Kampus Mengajar 7: Kolaborasi Sinergis Tingkatkan Kesadaran Literasi dan Numerasi di SDN 1 Wiyurejo Pujon

Pada 26 Februari 2024, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam program Kampus Mengajar 7 memulai perjalanan mereka. Dengan membawa surat penugasan, mereka diantar oleh Pak Korwil Kec. Pujon ke SDN 1 Wiyurejo , yang menjadi panggung utama bagi program Kampus Mengajar mereka. 

Selama sepekan, dari 26 Februari hingga 3 Maret 2024, para mahasiswa tersebut terlibat dalam rutinitas sekolah, lebih dari sekadar pengamat, namun menjadi bagian dari komunitas tersebut.

Dalam masa observasi, para mahasiswa ini menyerap kehidupan sekolah dengan menelusuri detail informasi melalui wawancara intensif dengan kepala sekolah, guru kelas, dan guru pamong. Di balik hiruk pikuk aktivitas sehari-hari, mereka menemukan perpustakaan yang tak pernah tersentuh siswa, sudut baca yang terlupakan, serta ancaman learning loss yang merajalela.

Pelaksanaan post-test AKM kelas. (dok. pribadi)

Menyadari realitas yang ada, mereka segera merancang program kerja yang responsif terhadap kebutuhan sekolah. Salah satu program wajib dari Kemendikbud Ristek adalah pelaksanaan Pre-test dan Post-test AKM Kelas. 

Tujuannya adalah mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa, dengan fokus pada kelas 5 sebagai sampel. Hasil Pre-test AKM Kelas membuka mata para mahasiswa: literasi dan numerasi siswa di sekolah ini masih tergolong rendah.

Kelompok mahasiswa tersebut merespons dengan merancang sekitar 20 program kerja yang mencakup peningkatan literasi, peningkatan numerasi, adaptasi teknologi, mitigasi iklim, dan lainnya. Meskipun banyak, beberapa program kerja unggulan mereka antara lain Festival Literasi 2024, Kelas Membaca Intensif, dan Harvest Moon.

Festival Literasi 2024. dok. pribadi

Puncak program kerja mereka, Festival Literasi 2024, berlangsung pada 6-8 Mei 2024. Festival tiga hari ini penuh semangat, melibatkan berbagai stakeholder dalam meriahnya acara. Mulai dari sosialisasi kesehatan reproduksi anak, sosialisasi 3 dosa besar pendidikan, workshop Canva dan Google Workspace, lomba cerdas cermat, hingga pembuatan poster mitigasi bencana. 

Festival ini mencapai puncaknya dengan pameran karya, bazaar siswa, dan penampilan dari masing-masing kelas, ditutup dengan pemberian hadiah dan senam bersama.

Program unggulan lainnya, Harvest Moon, adalah kegiatan menanam tanaman pangan untuk menguatkan ketahanan pangan peserta didik. Mereka mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah, termasuk bantuan tempat dan modal untuk membuat Greenhouse sederhana. Para mahasiswa berharap program ini dapat berkelanjutan dan mendorong semangat siswa dalam berkebun dan bertani.

Program kerja Kelas Membaca Intensif juga menjadi andalan mereka, ditujukan untuk siswa yang kesulitan dalam membaca. Para mahasiswa berharap, melalui program Kampus Mengajar, mereka bisa memberi manfaat positif dan berkesan bagi peserta didik dan stakeholder terkait.

Kampus Mengajar bukan hanya program, tapi juga pengalaman berharga bagi para mahasiswa. Mereka belajar banyak hal yang tak pernah mereka temui di bangku perkuliahan. Lebih dari itu, mereka bisa mengaplikasikan ilmu mereka dalam dunia nyata. Kampus Mengajar menjadi jembatan antara teori dan praktik, sangat direkomendasikan bagi mahasiswa yang ingin berkontribusi langsung dalam dunia pendidikan.