"Halah, mulai deh mau berfilosofi pasti," potong Qila.
"Dengerin dulu, heh," sela Qiro. "ombak itu mengajarkan kita untuk berikhlas. Karena ombak laut akan selalu membasahi kita ketika kita di pantai, tapi gak pernah mengharapkan imbalan apa pun atas perbuatan dia."
"Yah itu kan memang sudah tugas dia ngebasahin kita."
"Bukan gitu, Qil. Ah kamu ngeselin."
Qila cekikikan melihat kakaknya kesal. "Iya iya paham. Artinya kita harus ikhlas tanpa mikirin imbalan apa pun kan?"
"Iya gitu. Selain itu ombak ngajarin gitu buat konsisten. Ombak laut bakal ngelakuin hal yang sama sepanjang masa dan gak akan pernah berhenti sesaat pun. Kamu juga harus gitu. Gak boleh nyerah sama rintangan apa pun, oke?"
"Banyak amat sih, ah. Bosen dengerin ocehan mulu."
Qiro mengangkat tangannya dan menaruhnya di atas kepala Qila, kemudian ia mengacak-acak rambut itu dengan kasar. Sampai Qila mengaduh kencang baru ia menghentikan tindakannya. Ia sangat gemas dengan gerutuan adik yang paling disayanginya itu.
Ah, rasanya Qila tau apa yang dimaksudkan dengan ombak laut mengajarkan keikhlasan. Yaitu mengikhlaskan Qiro pergi.
Penulis : Hildawati Septiani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H