Mohon tunggu...
Fathul Ali
Fathul Ali Mohon Tunggu... -

a writer wallpapers in surabaya earth

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemiskinan (Butuh) Pendidikan

13 Januari 2011   23:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:37 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan, kata inilah yang masih menjadi sebuah harapan dan mimpi bagi sebagaian (banyak) anak di Indonesia. Harapan seperti ini tidak hanya dimiliki oleh beberapa anak di Indonesia, tetapi juga dimiliki oleh beberapa anak di banyak negara berkembang lainnya. Akan tetapi, tidaklah bijak jika pemerintah Indonesia hanya diam dan tidak melakukan tindakan apa pun untuk mengatasi masalah ini. Memang, pemerintah telah melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi masalah anak putus sekolah, tetapi benarkah masalah ini sudah terselesaikan? Selain anak putus sekolah, berbagai permasalahan pendidikan seperti masih buruknya fasilitas dan mutu pendidikan di beberapa daerah juga menjadi tugas yang belum terselesaikan.

Keberadaan anak putus sekolah serta buruknya mutu pendidikan di beberapa daerahsudah cukup lama menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Telah diketahui bahwa pemerintah telah berusaha mengatasi masalah-masalah itu. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengadakan Kelas Layanan Khusus (KLK) bagi anak putus sekolah dan memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di beberapa daerah. Akan tetapi, usaha ini masih belum berhasil memecahkan masalah pendidikan di Indonesia. Padahal, pendidikan sangat berperan penting dalam menciptakan kesejahteraan penduduk dalam suatu negara.

Ketika Jepang terpuruk dan kalah dalam Perang Dunia II, Perdana Menteri Kuniaki Koiso menanyakan kepada para pejabatnya, berapa jumlah guru yang masih hidup? Hal ini menunjukkan bahwa perdana menteri tersebut tahu tentang pentingnya pendidikan untuk membangun kembali negaranya. Terbukti, setelah sepuluh tahun paska pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Jepang muncul menjadi sebuah negara besar. Perekonomian dan teknologi negara tersebut kembali bangkit. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi kesejahteraan penduduk. Sedangkan, keadaan di Indonesia saat ini sangat menyedihkan, Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI menyatakan bahwa jumlah anak penyandang masalah kesejahteraan sosial (usia 0-18 tahun) per Desember 2009 mencapai 4.656.913. Jika pemerintah tidak membantu anak-anak tersebut untuk mendapat pendidikan layak, maka sangat besar kemungkinannya angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat.

Menurut BPS, pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia sekitar 237 juta - 238 juta jiwa. Jika pertumbuhan penduduk di Indonesia masih seperti ini, diprediksi 10 tahun kemudian jumlah penduduk di Indonesia akan melebihi 250 juta jiwa. Jika 250 juta penduduk tersebut tidak cerdas tentu akan menjadi sebuah beban bagi negara dan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kependudukan. Akan tetapi, ceritanya akan berbeda jika dua ratus lima puluh juta penduduk tersebut cerdas. Tentu saja penduduk tersebut akan menjadi pencipta kesejahteraan di Indonesia dan berpotensi meningkatkan perekonomian Indonesia.

Pada dasarnya, pendidikan merupakan formula yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, seharusnya setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan layak, terutama anak-anak dan remaja. Ketika anak kurang mampu (dalam hal ekonomi) mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas sampai tingkat perguruan tinggi, besar kemungkinannya ia akan memutus rantai kemiskinan di keluarganya. Dengan begitu, jika semua anak mendapatkan pendidikan yang layak sampai tingkat perguruan tinggi, maka sangat besar kemungkinannya tingkat kemiskinan di Indonesia berkurang secara drastis. Selain itu, akan bermunculan SDM berkualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Oleh sebab itu, semua pihak (pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dll.) harus bekerja sama agar Negara Indonesia memiliki sistem pendidikan yang baik dan bebas dari anak putus sekolah secepatnya (tahun 2011 ini).

Pendidikan bermutu untuk semua anak dan remaja di Indonesia. Itulah, sebuah mimpi yang harus terwujud pada tahun ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun