Kedua kurangnya bentuk apresiasi negara terhadap karya anak bangsa. Sampai saat ini ada banyak sekali isu yang bertajuk kurangnya dukungan negara terhadap karya anak bangsa, contohnya Dr. Khoirul Anwar, pencipta teknologi broadband yang menjadi cikal bakal lahirnya mobile 4G LTE.
Mereka merasa terabaikan ketika mempresentasikannya di negeri sendiri sehingga mereka memutuskan untuk mencobanya di luar negeri, alhasil produknya diproduksi oleh negara lain. Dan lucunya Indonesia menjadi pangsa pasar penjualan produk tersebut.
Disisi lain Indonesia merupakan negara yang kaya, akan sangat menguntungkan jika negara bisa mengelolanya dengan optimal. Kenyataannya banyak kekayaan milik Indonesia yang membuat negara lain tergoda seperti kekayaan hayati, kekayaan penduduk beserta budayanya, kekayaan hasil tambang dan lain-lain.
Lalu kembali ke pertanyaannya, bisakah Indonesia menjadi negara maju? Jawabannya tentu bisa. Lalu kapan? Jawabannya ada di tangan para generasi muda. Ketika generasi muda siap, maka saat itu juga Indonesia bisa menjadi negara maju karena generasi mudalah yang akan menjadi para 'pilot' negara.
Indonesia membutuhkan generasi muda yang sadar bahwa merekalah putra-putri bangsa yang akan meneruskan warisan para pendahulunya, sehingga mereka mau berdedikasi untuk negeri. Generasi muda Indonesia yang akan mengibarkan bendera dan menyuarakan nama Indonesia.
Seberapa besar Indonesia di masa depan bergantung pada generasi mudanya dan apa yang dilakukannya mulai sekarang. Ketika generasi muda berkarya, pada saat itu juga mereka menuliskan sejarahnya dan  sejarah bagi Indonesia.
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia"- Ir. Soekarno.
Seperti itulah pendapat saya, lalu 'what is your mind?'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H