Desa Jumbak adalah sebuah daerah yang memiliki sejarah yang cukup panjang, sama seperti daerah daerah tua lainnya. Dengan cerita yang sangat panjang dan sebagian cerita yang dibuat buat, dan dengan kontur alam yang masih diliputi oleh perkebunan sawit dan karet, membuat daerah tersebut seperti terisolasi dari daerah lainnya. Selain itu daerah tersebut juga mempunyai cerita mistik yang cukup kuat, mungkin itu semua diakibatkan oleh daerah yang jauh dari keramaian dan lingkungan alam yang juga sangat dekat dengan kehidupan alam bebas.Â
Maka tidak mengherankan jika semua itu terjadi begitu saja, dan membuat sistem Teologis penduduk setempat menjadi begitu pekat dan kokoh sehingga bagaimanapun orang dari daerah luar mencoba mempengaruhi hal tersebut, sangat sulit rasanya untuk mengubahnya. Dan jikapun akan merasakan hawa perubahan, maka perubahan yang terjadi hanya meningkat kekonsep metafisik.
Pada awalnya, Desa Jumbak merupakan suatu daerah tempat pelarian orang orang tempo dulu saat perperangan terjadi antara pejuang Nusantara melawan Pasukan Jepang pada tahun 1942. Namun seiring berjalannya waktu, orang orang dari luar yang bukan hanya melakukan pelarian karena perang, akan tetapi ada juga yang melakukan pelarian disebabkan pengusiran atau tidak diterima didaerah asalnya. Maka atas dasar itulah daerah tersebut memiliki banyak sekali penduduk yang merupakan orang orang pendatang dari daerah luar.
Dan itu juga menjadi faktor sulitnya akses pemahaman positifis untuk merasuki daerah tersebut. Ditambah lagi kokohnya ilmu ilmu dalam dan mistik, membuat daerah tersebut menjadi salah satu dari sekian banyaknya daerah yang terisolir, sehingga pemahaman baru sangat sulit untuk dijangkau dan diberikan secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H