Mohon tunggu...
Refala Roqi Yatazakka
Refala Roqi Yatazakka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Nguri-Nguri Budaya Tradisi Ngarak Gunungan di Desa Tlahab, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal

18 Juli 2024   23:02 Diperbarui: 18 Juli 2024   23:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Tlahab, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, kembali menggelar tradisi Ngarak Gunungan pada tahun ini (16/07/2024). Tradisi ini merupakan bagian dari acara Merti Desa, yang tidak hanya menjadi ajang berkumpul bagi warga tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan mengenang jasa para sesepuh desa.

Menurut Bapak Abdul Kholiq selaku Kepala Desa Tlahab, tradisi Ngarak Gunungan pertama kali dimulai pada era Pak Manten Abdul Ghofur pada tahun 2019. Tradisi ini juga bertepatan dengan peringatan haul sesepuh desa, Mbah Mabarep, yang dikenal sebagai tokoh pendiri Desa Tlahab. Pak Kades juga menyampaikan bahwa sejak saat itu, tradisi ini terus berlanjut dengan beberapa penambahan acara, termasuk Merti Desa.

Dokumentasi Imam Ichwan
Dokumentasi Imam Ichwan

"Tujuan utama dari tradisi Ngarak Gunungan dan Merti Desa adalah untuk mengenang jasa Mbah Mabarep sekaligus melestarikan budaya Jawa yang semakin tergerus seiring perkembangan zaman moderen sekarang. Kami ingin mengenalkan kepada warga Tlahab dan sekitarnya tentang pentingnya mengenang sesepuh desa dan menjaga adat budaya Jawa," ujar Pak Kepala Desa Tlahab.

Acara ini diharapkan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian warga terhadap warisan budaya lokal. Selain itu, tradisi ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang budaya dan sejarah Desa Tlahab.

Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan tradisi Ngarak Gunungan ini sebagai bagian dari identitas kita, serta menghormati jasa-jasa para pendahulu yang telah membangun desa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun