Mohon tunggu...
Refi Amalia
Refi Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Karena Harta Membuat Kita Lupa Akan Halal dan Haram

23 Desember 2016   21:29 Diperbarui: 23 Desember 2016   21:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari, yaitu pada hadist ke 2059 dijelaskan bahwa kewirausahaan ialah :

Artinya : “Dari Abu hurairah RA, dari nabi Muhammad SAW bersabda : akan datang kepada manusia suatu zaman di mana mereka tidak peduli terhadap apa yang diperolehnya apakah berasal dari sesuatu yang halal atau haram”. (HR.Bukhari).

Mari kita kupas bersama maksud dari hadist di atas bagaimana peran kita untuk menjaga perolehan harta yang kita dapat dan kita gunakan. Melakukan kegiatan kewirausahaan bukanlah sesuatu yang lazim yang baru kita kenal, melainkan merupakan sebuah kegiatan yang kita lakukan dalam keseharian kita dalam sebuah perdagangan atau bisnis. Perdagangan sendiri sudah ada semenjak pada zaman Rasulullah dan dapat digunakan juga sebagai bahan penyiar agama islam agar semakin meluas.

Sebagaimana kita tahu apabila kita salah dalam melangkah dan mengambil tindakan maka akan dengan mudah terjerumus ke jalan yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT. Sama halnya dengan berwirausahapun ada kalanya kita akan mudah lalai karena kesenangan dalam nikmat dunia sampai kita tidak memperhatikan hal-hal pentingnya dalam usaha kita. Kita tidak pernah memperdulikan cara memperolehnya, apakah di dapat dengan cara yang halal atau haram bahkan kita enggan mempelajari dan memahami bagaimana tata cara berwirausaha sesuai dengan ajaran islam. Karena apapun yang hasil yang diperoleh dengan cara yang haram maka akan berimbas pada kehidupan kita.

Dalam berwirausaha Rasulullah banyak sekali memberikan contoh. Seperti halnya berwirausaha juga mempunyai akhlak atau etika di dalamnya, karena untuk menuntun kita dalam berdagang atau berbisnis, agar tidak masuk ke dalam hal-hal yang akan membawa kita kepada perbuatan yang haram. Untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang haram Islam banyak mengajarkan kepada kita bagaimana beretika dalam berwirausaha diantaranya:

  • Sikap jujur
  • Jujur disini dapat kita kaitkan dengan sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuat oleh perilaku sendiri. Karena dalam berwirausaha sikap jujur sangat diperlukan yang nantinya akan dapat memperbaiki kinerja usahanya. Dapat kita contohkan dalam berdagang kebanyakan masyarakat sekarang ini sering berkata bohong kepada para pembeli dengan maksud supaya para pembeli percaya atau tertarik dengan kualitas yang tinggi barang yang ditawarkan, namun pada kenyataannya barang tersebut memiliki kualitas yang rendah.
  • Menepati janji
  • Penepatan janji selalu dituntut dalam berwirausaha seperti dalam pembayaran dan pengiriman barang. Sekali ingkar janji, hilanglah kepercayaan pembeli terhadapnya. Selain itu kita harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan telah disepakati sebelumnya.
  • Disiplin
  • Sikap disiplin berhubungan erat dengan konsisten yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan. Maksudnya bisa kita contohkan dalam konsisten waktu dalam melaksanakan kewajiban untuk tepat waktu dalam beribadah kepada Allah SWT, dalam berwirausaha bukan berarti kita harus mengutamakan dunia dalam mencari perolehan harta, namun disisi lain kita harus menyeimbangkan kegiatan duniawi dengan akhirat terlebih dapat mengutamakan akhiratnya.
  • Pantang menyerah
  • Sebagai wirausaha kita harus mempunyai sikap tangguh dan bersemangat dalam bekerja serta pantang menyerah dalam menghadapi setiap permasalahan yang akan datang dan siap dalam menghadapi tantangan arus. Apabila kita tidak mempertahankan usaha kita maka kita akan dikalahkan oleh usaha-usaha orang lain dan usaha kita akan bangkrut atau tidak bertahan lagi.
  • Kreatifitas
  • Pribadi yang dimiliki dalam berwirausaha haruslah penuh dengan kreatifitas karena akan menunjang tingkat produktifitas dan kinerja yang tinggi yang akan diperolehnya. Seperti yang kita ketahui kreatifitas dalam setiap para pedagang sangatlah beraneka ragam, kemampuan setiap yang dimilikinya juga berbeda, maka dari itu kita dituntut untuk saling menghargai dan menghormati kreatifitas seseorang, boleh saja kita meniru kreatifitas orang lain akan tetapi tetap mengetahui batas kewajaran dan dengan niat yang benar-benar untuk menjadikan motivasi atau pandangan untuk usaha berdagang kita.
  • Apabila kita kerjakan hal-hal baik dan tinggalkan hal-hal yang membawa kita kepada kerugian dan pada keburukan, maka Allah SWT senantiasa selalu memberikan kemudahan dan kelancaran serta kebenaran di dalam kerwirausahaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun