Saham adalah bukti kepemilikan Modal dalam suatu perusahaan.
Untuk perusahaan terbuka (Tbk) sahamnya bisa dimiliki melalui Bursa Effek. Jumlah perusahaan Tbk di Indonesia saat ini sebanyak +/- 560 perusahaan dengan berbagai sektor seperti : Bank, Tambang, Industri, Hotel, Property dll.
Sejatinya, Saham (Modal) adalah Investasi jangka panjang dengan harapan mendapatkan Dividen yang besar kecilnya ditentukan oleh Keuntungan Perusahaan. Ternyata, selain Dividen, saham juga memberikan keuntungan berupa Capital Gain.
Kembali kepada Judul di atas, faktor2 apa saja yang menentukan harganya ?.
Mari kita simak persamaan Akuntasi yaitu Asset sama dengan Hutang ditambah Modal/Saham (Asset = Hutang + Modal).
Kapan Modal akan bertambah ? Modal akan bertambah melalui Keuntungan/Laba Perusahaan. Modal ditambah Laba secara Akuntasi dikenal dengan istilah Ekuitas/Equity sehingga persamaan Akuntansi menjadi :
Asset = Hutang + Ekuitas (Modal + Laba).
Kenaikan Ekuitas ditentukan oleh besar kecilnya Laba dibandingkan Ekuitas yang dikenal dengan Ratio ROE (Laba/Ekuitas).
Jika ROE menghasilkan angka 18%, maka Harga saham akan meningkat sebesar 18%.
Besar kecilnya ROE untuk Perusahaan Tbk dapat diakses melalui Website BEI (Bursa Efek Indonesia).
Jadi, besar kecilnya Harga saham ditentukan oleh ROEnya.
Disamping ROE, harga saham ditentukan oleh seberapa besar Dividen yang diterima oleh pemegang saham.
Harga saham dibandingkan dengan Dividen (Saham/Dividen) dikenal dengan istilah PER (Price Earning Ratio). Jika harga saham 100 dan Dividen yang diterima 10 maka PERnya adalah 10.
Semakin besar PER semakin mahal harga saham tersebut. Demikian sebaliknya.
Besar kecilnya PER untuk Perusahaan Tbk juga dapat diakses melalui Website BEI (Bursa Efek Indonesia).
Faktor lainnya yang menentukan harga saham adalah Nilai Buku ( Price Book Value/PBV).
Menentukan Nilai Buku Ekuitas/ Equity kita kembali kepada Persamaan Akuntansi :
Asset = Hutang + Ekuitas (Modal + Laba).
Asset - Hutang = Ekuitas (Modal + Laba).
Jika kita misalkan Asset 1000 dan Hutang 200 maka Nilai Buku Ekuitas adalah 800.
Dalam dunia pasar modal, untuk perusahaan yang akan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat ( Initial Public Offering/IPO), dari sisi nilai buku (PBV) kita bisa dengan mudah mengetahui perbandingan harga saham yang ditawarkan dengan nilai bukunya.
Dari contoh diatas, jika 50% dari Ekuitas  atau 400 ditawarkan kepada masyarakat yang dipecah menjadi 100 lembar dengan harga 10 per lembar, maka PBV dari harga saham tersebut adalah 2,5 kali ( 10/(400/100).
Disini, pemegang saham lama akan mendapatkan keuntungan sebesar 6 per lembar saham. Keuntungan ini disebut "Agio Saham".
Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin besar PBV semakin mahal harga saham tersebut.
Penilaian harga saham berdasarkan ROE (Return On Equity), PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price Book Value) adalah merupakan faktor utama/ fundamental dalam penilaian harga saham. Diluar faktor utama ini, yaitu faktor teknikal yang menentukan harga saham, mudah2an dapat dibahas dimasa yang akan datang.
ROE, PER, PBV dan Ratio lainnya untuk perusahaan Tbk dapat dipantau secara periodik untuk mengikuti perkembangannya karena Perusahaan Tbk wajib mengirimkan Laporan Keuangan secara Triwulanan (Maret, Juni, Sept dan Des ) kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Tulisan ini jauh dari sempurna.
Kami menerima kritik dan saran untuk perbaikannya.
Jakarta, 06 Januari 2018.
Reflus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H