Dalam perjalanan menuju air terjun, kami terpikat pada onsen, tempat pemandian air panas. Sejenak kami menghabiskan waktu di jacuzzi ala Jepang itu. Sekedar menyelupkan kaki di air hangat berbau belerang, sebelum kembali basah oleh dinginnya air terjun.
"Kita yang tinggal dikota dengan segala problem dan rutinitas pekerjaan serta kemacetan lalu lintas, sesekali harus berwisata ke alam bebas. Lihat saja (sambil menunjuk pemandangan sekitar). Kita sekarang dikelilingi hutan rimbun dengan udara segar, bukan hutan beton dengan udara knalpot," ujar Iben, panggilan akrab Wiwid, sambil tersenyum.
Saya setuju. Vegetasi kawasan ini benar-benar alami. Suasananya teduh yang ideal untuk berkemah bersama keluarga. Di bulan-bulan tertentu, seperti saat saya mengunjungi akhir Agustus lalu, kabut malah muncul di siang hari, menambah sejuk udara.
Wuih...Simulasi perang panah ini saya belum pernah nyoba. Pasti sangat seru. Permainan ini enaknya dilakukan bersama sekelompok teman. Saya langsung membayangkan nikmatnya bisa memanah seorang rekan yang menyebalkan di kantor :-) Buat yang jomblo, bisa juga sebagai ajang menembak panah asmara.. #Eeeaaa
Ya, jelas saja tertarik. Toh, akses menuju Javana Spa tidak terlalu jauh, hanya 95 km dari rumah saya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dengan waktu tempuh 3 jam 10 menit. Bandingkan dengan lokasi wisata alam Ciwidey, Bandung, misalnya, yang berjarak 181 km dan memakan 4,5 jam.Â
Lagipula tidak sulit-sulit amat aksesnya. Memang, setelah melewati Pasar Cicurug dan belok ke kanan menuju lokasi, mobil melewati jalan sempit selebar 5 meter, berkelok, naik-turun.
Yang pasti, suatu saat nanti, saya pasti akan kembali ke surga ini!