Kompetisi divisi utama ISL 2014 telah di putar semua tim mulai berlaga,semua berusaha menunjukkan kualitas tim masing-masing tidak ter kecuali PSS Sleman yang sudah jauh jauh hari mempersiapkan diri.
PSS Sleman yang berada di group 5 pun sudah menjalani 5 kali pertandingan,namun dari 5 x laga yang sudah di jalani PSS Sleman baru mengumpulkan nilai 5 poin.hasil dari 1x menang 2x seri dan 2 kali mengalami kekalahan,sungguh sebuah hasil yang sangat jauh dari kata memuaskan.apa lagi tim ini (baca PSS Sleman) mempunyai target tinggi yaitu lolos ke Liga Super ISL.
Dilihat dari persiapan, PSS Sleman termasuk tim yang mempunyai masa persiapan cukup panjang di banding tim tim lain,mulai dari Pengangkatan pelatih kawakan sekelas Sartono Anwar yang bersaing dengan Timo,entah atas dasar dan alasn apa akhirnya manajemen memilih Sartono Anwar sebagai pelatih tim kebanggaan warga Sleman ini.Setelah mendapatkan pelatih manajemen kembali berburu asisten pelatih yang saat itu sempat mencuatkan dua nama yaitu Lafran Pribadi yang sempat melatih dan membawa PSS menjadi juara dan Seto Nurdiyantoro yang juga mantan pahlawan dan punggawa PSS Sleman.dan dengan berbagai alasan akhirnya manajemen tidak memilih keduanya dan akhirnya memilih Edi Broto sebagai asisten pelatih.Babak selanjutnya manajemen mulai melakukan pembentukan tim dengan melakukan seleksi pemain yang di pandu langsung oleh Sartono Anwar sebagai pelatih kepala dengan mendatangkan pemain pemain yang sudah cukup terkenal di persepak bolaan Indonesia sebut saja Saktiawan Sinaga,Rasmoyo dll.namun sayang di tengah proses pembetukan tim,PSS justru kehilangan manajer Suparjiono yang mengundurkan diri yang di ikuti oleh beberapa pemain lama yang menjadi tulang punggung PSS Sleman karena ketidak pastian manajemen.
Dalam keadaan tanpa manajer PSS terus melanjutkan pembentukan tim yang di pegang langsung oleh Sartono Anwar dan di tindak lanjuti oleh manajemen dengan negosiasi berdasarkan rekomendasi pelatih dan menghasilkan pemain pemain tim yang saat ini berlaga.
Dengan dukungan suporter Slemania,BCS dan Sleman Fans yang sangat setia dan penuh semangat menggebu PSS Sleman mulai melakukan uji coba, baik dengan tim lokal maupun dengan tim sesama kontestan divisi utama ISL.
Setelah cukup lama tanpa manajer akhirnya PSS Sleman mendapatkan sosok Sukoco sebagai manajer saat ini.
Melihat berbagai proses di atas PSS Sleman sebenarnya sangat menjanjikan di awal,namun karena beberapa persoalan yang di temui di tengah pembentukan tim akhirnya sedikit banyak berpengaruh pada tim yang di hasilkan.ibarat orang memasak dengan bahan dan bumbu yang berkualitas namun dalam proses memasak terjadi masalah pasti akan menghasilkan masakan yang kurang sedap atau nikmat,begitu pula yang terjadi terhadap tim PSS Sleman.
Jika dilihat dari sisi keuangan PSS Sleman termasuk tim yang sehat,dengan dukungan suporter yang sangat luar biasa, militan dan berani berkorban apapun seharusnya PSS Sleman bisa menjelma menjadi tim besar yang di takuti,namun yang terjadi justru sebaliknya,PSS Sleman justru meredup di tengah kompetisi.
Di lihat dari sisi pemain seharusnya PSS Sleman mempunyai banyak pemain yang berkualitas,karena PSS Sleman didukung oleh tim tim perserikatan di bawahnya yang selalu menghasilan putra putra daerah yang bertalenta dan tentunya memiliki loyalitas serta rasa cinta yang lebih terhadap PSS Sleman.Dengan keuangan yang sehat PSS Sleman seharusnya juga bisa merekrut pemain pemain berkualitas bukan pemain dengan nama besar.
Dilihat dari sisi pelatih saat ini PSS Sleman mempunyai pelatih yang kaya dengan pengalaman dan prestasi bahkan nama besar seperti sosok Sartono Anwar.Namun itu tidak cukup untuk membawa PSS Sleman menjadi besar,PSS Sleman butuh pelatih yang juga punya rasa cinta dan rasa memiliki terhadap tim ini,dan itu biasanya di miliki oleh putra daerah.
Saat ini belum terlambat kawan....cepatlah berbenah,perbaiki apa yang salah,isi yang kurang jadilah suporter yang cerdas dan jeli dalam melihat segala permasalahan di tim ini, jika ada suporter yang mengatakan kalah tidak apa apa itu hanya menghibur diri,menerima kekalahan bukan berarti pasrah dengan kekalahan....setiap suporter dimanapun pasti mendambakan timnya menang,karena dari kemenangan demi kemenangn itulah prestasi bisa di lihat dan di ukur.