4. Program memiliki anak.
Apabila terjadi permasalahan reproduksi, segera konsultasikan ke dokter untuk mencari solusinya. Apabila tidak ada, bisa diskusikan dengan pasangan mengenai jarak dari anak satu ke anak lainnya dan jumlah anak karena berkaitan dengan pendidikan anak. Â Sehingga bisa didiskusikan mengenai alat kontrasepsi sebagai alat pembantu program kehamilan baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Atau bahkan bisa menjalankan program KB alami. Jangan sampai ada yang berat sebelah. Itu menunjukan tidak sehatnya komunikasi pasangan.
5. Parenting dan sex education.
Sebelum memiliki anak, pasangan harus memperluas pengetahuan mengenai ilmu mengasuh anak dan pendidikan seks untuk mendidik anak. Mengasuh dan mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah, karena ini sangat berkaitan dengan tugas orang tua dalam mengurus rumah tangga. Menjadi ibu tumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah. Mengurus suami, anak, dan hartanya. Yang perlu diketahui dan diluruskan adalah mendidik anak bukanlah hanya tugas seorang ibu, melainkan kedua belah pihak pasangan. Sehingga, dari pihak suami maupun istri harus belajar, menambah wawasan, dan mempraktikannya bersama di kehidupan rumah tangga melalui komunikasi yang sehat.
Dapat kita simpulkan bahwa persepsi mengenai pernikahan itu sangat beragam. Bagaimana pun cara pandangnya, baik pernikahan yang memiliki makna positif maupun negatif, hanya bisa dilihat bagaimana cara pasangan tersebut mengatasinya. Konflik dalam pernikahan adalah salah satu bumbu dalam kehidupan, dengan konflik pasangan bisa saling mengerti satu sama lain dan menemukan cara mereka untuk berdamai.
Penulis: Refma Anfasa MulyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H