Mohon tunggu...
Refa Zendrato
Refa Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi di jurusan Pendidikan Sejarah. Gemar untuk belajar dan bersantai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Militer di Indonesia

2 Mei 2023   03:47 Diperbarui: 3 Juli 2023   05:40 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : https://www.merdeka.com/peristiwa/saat-pasukan-tni-menangis-haru-melihat-jenderal-soedirman.html

Tidak sampai satu bulan, nama satuan militer Indonesia kembali berubah pada 26 Januari 1946. Pemerintah mengeluarkan maklumat pergantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia). Alasannya adalah untuk membentuk kesatuan tentara yang lebih sempurna dengan melihat beberapa contoh dari bangsa lain. Perubahan nama pun kembali terjadi. Pada 7 Juni 1947, Presiden Soekarno menetapkan bahwa sejak 3 Juni 1947 resmi dibentuk TNI (Tentara Nasional Indonesia). Perubahan ini didasari masih banyaknya kekurangan-kekurangan, seperti adanya pemisahan antara TRI dengan badan-badan perjuangan lainnya. Hal ini dianggap sering menimbulkan kesalahpahaman sehingga kurang menguntungkan perjuangan. Badan-badan perjuangan umumnya memiliki haluan sesuai dengan partai politik tempat mereka bernaung. Upaya penyatuan antara TRIdan badan-badan perjuangan telah diupayakan sejak 15 Mei 1947. Soekarno sebagai presiden membentuk panitia khusus perihal penyatuan tersebut. Proses penyatuan yang bertahap kemudian menghasilkan satu ketentaraan bernama TNI, yang dipimpin oleh Pucuk Pimpinan TNI, Jenderal Soedirman. 

PENUTUP 

Tentara Nasional Indonesia punya andil yang besar dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Banyak tahap dan proses hingga konflik untuk mencapai satu kesatuan tentara yang utuh. Mulai dari pembentukan BKR yang status dan unsurnya yang simpang siur hingga perubahan nama berkali-kali hingga menjadi TNI. Dalam BKR sendiri unsur tentara murni belum bisa diproyeksikan, karena selain yang jelas seperti eks-PETA dan KNIL, badan ini juga diramaikan oleh banyaknya laskar dan organisasi pendukung revolusi. Hal ini secara tersirat baik, namun kemudian menimbulkan masalah baru yaitu ego. Kemudian pemerintah mengeluarkan konsepsi mengenai badan ketentaraan lewat pembentukan TKR. Dalam TKR ini mulai ada kejelasan mengenai status tentara itu sendiri. 

DAFTAR PUSTAKA

Atno. Pratama, Nanda Julian., ‘DARI RAKYAT UNTUK RAKYAT: BENIH, CIKAL-BAKAL, DAN KELAHIRAN TENTARA INDONESIA 1945-194’, Journal of Indonesian History 7 (1) (2018), 1 (2018) 

Nugrahanto, Widyo, Rina Adyawardhina, Budi Gustaman, Staf Pengajar, and Program Studi, ‘BKR ( BADAN KEAMANAN RAKYAT ): CIKAL BAKAL TENTARA INDONESIA ?!’, 8 (2018), 389–98

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun