Mohon tunggu...
refadela06
refadela06 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Saya seorang mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Ta'aruf di Era Digital: Peran Media Sosial dalam Membantu Remaja Muslim Menciptakan Hubungan yang Harmonis

5 Desember 2024   02:52 Diperbarui: 5 Desember 2024   03:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transformasi Ta'aruf di Era Digital: Peran Media Sosial dalam Membantu Remaja Muslim Menciptakan Hubungan yang Harmonis

Kelompok 4: Refa Dela, Salwatul Aisy, Muhammad Ghazy Arhab, Hafiz Maulana Irsyad, Siti Alvianti, dan Vivi Kurnia Sari 

Di era yang serba cepat dan saling terhubung ini, dunia digital telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk dalam mencari pasangan hidup. Salah satu perkembangan yang semakin populer adalah ta'aruf.  Ta'aruf berasal dari bahasa Arab arofa yang berarti mengetahui, mengenal. (Muhdlor, t.t.: 1283). Ta'aruf itu merupakan sebuah proses  perkenalan yang termasuk dalam ukhuwah islamiyah untuk mencari dan mengetahui lebih dalam calon pasangan hidup dengan cara yang sesuai syariat islam. Sebelumnya, taaruf dilakukan dengan tatap muka atau melalui perantara keluarga dan kerabat, namun kini, media sosial menawarkan cara baru yang lebih praktis dan mudah diakses oleh siapa saja, termasuk oleh remaja muslim yang ingin menjalani proses ta'aruf. 

Dalam ajaran agama Islam, konsep ta'aruf diawali dengan usaha saling mengenal satu sama lain, meskipun berbeda bahasa, suku dan bangsa. Bahkan konsep ini telah diurai dengan sangat jelas dalam al Quran sebagai berikut :   

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat [49] : 13).

Peran Media Sosial dalam Memfasilitasi Ta'aruf

Media sosial membuka akses luas bagi remaja Muslim untuk menemukan calon pasangan melalui platform seperti Instagram, Facebook, atau grup WhatsApp Islami. Mereka dapat mencari pasangan berdasarkan minat, rekomendasi komunitas, dan kriteria agama yang tercermin melalui unggahan atau bio. Selain itu, aplikasi Islami seperti MuslimMatch dirancang untuk memfasilitasi proses taaruf dengan memprioritaskan nilai-nilai keislaman, memberikan ruang bagi remaja untuk saling mengenal dalam batasan yang sesuai syariat.

Media sosial juga menjadi media komunikasi awal yang praktis, efisien, dan memungkinkan pengawasan pihak ketiga seperti wali. Selain itu, media sosial menyediakan informasi tambahan tentang calon pasangan melalui aktivitas sehari-hari, prinsip hidup, dan jejak digital yang dapat mencerminkan keseriusan dalam menjalani agama. Proses taaruf melalui media sosial umumnya terstruktur sesuai dengan syariat, menggunakan aplikasi Islami yang memfasilitasi pengawasan oleh wali atau keluarga serta pendamping yang menjaga etika.

Media sosial menawarkan efisiensi dan kemudahan dalam hal waktu, biaya, dan komunikasi antar kota atau negara. Selain itu, media sosial turut meningkatkan kesadaran akan adab dan syariat dalam taaruf, dengan banyak konten yang mengedukasi tentang tata cara yang benar, pentingnya melibatkan wali, dan adab interaksi antara laki-laki dan perempuan.

Tantangan Pengguna Media Sosial Dalam Proses Ta'aruf

Proses taaruf di media sosial memiliki beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Pertama, kesiapan mental dan emosional sering kali menjadi hambatan, karena remaja yang ingin menikah cepat belum siap untuk terlibat dalam proses taaruf yang memerlukan waktu dan pengenalan yang mendalam. Kedua, masalah keamanan dan kepercayaan muncul karena adanya risiko pemalsuan identitas di media sosial, yang dapat menimbulkan keraguan dan kekhawatiran. Selain itu, kurangnya edukasi dan pemahaman tentang taaruf dapat membuat remaja menganggapnya sebagai alternatif pacaran, yang mengaburkan esensi dari taaruf itu sendiri. Dinamika sosial dan budaya juga memainkan peran, karena taaruf digital sering kali dipandang sebagai gerakan yang lebih konservatif, menimbulkan ketegangan antara nilai tradisional dan modern. Meski media sosial memfasilitasi interaksi, interaksi virtual sering kali mengurangi kedalaman hubungan, karena komunikasi non-verbal dan nuansa emosional sulit ditangkap secara online. Terakhir, gangguan privasi juga menjadi perhatian, karena informasi pribadi yang dibagikan di media sosial berisiko disalahgunakan, terutama jika digunakan untuk tujuan yang tidak semestinya. 

Nilai- Nilai Islami dalam Taaruf Melalui Media Sosial

 Taaruf melalui media sosial harus tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islami. Pertama, niat yang ikhlas sangat penting untuk memastikan tujuan taaruf adalah untuk mencari pasangan hidup yang sesuai dengan ajaran agama, bukan untuk kesenangan pribadi. Kedua, menjaga adab dan etika dalam berkomunikasi sangat dianjurkan, dengan berbicara sopan dan menghindari percakapan yang tidak perlu. Selain itu, menjaga batasan (hijab) dan aurat, serta tidak berbagi foto atau video yang dapat menimbulkan fitnah, adalah prinsip penting dalam taaruf. Komunikasi juga sebaiknya fokus pada hal-hal yang relevan dengan tujuan perkenalan, seperti kepribadian dan visi hidup calon pasangan. Kejujuran dan transparansi sangat dihargai dalam Islam, sehingga penting untuk tetap jujur dalam menyampaikan latar belakang dan niat. 

Dalam setiap keputusan besar, termasuk memilih pasangan, dianjurkan untuk melakukan salat istikharah dan meminta petunjuk Allah. Proses taaruf juga harus dilakukan dengan hati-hati, menghindari perasaan berlebihan atau tergesa-gesa. Melibatkan keluarga atau wali dalam proses taaruf adalah langkah yang bijak, meskipun percakapan dilakukan melalui media sosial. Selain itu, hubungan antara pria dan wanita yang bukan mahram tidak diperbolehkan sebelum pernikahan, sehingga interaksi dalam taaruf tetap harus menjaga batasan. Terakhir, menghindari fitnah sangat penting, dengan memastikan bahwa setiap interaksi tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan tidak menimbulkan gosip atau prasangka buruk.

Dalam survei yang telah kami lakukan kepada 22 orang mahasiswa, salah satu pertanyaan yang kami ajukan ada yang menyinggung tentang beda pacaran dan ta'aruf. Sebanyak 86,4% responden membedakan taaruf itu dilakukan sesuai syariat islam dengan niat menikah,sedangkan pacaran lebih bebas tanpa keharusan komitmen pernikahan. Secara keseluruhan, taaruf dan pacaran memiliki perbedaan mendasar dalam hal tujuan, proses, batasan, dan dampaknya terhadap individu dan hubungan. Taaruf merupakan cara yang diizinkan dan dianjurkan dalam Islam untuk mengenal calon pasangan dengan tujuan yang jelas menuju pernikahan yang sah. Prosesnya lebih terstruktur, sesuai syariat, dan melibatkan pengawasan keluarga atau wali. Sebaliknya, pacaran cenderung lebih bebas, tidak terikat tujuan yang jelas, dan tidak selalu sesuai dengan prinsip-prinsip agama, terutama dalam hal interaksi dan kedekatan fisik.

Selain itu, kami juga ada menanyakan bagaimana pendapat responden terhadap fenomena media sosial mempermudah ta'aruf. Dan sebanyak 59,1 % menjawab setuju. Data ini sesuai dengan peran media sosial dalam proses ta'aruf yang telah kita jabarkan di atas. Bahwa media sosial bisa membantu untuk memudahkan dalam proses mencari pasangan hidup.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa media sosial dengan segala kemudahan dan tantangannya, telah membuka dimensi baru dalam proses taaruf bagi remaja Muslim. Ini memberikan peluang yang lebih luas untuk saling mengenal dalam konteks yang lebih luas dan modern, sambil tetap menjaga nilai-nilai Islam. Proses taaruf di era digital memungkinkan remaja untuk menjalin komunikasi dengan niat yang lebih serius dan terarah, tanpa harus terjebak pada hubungan yang tidak sehat.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan penuh kesadaran, media sosial bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu remaja Muslim menciptakan hubungan yang penuh makna dan, tentu saja, membawa pada pernikahan yang bahagia dan diberkahi oleh Allah. Semoga artikel ini dapat menambah pemahaman mengenai peran media sosial dalam membantu proses ta'aruf remaja muslin di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun