Keberadaan sampah plastik harus diakui tidak dapat terhindarkan, hampir di setiap penjuru lingkungan sekitar kita. Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka akan semakin bertambah pula sampah plastik yang dihasilkan. Wajar jika kemudian menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Perlu diketahui bahwa sampah plastik sangat sulit untuk hancur. Dibutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun agar terurai.
Melihat permasalahan di tengah masyarakat, terlebih terkait keberadaan sampah plastik, diperlukan solusi alternatif agar keberadaan sampah plastik dapat ditangani dengan baik. Oleh karena itu, Mahasiswa KSM-T kelompok 29 Universitas Islam Malang (UNISMA) berencana mengolah sampah plastik menjadi Eco Brick.Â
Eco Brick merupakan suatu bahan ramah lingkungan berasal dari botol-botol plastik bekas yang tidak dapat terurai. Kegiatan tersebut bertujuan menumbuhkan kreatifitas dalam menciptakan suatu karya yang berguna dari limbah plastik. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SD Negeri 1 Ngawonggo, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Kami Mahasiswa UNISMA juga mengajak siswa/i SD Negeri 1 Ngawonggo untuk membawa 3-4 botol plastik bekas untuk pengelolaah sampah plastik berupa, dan juga mengajarkan bagaimana cara mengelolah sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Kami memanfaakan tembok bekas papan nama sekolah berukuran 31,5 meter yang sudah tidak terpakai sebagai media untuk membuat peta Indonesia dari Eco Brick. Kemudian kami memanfaatkan kurang lebih 600 botol berukuran 220 ml yang telat dipadati oleh sampah plastik menjadi peta Indonesia. Pembuatan ecobricks ini dilaksanakan sejak pengumpulan botol bekas pada hari jumat (2/9/2022), sampai proses pembuatan peta Indonesia yakni pada hari senin (5/9/2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H