”. Mari tingkatkan cara berkomunikasi dengan baik, efektif dan jitu. Sekaliber apapun dia dalam organisasi tidak dipungkiri komunikasi sering terbengkalai juga. Bukan masalah jam terbang namun bagaimana bisa memanage diri dalam bergaul di semua tempat. Karakter setiap orang tak sama, maka pelajarilah dan pahamilah. Bila ada karakter yang patut diteladani maka pelajarilah, bila ada karakter yang menyebalkan bukan langsung dijauhi namun diberikan treatment tertentu, dan bila ada karakter yang keras maka bernegosiasilah.

Semua bisa ada solusinya jika kita mau berpikir jernih, berkata sopan dan bertindak bijak. Komunikasi yang baik akan menciptkan koordinasi yang lancar dan berdampak pada rasa nyaman. Kenyamanan terdapat dua jenis, yaitu nyaman yang terbentuk secara alami atau buatan. Rasa nyaman buatan bukan suatu kesalahan melainkan itu sebuah usaha diri untuk bisa bergabung dan belajar sosialisasi meski belum terlalu kondusif. Aspek nyaman ini yang akan menumbuhkan rasa “sense of belonging”. Rasa kepemilikan bukan hanya terhadap organisasi tetapi juga terhadap orang didalamnya. Orang yang ada didalamnya bisa jadi menginspirasi dan memotivasi.

Ciptakan ukhuwah menuju jannah-Nya Gunakan sistem jama’ah. Baik tidak hanya untuk diri sendiri, yuk bersama-bersama menuju kebaikan. Bila ada yang salah saling ingatkan. Bila baik katakan baik dan bila buruk katakan buruk. Jangan tinggalkan saudara/imu kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun