"Aku Vio"
katanya sambil menjulurkan tangan, senyumnya yang lebar seakan tak ada hal yang membuat nya bersedih di dunia. Aku menjulurkan tangan, melihat seorang gadis yang tersenyum cerah dengan suasana hatiku yang gelap.
"Aku Bara" jawab singkatku yang berusaha untuk tidak terlalu menatap matanya. kami bertemu di aula sekolah, aku belum pernah melihatnya sebelumnya
"kak mau tanya, kelas xi mipa 1 dimana ya?" ucap gadis itu, saat itulah aku tau ternyata dia adalah gadis pindahan yang kesulitan mencari ruang kelas. Aku ingin membantunya tapi aku terlalu malas.
" aku tidak tau tanya yang lain saja", ucap singkatku yang tidak ingin banyak basa basi
"oh yauda kak makasi".
Tinggggg
Bel sekolah berbunyi nyaring, aku segera bergegas  pergi ke kelas dan meninggalkan gadis itu, entah kenapa aku merasa tidak enak karna tidak membantunya.
Bel istirahat pun berbunyi, aku segera pergi ke perpustakaan karna diberi tugas oleh guru
Brakk!
"astaga! aduh... kamu gak liat jalan ya?"
seruku sambil menahan amarah, gadis di hadapanku yang sedang menunduk mengambil buku yang berserakan di bawahku.
"kakak yang salah kenapa kakak yang ngegas" seru gadis itu dengan muka yang kesal, ternyata itu adalah gadis yang tadi pagi aku temui di aula sekolah. Aku terdiam saat melihat gadis itu, tak sengaja mataku bertatapan dengan matanya.
"oh maap aku tak sengaja" ucap singkatku, gadis itu hanya terdiam dengan raut wajahnya yang kesal, gadis itupun bergegas pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Saat akan melangkahkan kaki, aku merasa ada yang mengganjal dikakiku
"eh ini punya siapa?" ucapku sambil memungut gelang yang tadi terinjak sepataku, gelangnya terlihat cantik dengan gambar kupu kupu tapi ada ukiran nama 'vio' di bagian dalamnya. "nama gadis tadi Vio kan anak xi mipa 1" seruku tiba tiba. Gadis itu sudah terlihat lagi, sebenarnya aku tidak terlalu peduli dan aku terlalu malas untuk mencarinya, akupun menyimpan gelang itu kedalam saku ku.
Tingggg
Akhirnya bel pulang berbunyi, dari kejauhan aku melihat gadis yang bernama Vio seperti sedang mencari sesuatu , aku hanya memandang nya dari jauh "mungkin dia sedang mencari gelang ini" ucapku yang mengeluarkan gelang nya dari saku ku. Karna kasihan aku mendekatinya dan berniat untuk menghampirinya
"aduh gelangku mana ya" gumam gadis itu yang panik sambil mencarinya di semak semak.
"Apa ini yang sedang kau cari?" ujar ku yang menghampirinya sambil memegang gelang miliknya. gadis itupun menoleh langsung mengambil gelang miliknya
"oh ternyata selain pelit dan so dingin kaka juga maling ya" ucap gadis itu yang terlihat sangat marah
"apa maksud kamu maling?" ucapku yang balik kesal, wajah gadis itu sangat lucu yang membuat ku menjadi salah tingkah, matanya yang bersinar membuat ku tak tega untuk memarahinya
"maap tapi aku ga ngambil gelangmu, aku melihatnya saat aku tak sengaja menabrak mu tadi, aku mengambilnya karna ingin mengembalikan nya padamu" ucapku yang sedikit berbohong agar gadis itu tidak terlalu marah, gadis itu hanya terdiam dan masih terlihat kesal, aku merasa tidak enak jadi aku ingin menebusnya
"Vio" ucapku dengan pelan, dia menoleh dengan sekilas "APA?" jawabnya ketus sambil kembali pokus pada gelang nya "aku ingin membicarakan tentang pagi tadi"
" memangnya tadi pagi ada apa sehingga ingin kau bicarakan?" Vio meliriknya sinis,sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal, aku segera menggandeng tangan Vio dan membawanya menuju penjual eskrim yang ada didepan sekolah
"apasi kak mau kemana?" ucap gadis itu
" beli eskrim mau gak?" ucapku sambil tersenyum pada gadis itu, tanpa menunggu jawabannya aku langsung membeli eskrim tersebut dan memberikan padanya
"kak Bara ngasih eskrim tuh ada niatan apa?" ucap vio sambil menjilat eskrim coklat miliknya.
Aku menarik napas dalam "aku mau minta maap soal kejadian tadi pagi dan saat di perpus, aku tau aku salah harusnya aku tidak seperti itu" .
Vio berhenti menjilat eskrim nya, matanya menatapku tajam "gak kak, aku gamau maapin kakak" ucap gadis itu
"gapapa aku hanya ingin tidur malam ku nyenyak jadi aku meminta maap" ucapku yang sedikit agak malu dan kesal.
Penjual eskrim menyodorkan kembali eskrim dan aku memberikannya kepada Vio.
"ini buat kamu juga" ucapku yang menyerahkan eskrim strawbarry lain yang sengaja ku pesan untuk dirinya. vio menatap eskrim itu dan mengambilnya
"iya kak makasih, aku udah maapin kok, tadi cuma bercanda" ucap vio sambil menjilat eskrim strawberry nya. melihat tingkahnya membuat aku salah tingkah aku tersenyum tipis melihatnya
"lucu" ucapku dengan nada yang sangat rendah.
"apa kak?" ucap gadis itu yang menatap ku dengan penasaran
"hah apa aku ga bilang apa apa" ucapku sambil memalingkan pandanganku dari wajahnya
"jadi kamu udah maapin aku kan?" tanyaku sambil menatap wajahnya yang bersinar di bawah cahaya senja, dia tertawa kecil sambil mengangguk
"Terima kasih" ucapku sambil tersenyum, ini pertama kalinya aku tersenyum dihadapannya,
hatiku melompat, seperti ada ribuan kupu-kupu di perutku, rasanya geli tapi juga menyenangkan.
Aku menarik napas panjang berusaha menenangkan diri. Ini pertama kalinya aku merasa kan hal seperti ini, dia menyambut ku dengan hangat dan lembut, dan semenjak itu dunia terasa lebih indah, aku merasa semuanya sudah berada pada tempatnya, karna aku tau ada dia disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H