Mohon tunggu...
refina diyaharliani
refina diyaharliani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia prodi FIP jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidik Memperhatikan Minat dan Bakat pada Dunia Pendidikan

8 Desember 2022   18:47 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:04 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Peranan pendidik yaitu guru sebagai pengajar merupakan suatu hal yang sangat penting di dunia pendidikan, peranan guru tidak hanya menyalurkan ilmu,tetapi guru juga perlu memperhatikan minat dan bakat peserta didik karena didalam dunia pendidikan ini perlu adanya generasi penerus untuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki bibit yang unggul. 

Namun pada kenyataannya di dunia pendidikan masih kurang dalam memperhatikan minat dan bakat,minat dan bakat tidak hanya pada bidang akademik melainkan bisa juga dalam bidang nonakademik. Oleh sebab itu perlu adanya dorongan dari guru untuk membantu peserta didik dalam mengasah minat dan bakat tersebut. Minat dan bakat merupakan unsur psikologis yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Pembahasan 

  • Pendidikan

Setiap anak sejatinya memiliki potensi dibidang masing masing,namun tidak semua anak berani dalam menunjukan potensi tersebut,hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor diantaranya, kurang adanya dukungan dari lingkungan, sekolah maupun keluarga. 

Secara riset potensi peserta didik akan muncul saat memasuki dunia pendidikan sekolah dasar maka sebab itu, pada fase inilah guru  perlu melihat potensi tiap peserta didik. Pada sekolah dasar juga sangat penting dalam memilih guru karena berupaya dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga tidak menjadi penghambatan potensi peserta didik. 

Maka sebab inilah pentingnya melahirkan generasi penerus yang berpendidik dan memiliki potensi agar dalam menjaring pengajar di sekolah,sekolah mempunyai tenaga pendidik yang berbakat sehingga dapat membantu peserta didik dalam mengasah minat dan bakat.

Selain pada peserta didik sekolah dasar,sebenernya minat dan bakat juga mempengaruhi kehidupan peserta didik selanjutnya, misalkan pada saat menentukan pilihan jurusan pada pendidikan. Jika peserta didik sudah dapat memahami potensi minat dan bakat pada dirinya maka akan lebih mudah menentukan arahnya dan tidak akan merasa salah jurusan,maka penting sekali pendidikan menyediakan tenaga pendidik seperti Bimbingan Konseling supaya lebih mudah menuntun peserta didik dalam menentukan jati dirinya. 

Bimbingan Konseling seharusnya ada sejak sekolah dasar karena pada anak sekolah dasar peserta didik sedang berada difase keluarnya potensi diri minat dan bakat anak tersebut,namun kenyataannya pada pendidikan sekolah dasar sangat menyepelekan hal tersebut karena dilihat tidak terlalu penting dan tidak berpengaruh padahal pada fase inilah langkah awal mencari bibit generasi penerus sesuai potensi yang dimiliki peserta didik. Sekolah tanpa pendidik Bimbingan Konseling akan membuat peserta didik kesulitan dalam mengambangkan minat dan bakatnya karena kurang adanya dorongan dan motivasi sehingga bakat yang ada pada diri peserta didik tidak akan berkembang. 

Maka sebab itu penting sekali pendidikan menyediakan guru Bimbingan Konseling.  Menurut Winkel (2005) ada beberapa  hal yang  perlu  dilakukan  guru  Bimbingan Konseling  dalam  mengembangkan  minat  dan  bakat siswa,  yaitu  sejak  usia  dini  cermati  berbagai  kelebihan,  ketrampilan  dan  kemampuan yang  tampak  menonjol  pada  peserta  didik,  bantu  peserta  didik  dalam meyakini  dan fokus  pada  kelebihan  dirinya, kembangkan  konsep  diri  positif  pada  peserta  didik, perkaya  peserta  didik  dengan  berbagai  wawasan,  pengetahuan,  serta  pengalaman  di berbagai  bidang.

Sedangkan menurut (Slameto, 2013: 97). Guru Bimbingan Konseling mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik.

