Podcast nampaknya sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Banyak sekali judul-judul podcast yang sudah berlalu-lalang di media sosial. Lalu apa itu podcast? Mengapa menjadi sangat populer di kalangan anak muda?
Podcast merupakan rekaman audio yang dapat didengarkan melalui internet. Podcast bisa diakses kapan saja asalkan penggunanya memiliki akses internet dan perangkat yang mendukung. Podcast menjadi populer karena sifatnya yang on demand.
Pada awalnya podcast dikatakan merupakan singkatan dari iPod dan broadcast. Namun, beberapa pihak kurang kurang menyukai singkatan ini karena kaitannya dengan produk Apple. Singkatan "Play-on-Demand" lalu disarankan untuk menggantikan iPod.
Sejarah Podcast Singkat
Melansir dari BBC News kata "Podcast" dipopulerkan pertama kali oleh Ben Hammersley. Seorang jurnalis BBC yang mencetuskan kata "Podcast" pada 2004. Ben Hammersley menyebut kata podcast pertama kali pada artikel yang Ia tulis untuk The Guardian.Â
Pada waktu itu Ben Hammersley sedang dikejar deadline untuk sebuah artikel di blog radio internet The Guardian. Ia dipanggil oleh tim editor The Guardian untuk membuat satu kalimat lagi. Kalimat ini gunanya adalah untuk mengisi halaman.
Ben Hammersley lalu mengisi kalimat terakhir ini dengan kata "Podcast". Beberapa bulan kemudian Oxford English Dictionary meneleponnya. Ben Hammersley ditanya mengenai kata podcast yang Ia sebutkan, apakah benar dirinya yang mengarang kata tersebut. Oxford English Dictionary mengatakan bahwa mereka tidak dapat menemukan kutipan kata podcast sebelum artikel yang dibuat oleh Ben Hammersley.
Podcast dan Pendengarnya
Reuters Institute dan Oxford University dalam sebuah laporan yang mereka rilis dengan judul Digital News Report (DNR) 2023 menulis tentang perkembangan podcast. Penelitian mereka tentang perkembangan podcast ini mereka lakukan di 20 negara. Negara-negara tersebut adalah Inggris, AS, Jerman, Prancis, Itali, Spanyol, Irlandia, Norwegia, Swedia, Finlandia, Denmark, Belgia, Belanda, Swiss, Austria, Jepang, Singapura, Australia, Kanada, dan Argentina.
generasi muda. Khususnya mereka yang ada di segmen usia 18-24 tahun di angka mencapai 56%. Usia 24-34 tahun menyusul di angka 53%. Hal ini kemungkinan menurut DNR 2023 karena mereka yang ada di usia 18-24 dan 25-34 lebih banyak menghabiskan waktunya dengan smartphone.
Berdasarkan DNR 2023, mayoritas pendengar podcast di 20 negara tersebut adalahDNR 2023 juga menyebutkan bahwa pendengar podcast kemungkinan berpendidikan tinggi. Mereka yang berpendidikan tinggi ada di angka 41% pendengar podcast di 20 negara. Sedangkan yang berpendidikan rendah ada di angka 25%.
Pendengar podcast juga biasanya memiliki pendapatan yang cukup tinggi. Angkanya mencapai 41% dari pendengar podcast yang memiliki tingkat pendapatan tinggi di 20 negara.
Podcast mungkin belum menjadi media yang sangat besar, namun segmentasi pendengarnya cukup menarik perhatian. Terutama bagi mereka perusahaan-perusahaan yang ingin mengiklankan produk mereka.Â
Pendengar podcast pada umumnya berpendidikan tinggi dan muda. Tentu saja ini merupakan segmen yang menarik bagi pengiklan. Apalagi para pendengar podcast juga cenderung berpendapatan tinggi.
Meskipun demikian, podcast tetap dianggap menarik bagi berbagai kalangan. Khususnya bagi anak muda. Podcast bisa menjadi pilihan saat sedang berpergian, berjalan di taman, atau saat berada di gym. Podcast juga sering kali didengarkan saat melakukan tugas sehari-hari di rumah seperti bersih-bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H