[caption id="attachment_53972" align="aligncenter" width="225" caption="Foto: Dok. Pribadi"][/caption] Pantai Seger ternyata tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah, tetapi juga menawarkan legenda yang menjadi tradisi tahunan bagi warga sekitar pantai. [caption id="attachment_53949" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Seger dari view point kami"][/caption] Libur akhir tahun, saya isi dengan memanggul ransel bersama tiga orang teman kantor yang semuanya wanita. Kami mengunjungi Malang, Lombok, dan Bali. Dari semua tempat yang dikunjungi, ada satu tempat yang terus terbayang yaitu Pantai Seger, Lombok. Letak pantai ini berada di sebelah selatan Lombok Tengah. Kami menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam dari Mataram untuk menuju ke sana mengendarai mobil sewaan. [caption id="attachment_53965" align="alignleft" width="150" caption="Foto: Dok. Pribadi"][/caption] Sampai tempat tujuan, mata saya benar-benar dimanjakan dengan keindahan yang terpapar di sana. Mata yang terkantuk-kantuk sepanjang perjalanan, spontan terbuka lebar, sampai rasanya sayang untuk berkedip. Seorang teman yang memang kuliah di Lombok dan menjadi guide kami langsung mengarahkan para tamunya ini ke view point untuk melihat keseluruhan Pantai Seger. Tempat view point kami ini adalah salah satu bukit yang berdiri tegak di sekitar pantai. Saya tidak akan keberatan duduk berlama-lama di atas bukit itu, kalau saja waktu yang kami punya tidak terbatas. Karena harus mengunjungi spot tujuan lain, saya harus beranjak dari sana dan sebelum pergi tidak lupa mengabadikan keindahan pantai menggunakan kamera saku. [caption id="attachment_53971" align="alignright" width="150" caption="Foto: Dok. Pribadi"][/caption] Sepulang dari Lombok, saya masih belum mengetahui legenda Pantai Seger. Tetapi karena dengan sekali "klik", kita bisa mencari berbagai macam informasi. Akhirnya, tahulah saya bahwa Pantai Seger merupakan tempat terjadinya legenda Putri Mandalika yang menjatuhkan dirinya ke laut. Sang Putri konon menjelma menjadi sejenis cacing laut, yang disebut "Nyale". Maka, setiap tanggal 20 bulan kesepuluh penanggalan Suku Sasak, warga sekitar pantai berkumpul di Pantai Seger untuk melakukan tradisi tahunan "Bau Nyale" yang berarti menangkap cacing Nyale yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Hmmm... Jadi ingin rasanya, kembali ke Pantai Seger pada saat "Bau Nyale". Sehingga bisa menjadi saksi tradisi turun temurun tersebut sekaligus menikmati keindahan alam Seger yang pastinya membuat kita ingin ke sana lagi dan lagi. [caption id="attachment_53978" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Dok. Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_53981" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Dok. Pribadi"][/caption]