Melihat potensi minat dan bakat pada peserta didik,sekolah dapat memberikan kegiatan ekstrakulikuler,kegiatan tersebut dilaksanakan diluar pada jam pembelajaran, pada tahap ini memudahkan sekolah dalam menjaring potensi peserta didik diluar akademik dan perlu di butuhkan guru ahli di bidang ekstakulikuler agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik. Didalam kegiatan ekstrakulikuler perlu adanya evaluasi seperti memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik yang sudah terlihat potensi dibidangnya untuk mengikuti berbagai perlombaan agar mengetahui sejauh mana perkembangannya. 

Namun sekolah juga perlu memfasilitasi untuk mengikuti berbagai perlombaan. Didalam kegiatan ekstrakulikuler selain mengembangkan potensi, peserta didik juga akan dilatih untuk bertanggung jawab,mandiri, dan bekerja sama dalam tim hal tersebut selain mengembangkan potensi juga dapat mengembangkan karakter peserta didik. Sedangkan untuk melihat potensi dibidang akademik guru akan mengadakan evaluasi yang berbasis teori,di tahap ini peserta didik akan terlihat sebarapa jauh perkembangannya dan guru dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada peserta didik untuk mengikuti berbagai perlombaan dibidang akademik seperti sains dan non sains.

  • Minat 

Menurut Guilford (dalam Sulistiono, Yulia, Mumuh, 2019) mengartikan "Minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu". Sedangkan menurut Schiefele (dalam Nurhasanah, Sobandi, 2016:3) mendefinisikan "minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan, perhatian, fokus, ketekunan, usaha pengetahuan, keterampilan, motivasi, pengatur perilaku, dan hasil interaksi seseorang atau individu dengan konten atau kegiatan tertentu". Sedangkan menurut Suyanto (dalam Nugroho, 2019) juga mendefinisikan "minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan".

Faktor yang mempengaruhi minat Seseorang dapat mempunyai minat yang kuat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana yang dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam Maulida, Hadi, Taufik, 2015) adalah sebagai berikut:

  • Faktor dari dalam Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat misal, cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang memiliki hasrat untuk ingin tahu terhadap suatu ilmu pengetahuan.
  • Faktor lingkungan sosial Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar mendapat status sosial yang tinggi pula.
  • Faktor emosi Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat dan kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

Konsep Minat Beberapa ahli menyatakan tentang konsep minat seperti menurut Bergin (dalam Nurhasanah, Sobandi, 2016) menyebutkan bahwa konsep minat terdiri dari minat individu dan situasional.

  • Minat individu Didefenisikan sebagai minat mendalam pada suatu bidang atau kegiatan yang timbul berdasarkan pengetahuan, emosi, pengalaman pribadi yang 12 sudah ada, dan merupakan keinginan dari dalam diri untuk memahami sehingga menimbulkan pengalaman baru.
  • Minat situasional Timbul secara spontan, sementara dan adanya rasa ingin tahu yang terinspirasi atau dipengaruhi oleh lingkungan. Terdapat tiga model sebagai faktor yang membedakan minat situasional, pertama memicu minat situasional, kedua mempertahankan minat situasional menyangkut perasaan, dan ketiga memelihara minat situasional sebagai nilai.

Berdasarkan uraian diatas konsep minat ada dua yaitu individu yang timbul dari dalam diri sendiri, hal tersebut berdasarkan karena pengetahuan, emosi, pengalaman, sementara minat situasional karena adanya pengaruh dari lingkungan seperti rasa ingin tahu karena terinspirasi oleh teman, atau keluarga.

  • Bakat 

Pengertian bakat Menurut Chaplin bakat adalah kemampuan pontesial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan masa yang akan datang, sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar. (Susanto, 2013). Menurut Asrori dalam jurnal (Fadillah:2016) bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan terampilan, baik yang bersifat umum dan khusus.

Berikut ciri-ciri yang merupakan bakat anak adalah Munif Chatib:2012 sebagai berikut

  • Aktivitas yang disukai tidak bisa dibatasi.
  • Bakat biasanya memunculkan banyak momen spesial.
  • Merasa nyaman mempelajari aktivitas yang disukai.
  • Bakat itu fast learner.
  • Bakat itu terus memunculkan minat untuk memenuhi kebutuhan anak.
  • Bakat selalu mencari jalan keluar.
  • Bakat menghasilkan karya.
  • Bakat menjadikan anak menyukai untuk penampilan.

  • Kesimpulan 

Pendidikan memang penting untuk generasi bangsa, dan seorang pendidik tidak akan bisa di gantikan oleh siapapun karena faktor guru sebagai pendidik sangat penting karena hanya gurulah yang dapat menuntun peserta didik untuk memotivasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik. Selain dari faktor guru, fasilitas pendidikan seperti sekolah juga perlu ditingkatkan seperti halnya menyediakan tempat/alat untuk ekstrakulikuler dan tentunya sekolah juga perlu menyediakan guru pelatih maka sebab itu menjaring guru sebaiknya yang berpendidik dan berkompetensi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 

Sekolah juga perlu adanya guru dibidang Bimbingan Konselling, guru Bimbingan Konseling seharusnya diadakan sejak sekolah dasar upaya untuk memudahkan peserta didik dalam menentukan minat dan bakatnya. Dan peserta didik akan lebih mudah mengatur dirinya untuk ke jenjang berikutnya karena sedari sekolah dasar mereka sudah mendapatkan pilihannya.

Sejatinya tiap peserta didik memiliki minat dan bakat,namun tidak semua minat dan bakat merupakan hal yang mengarah non akademik. Secara singkat minat mengarahkan pada kesukaan atau hal yang disukai,sedangkan bakat merupakan kemampuan dasar yang melekat pada diri sejak lahir. 

Kemampuan sebenarnya ada pada tiap diri,namun yang menjadi penghalang adalah kurangnya eksplor pada kemampuan diri maka penting sekali dunia pendidikan memperhatikan peserta didik untuk mengembangkan bakatnya. Selain hanya memperhatikan minat dan bakat peserta didik,tentu guru juga harus memberikan dorongan kepada peserta didik untuk memberi arahan untuk dikembangkan seperti mengikuti berbagai macam perlombaan dan tentu perlu adanya dukungan dari sekolah, lingkungan, dan juga keluarga peserta didik. 

Namun jika dari keluarga peserta didik kurang menyetujui maka peran guru dan sekolah perlu adanya sosialisasi antar keluarga peserta didik untuk diberi pengertian dan tentunya sekolah juga perlu membantu dalam pemprosesan sosialisasi tersebut. Sekolah juga perlu membantu dalam administrasi yang keluar agar keluarga dari peserta didik tidak merasa keberatan. Namun banyak sekolah yang masi membatasi untuk hal tersebut dan membuat peserta didik mengalami hambatan. 

Demi generasi yang lebih maju dan memiliki bibit yang unggul seharusnya sekolah tidak perlu ragu dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Karena peserta didik juga akan membawa nama sekolah dan nama sekolah pun akan terlihat karena hasil dari perkembangan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik. (2015). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.

Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bangun, S. Y. (2019). Peran Pelatih Olahraga Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Bakat Dan Minat Olahraga Pada Peserta Didik. Jurnal Prestasi, 2(4), 29-37.

Fadillah, A. (2016). Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. M A T H L I N E : Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1(2), 113–122. Chatib,

Magdalena, I., Fatharani, J., Oktavia, S. A., & Amini, Q. (2020). Peran guru dalam mengembangkan bakat siswa. PANDAWA, 2(1), 61-69.

Munif.(2012). Orangtuanya Manusia: Melejitnya Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Nurhasanah, S & Sobandi, A. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa (Learning Interest as Determinant Student Learning Outcomes). Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran. 1 (1). halaman 130

Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring dalam Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1), 56– 60. https://www.prosiding.seminarid.com/index.php/sainteks/article/view/122

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun